[11]: Kencan Kedua

3.7K 342 2
                                    

Aldo berdiri di samping sepedahnya, menunggu Tyara turun dari apartementnya. Hari ini ia dan Tyara akan kencan untuk kedua kalinya, dan tentu saja untuk menebus kencan pertama mereka yang gagal.

Beberapa menit setelahnya Tyara keluar, pakaian yang hari ini digunakan Tyara membuat Aldo tepana. Memang, hanya dress bertali spaghetti dengan motif floral yang dipadukan dengan ankle boot dan topi, namun pancaran aura Tyara hari ini berbeda.

"Maaf ya nunggu lama, oh iya, aku bikinin kamu ini, caramel macchiato," ucap Tyara sambil menyerahkan gelas kertas berisi caramel macchiato.

"Boleh tolong kamu pegang dulu nggak? Selama perjalanan dari sini sampai ke tempat tujuan aja."

Tyara mengangguk dan kemudian duduk di bagian belakang sepedah.

"Kamu lucu deh pake sepedah ontel kayak gini, seandainya aku bisa motret kamu pasti bakal aku cetak," tutur Tyara sambil tertawa senang.

"Kamu lebih lucu lagi, sifat kamu kayak anak-anak, beda 180 derajat sama kalau kamu lagi di acara talk show."

Kalem, seperti biasanya. Aldo selalu menanggapi omongan Tyara dengan kalem, bahkan terkadang cenderung dingin.

"Iih, kenapa sih kamu bahas tentang itu mulu?" Tanpa sadar Tyara menggembungkan kedua pipinya, kesal jika seseorang menyebutnya kekanak-kanakan.

>>>><<<<

"Aldooo, main sepedah bebeek, yayaya?" Tyara mengapit lengan Aldo dengan ringan.

Entah mengapa, setiap lengan mungil itu berada di lengannya ia merasa utuh, bagaikan tangan mungil itu memang seharusnya melingkari lengan kokoh milik Aldo.

"Kamu itu udah besar, malu sama umur kamu yang sudah 27 tahun tapi masih mainan sepedah bebek."

Mendapat reaksi cuek dari Aldo membuat Tyara gemas dan menarik Aldo ke tempat penyewaan sepedah bebek tersebut.

"Pokoknya kita harus main ini!" Putus Tyara sepihak.

Aldo hanya tersenyum setengah, tidak bisa menolak permintaan perempuan di sampingnya, tapi juga tidak ingin menaiki sepedah bebek.

"Kita naik canoe aja, ya?" Aldo menego keinginan Tyara.

"Tapi pake sepedah bebek lebih lucu, Aldo!" Tyara hanya menggerutu.

"Pake canoe lebih romantis, Natyara." Cuek. Selalu seperti itu.

"Yaudah, tapi kamu yang dayung, ya." Putus Tyara setelah beberapa saat.

Aldo tersenyum memerhatikan semua tingkah laku Tyara hari ini, bahagia dan selalu tersenyum. Bahkan cenderung terlalu kekanak-kanakan.

Tapi, orang yang paling bahagia selalu memiliki tangis di baliknya bukan? Pikir Aldo dalam hatinya. Karena dia merasakannya, sering kali ia menemukan bibir Tyara tersenyum namun matanya tidak bersinar.

Aldo menghembuskan nafasnya, tidak mengerti mengapa ia peduli terhadap gadis mungil itu, mengapa ia sangat ingin melindunginya.

Jemari Aldo menggenggam lembut jemari Tyara saat menuju tempat penyewaan canoe.

Dan saat itu, semuanya terasa benar. Dan seperti seharusnya.

>>>><<<<

Tyara mengambil kembang gula yang sedang di pegang oleh Renaldo dan tertawa bahagia melihat muka Renaldo yang ditekuk.

Jaket milik Aldo telah tersampir di pundaknya, untuk membuatnya tetap hangat karena hari menjelang malam dan pakaian Tyara basah karena tercebur di danau.

"Kenapa kamu suka sama kembang gula?"

Tyara hanya terdiam mendengar pertanyaan Aldo.

"Mungkin, sebagai penyeimbang dari rasa kopi hitam yang sering aku minum, hidup itu harus seimbang, bukan? Tidak selamanya pahit, ataupun selalu manis." Tyara menatap lurus ke depan.

"Saya nggak tau kenapa, tapi saya merasa saya sudah lama mengenal kamu," Aldo memandang wajah Tyara.

"Bukannya hal itu memang sering terjadi, ya? Karena rasa nyaman yang diberikan satu sama lain, hal itu sangat mungkin terjadi."

Dalam hatinya Tyara tersenyum kecut, kita emang udah lama kenal, Do. Dan kita emang udah deket, deket banget.

==========
a/n

Maaf banget kalau partnya jadi pendek-pendek, jujur aja gue lagi ngejar target banget biar seenggaknya bulan Februari akhir Elegy udah selesai, jadi gue nggak ada utang lagi sama kalian.

Tetep vote sama comment yaa, vote dan comment kalian berarti banget, bikin gue tambah semangat. Minta kritik saran juga, dong buat Elegy, hehe.

Ohiyaa, buat yang galau galau, bisa di check tulisan baru gue judulnya Untitled.

Ciao!

ElegyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang