"Kenapa semua orang liatin gue sama lo kayak begitu Gre?"
Gracia mengangkat bahunya. "Aku nggak tau deh kenapa,"
Sesampainya Gracia dan Vino di kelas...
Vino berbisik di telinga Gracia, "Sumpah ya, gue sama sekali nggak punya penyakit telinga, gue belum budek dan gue yakin gue nggak salah denger kalau cewek di belakang kita itu sedari tadi bisik-bisik dan mereka nyebut-nyebut nama gue segala.."
"Vin, mungkin mereka emang nyebut nama Vino, tapi Vino didunia ini bukan cuman kamu doang kan? So, positif thinking ajalah."
"Haish, lo mah..."
"Masalahnya kalau yang mereka sebut itu bukan gue, kenapa mereka daritadi liatin gue coba?"
"Mungkin karena lo makin ganteng hari ini?"
"Lo diajak serius mah bercanda mulu dah Gre, iya deh iya gue tau yang kemaren abis baikan.."
Gracia terkikik. "Udahlah santai aja, lo kan yang nyuruh gue untuk jangan dengerin apa kata orang? Itupun kalau bener mereka lagi ngomongin lo sekarang ini.."
***
Di kantin. Semua mata melirik Vino dengan sinis. Termasuk sahabat Shani yaitu Anin, kak Nadse yang duduk disamping Anin namun tidak dengan Okta. Frans lagi-lagi menghilang. Vino dan Gracia segera duduk disamping Shani. Gracia ikut heran dengan hal aneh ini. Gracia melihat Shani menghela nafas panjang.
"Kenapa sih? Ada apa sebenernya?"
"Loh? Mana cincin kalian?" Tanya Anin dengan sinis.
Vino menatap Shani dengan pandangan bertanya, "Gue nggak tau deh siapa yang sebenernya jahat disini, Gracia yang mutusin Shani tanpa sebab, Shani yang malah cari pelarian buat tunangan sama Vino, atau Vino yang juga manfaatin Gracia dengan pura-pura baik dan jadi sahabatnya supaya bisa nikung dan rebut Shani dari Gracia, gue nggak tau siapa yang sebenernya munafik disini."
Gracia dan Vino terkaget. Shani menunduk, namun ia mendongakkan kepalanya saat menjawab ucapan pedas Nadse, "Kalau kalian nggak tau apa-apa nggak usah sok tau makanya,"
"Kenapa lo nutupin semua ini Shani? Bahkan ke gue?" Anin menatap Shani dengan sengit.
Shani beranjak dari tempatnya duduk lalu pergi. Sedang Vino dan Gracia masih berada ditempatnya, sekarang semuanya terbongkar. Pertunangan itu telah diketahui semua penghuni sekolah. "Kalian tau semua itu darimana?" Tanya Vino.
Gracia mengangguk setuju dengan pertanyaan Vino lalu menatap Anin, pacar barunya Kak Nadse dan Okta yang sedari tadi diam dan tak bicara.
***
Shani pergi ke atap sekolah. Tak disangka-sangka disana ada Frans.
Pagi tadi, Shani berangkat dan hal yang sama terjadi pada Vino juga terjadi padanya. Saat ia sampai di kelas, Okta dengan cepat menghampiri Shani dan berbisik. "Gue nggak tau siapa yang nyebarin ini semua. Gue berani sumpah bukan gue orangnya, Shan! Anak-anak udah pada tau pertunangan lo dan Vino semalem."
Shani kaget, tapi setelahnya dengan reflek Shani tersenyum masam. "Sial." Umpatnya.
Shani kini berjalan mendekati Frans yang berdiri tak jauh darinya. "Gue bertanya-tanya kapan lo kesini, mungkin 5 menit lagi, mungkin 3 menit lagi. Tapi gue salah, lo kesini lebih cepat dari yang gue kira."
"Kenapa lo ada disini dan nunggu gue? Lo kesambet apaan?" Tanya Shani tak ramah. Bagaimana ia bisa ramah mengetahui Frans yang masih suka dan berusaha dekat dengan Gracia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Her ✔
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Gracia yang naif hanya menginginkan bahagia dalam hidupnya. Bahagia yang ia rasakan sempurna dengan datangnya cinta. Cinta yang ia definisikan sebagai Shani. Cinta yang sulit diraih, bukan karena bertepuk sebelah tangan... Namun karena k...