[4]: 30 Minutes With Tyara

6.3K 422 7
                                    

Macet yang selalu melanda di kota membuat Renaldo jenuh. Lelah. Bukan hanya fisik, namun juga pikirannya.

Meeting hari ini menguras tenaganya. Tender yang harus ia menangkan kali ini cukup rumit dan mengharuskan Renaldo berfikir out of box.

Melihat coffee shop yang ada beberapa meter di depannya, Renaldo memberikan sign dan memasuki tempat parkir coffee shop yang dapat dibilang cukup ramai untuk coffee shop kecil seperti ini.

"Caramel macchiato satu," pesan Renaldo.

Setelahnya dia mencari tempat duduk, entah mengapa ia ingin duduk di pojokkan dan menikmati kopinya.

Aku suka pojokkan, bisa bikin tenang.

Kata-kata Tyara melintas di kepala Renaldo.

Mengingat Tyara, Renaldo segera membuka tas kerjanya dan mengeluarkan buku harian Tyara.

*****

"Lima menit lagi on stage," ucap salah satu kru panggung acara talk show.

Sudah tiga bulan Natyara menjadi pembawa acara talk show untuk remaja ini. Tema yang diangkat dari kehidupan sehari-hari remaja, penyelesaian problem yang singkat namun tepat sasaran, dan sering mendatangkan beberapa artis untuk memberikan cerita kehidupan mereka membuat acara ini mendapat rating tinggi.

Natyara segera merapihkan tampilannya dan mulai berjalan ke belakang stage dengan anggunnya. Tidak lupa dia memberikan senyum hangat kepada seluruh kru yang bertugas, karena itulah Natyara disukai banyak orang.

"On one, two, three..."

Setelah mendapat instruksi dari kru panggung, Natyara berjalan dengan anggun ke atas panggung. Senyuman ramah yang menghiasi wajahnya segera disambut tepuk tangan penonton.

Sementara itu di lain sisi, Renaldo sedang terjebak macet yang entah akan mencair kapan. Renaldo memutuskan untuk turun dari mobil dan mencegat ojeg sepeda yang sedang melintas, dengan segera Aldo menyebutkan lokasi syutingnya.

Tidak sampai tiga puluh menit, Aldo sudah sampai di lokasi syuting hari ini dan langsung berlari ke ruang make up untuk bersiap-siap.

"Masuk stage, nanti dia bakal ngasih aba-aba kok," kru panggung tersebut menepuk pundak Renaldo dan berlalu dari hadapannya.

Kayaknya gue kenal cewek itu, batin Aldo.

"Nah, kali ini kita bakal ditemenin sama salah satu personel band yang lagi naik daun, siapa dia?" Pembawa acara tersebut memanggil Aldo untuk naik ke atas panggung.

Ketika tatapan mereka bertemu, Renaldo hanya fokus pada gadis yang berada di hadapannya saat ini. Gadis yang telah mencuri perhatiannya semenjak pertemuan pertama.

Suara tepuk tangan yang bergemuruh menyadarkan Aldo, tanpa dia sadari pipinya bersemu merah. Namun dengan mudahnya ia menutupi rona di pipinya dan bersikap cuek seperti biasanya.

"Okay, ternyata kali ini kita kedatangan tamu yang lumayan ganteng, dan lagi digandrungin aama banyak perempuan, Renaldo...," Tyara berusaha mengendalikan suaranya. Entah kenapa saat mengetahui tamunya hari ini adalah Renaldo dia merasa sangat gugup dan salah tingkah.

Pantesan aja dari pertama ketemu mukanya familiar, orang dia musisi terkenal. Dasar dodol, batin Tyara saat melihat Renaldo berjalan ke arahnya.

Tyara pun merasa malu karena tidak menyadari bahwa tamunya hari ini adalah Aldo, kesalahnnya karena tidak membaca profil tamunya yang kali ini dengan benar. Dan kesalahannya juga karena tidak peduli dengan musik Indonesia serta musisinya.

ElegyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang