"Shani.." Lirih Gracia, entah kenapa Gracia menyebut nama itu. Gracia tersenyum kecil. "Gue kangen sama lo, lo ada dimana?"
Sedangkan di tempat lain.. Vino terduduk lemas.
"Disana. Shani ada di dalam sana, yah.. Vino nggak tau harus apa pas kejadian itu berlangsung. Belum selesai masalah Gracia, Shani juga bikin Vino khawatir dan takut. Sekarang Vino mesti apa yah?"
Om Rey segera memeluk putranya yang terlihat kacau itu. "Ssshh Vino, Shani bakal baik-baik aja."
Vino menggeleng. "Nggak. Shani ada disana dan itu berarti dia nggak baik-baik aja. Ayah nggak perlu berbohong demi membuat Vino merasa tenang."
Om Rey hanya bisa memeluk Vino untuk menenangkannya.
"Ayah, Shani ada dibalik pintu itu. Gimana dia bisa baik-baik aja kalau dia lagi ada di ruang operasi? Ini semua karena kepergian Gracia, yah.. Kenapa Gracia harus pergi sih? Shani butuh dia.. Vino juga butuh sahabat Vino.." Vino membalas pelukan ayahnya.
Om Rey menghela nafas. Dari sini juga ia dapat melihat wajah khawatir kedua besannya yang berada di depan pintu itu. Om Rey kembali menatap sedih putranya, bukan pertama kali ia melihat putranya seperti ini.
"Vino, lihat ayah."
"Kita perlu bicara berdua.."
Vino menatap ayahnya dengan bingung.
***
"Vino, ayah sayang sama kamu.. dengerin baik-baik omongan ayah.. Ini tentang Gracia."
"Apa? Ayah bilang nggak akan ada yang berubah kalaupun ayah ngasih tau siapa orang yang ada dibalik semua ini.."
"Vino apa kamu bahagia saat ini?"
Vino mengerutkan alisnya.. pertanyaan ayahnya keluar dari topik. Apa maksud sebenarnya ayahnya malah bertanya soal kebahagiaan?
"Apa raut wajah Vino saat ini memperlihatkan kalau Vino tuh lagi bahagia, ayah?"
Reynathan meneguk ludah lalu dia menggeleng. "Ayah merasa menyesal."
"Apa yang ayah sesali? Bukan ayah kan orang yang membantu Gracia buat pergi? Bukan ayah kan orangnya?"
"Memang bukan ayah," Vino menghela nafas lega. "Tapi, ayah ikut terlibat.."
"Apa?"
"Vino dengerin dulu penjelasan ayah, Ayah juga sayang sama Gracia, ayah berpikir Gracia memang gadis yang baik.. Itukan yang jadi alasan kenapa ayah juga bisa tahu alamat rumahnya? Alamat rumah yang ayah kasih ke kamu? Tapi ayah lebih merasa sayang sama kamu Vino.."
"Ayah.." Vino menggeleng. "Apa maksudnya ini? Ayah jelasin ke Vino sekarang juga, kenapa ayah ikut terlibat berbuat hal seperti itu? Kenapa ayah dengan jahatnya menyuruh Gracia untuk pergi?"
"Ayah nggak nyuruh Gracia buat pergi Vino!"
"Ya terus apa?"
"Ayah... ayah memang tahu rencana kepergiannya. Ayah awalnya merasa bimbang dan nggak tau mau ngomong apa pas ayah tau itu tapi.."
"Kenapa ayah nggak ngasih tau Vino?"
"Vino plis, tolong dengerin penjelasan ayah sampai selesai. Baru kamu bisa merasa marah atau apapun sama ayah."
Vino pun diam selama Reynathan menjelaskan semuanya..
"Tapi ayah berpikir kamu dan Shani akan bersatu setelah Gracia pergi.. Itu berarti impian kamu dari dulu untuk bersama Shani akan terkabul. Jadi ayah tak memberitahukanmu karena ayah pikir itu tak perlu.. kepergian Gracia adalah rencana rahasia, dia juga sengaja pergi dan menghilang secara diam-diam kan? Namun jika kamu bertanya siapa orang yang membantu Gracia untuk pergi dia.. dia .. Sebenarnya.. Hm, sebenarnya dia.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Her ✔
Fanfic[COMPLETED] Gracia yang naif hanya menginginkan bahagia dalam hidupnya. Bahagia yang ia rasakan sempurna dengan datangnya cinta. Cinta yang ia definisikan sebagai Shani. Cinta yang sulit diraih, bukan karena bertepuk sebelah tangan... Namun karena k...