KANAYA || PART 2

5K 196 3
                                    

__________________________________

Gue harap gak akan ada lagi pertemuan selanjutnya.

~ Satya Adipati ~

🍁🍁

Satya masih menghormat dan Kanaya masih setia ditempatnya, menunggu Satya dihukum sampai waktu istirahat. Kanaya cukup bosan dari tadi duduk terus, ia ingin segera pergi dari tempat ini, namun mengingat guru yang menghukum satya tadi terlihat galak, niatnyapun ia urungkan.

Namun kali ini keberuntungan sedang berpihak pada Kanaya, bel istirahat berbunyi dan berarti hukuman Satya selesai dan Kanaya bisa pergi dari sini.

"Kak, berhubung bel udah bunyi, a-" ucapan Kanaya terpotong karena Satya.

"Pergi!" jawab Satya dengan ketus.

Kanaya masih diam di tempat, masih belum percaya apa yang terjadi barusan, Satya sangat ketus.

Satya sudah pergi dari hadapan Kanaya sejak tadi, dan Kanaya baru menyadarinya. Kanaya merasakan perutnya minta diisi, sebelum Kanaya pergi ke kantin ia pergi ke kelasnya terlebih dahulu untuk mencari temannya, karena Kanaya tidak suka jika harus makan sendirian.

"Hai Tha," panggil Kanaya sambil melambaikan tangannya pada Agatha temannya.

"Ehh hai juga, Nay. Mau ke kantin?" tanya Agatha.

"Yuk!" sahut Kanaya dengan semangat 45 nya.

Sesampainya di kantin, Kanaya melihat ke segala penjuru kantin mencari tempat yang kosong. Kanaya menemukannya, di sana hanya tersisa 1 tempat yang masih kosong.

Kanaya segera menuju tempat itu dan menjatuhkan pantatnya. Sedangkan Agatha memilih untuk memesan makanannya.

Agatha datang dengan 2 mangkuk siomay di tangannya, dan menaruh makanan itu di meja.

"Nih, buat lo!" ucap Agatha.

"Oh iya, makasih Tha," kata kanaya sambil tersenyum.

"Santai, Nay. Hmmm, Nay, gue boleh tanya gak?"  tanya Agatha dengan raut wajahnya yang menunjukan rasa ingin tau sesuatu.

"Serius amat Tha mukanya," sahut Kanaya.

"Nay gue serius!" gerutu Agatha.

"Iya-iya, nanya apaan? Tapi jangan yang aneh-aneh ya," jawab Kanaya dengan kikuk.

"Lo tadi yakin jaga ka Satya yang lagi dihukum? Gimana? Pasti bosen ya?" tanya Agatha.

"Apaan sih Tha, btw kok kamu punya anggepan gitu sih?" tanya Kanaya kembali.

"Gue kasih tau lo ya, Nay. Kak Satya itu emang tampan tapi sifat ketus nya itu beuuhh parah, Nay, kalo gue jadi lo ya, Nay, gak tahan gue apalagi tatapan elangnya takut gue Nay, terus ...." Agatha terus membicarakan Satya dengan detail, sedangkan lawan bicaranya saat ini malah menunduk.

"Nay?" tanya agatha. "Lo baik-baik aja, kan?"

"..." namun yang ditanya tetap diam.

"Nay, lo k-" ucapan Agatha terpotong ketika sebuah suara ketus masuk ke pendengarannya.

"Lo ngomongin gue?" tanyanya.

Agatha menelan salivanya dengan sangat susah, ia melihat kanaya dengan harapan Kanaya bisa membantunya, namun Kanaya mengangkat bahunya sambil tersenyum dalam artian 'salah kamu sendiri Tha, ngomong asal celetuk gak tau tempat'. Agatha memelototkan matanya melihat Kanaya yang tersenyum namun mengejek.

"Ngomong harus tau tempat!" ucapnya kembali.

Agatha merasakan semua bulu kuduknya berdiri, kemudian ia membalikan badannya ke belakang dan benar saja ternyata orang itu Satya, orang yang dari tadi ia bicarakan.

"Ma-maaf k-" ucapan Agatha terpotong kembali.

"Gak bakal bikin lo berhenti ngomongin gue!"  Satya memotong ucapan agatha dengan ketus.

Agatha merutuki dirinya sendiri, kenapa bisa-bisanya ia membicarakan satya dengan detail kepada Kanaya?

Arghhh, mampus gue. batin Agatha

Satya pergi meninggalkan Agatha dan Kanaya, sebelumnya mata Satya sempat bertemu dengan Kanaya, namun Satya dengan cepat memutuskan kontak mata itu.

Agatha duduk kembali dengan lemas.

"Nay, kok lo gak bantuin gue sih? Merinding tau!" kesal Agatha.

"Salah sendiri ngomongin orang gak tau tempat,"  cibir Kanaya,

Agatha melihat kanaya senyum-senyum gak jelas, dan oh Tuhan pipi Kanaya merah.

"Nay lo gak papa, kan?" tanya Agatha dengan mata mengintens.

"Gak papa kok, ada yang aneh ya Tha?" tanya Kanaya.

"Kok lo dari tadi senyum-senyum sendiri sih? Terus pipi lo lagi, kok merah gitu, udah kayak tomat!" ucap Agatha.

Kanaya memelototkan matanya lalu memegang pipinya yang chubby, kenapa bisa pipinya merah seperti ini?

Apa ini efek dari kontak mata tadi sama Kak Satya? Masa sih. Batin Kanaya.

"Jangan jangan ..." ucapan Agatha tergantung.  "Lo suka ya sama Kak Satya? Acieee ..." lanjutnya membuat Kanaya kesal, dengan cepat ia menghabiskan siomaynya.

"Apaan sih Tha, kok mikirnya gitu sih? Udah ah aku mau ke kelas, keburu masuk." ucap Kanaya kemudian berlalu dari agatha.

Sesederhana itukah?  Batin kanaya.

*****

                         

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang