KANAYA || PART 17

2.9K 129 6
                                    


***

Percayalah. Aku sepenuhnya menjaga hati ini, dan kau sepenuhnya menghancurnkannya!

~ Kanaya Larasati ~

🍁🍁

"Satya, kamu ke mana?"

Ara berlari menyusul Satya yang tiba-tiba pergi. Padahal baru saja mereka sedang bercanda tawa. Ara terus mengejar Satya berusaha menyamakan langkah kakinya, namun Ara cewek dan Satya cowok di mana langkah cowok lebih lebar dari pada perempuan.

"Satya!!" Ara mencoba untuk memanggil namun Satya sama sekali tak menoleh maupun berhenti.

"Satt .... Aku cape!" teriak Ara namun lagi-lagi tak dipedulikan.

Ara bersiap memasuki kelasnya menyusul Satya namun Arka dan Vian sudah terlebih dahulu menghalangi jalannya. Apa-apaan coba pake acara ngalangin jalan.

"Gue mau lewat!" ketus Ara.

"Gak!" tolak Vian.

"Lo cuma buat masalah!" timpal Arka.

"Gue bikin masalah apasih sama lo berdua? Awas!!"

"Bukan kita, tapi Kanaya!"

"Gak peduli!" ketus Ara dan mencoba menerobos jalan itu.

"Asal lo tau! Satya cuma rindu lo bukan sayang lo!"

Ara diam di tempat, membiarkan Arka dan Vian yang pergi masuk tidak lagi menghalanginya. Ia mencoba mencerna setiap kata yang barusan diucapkan Vian.

Apa yang diucapkan Vian benar? Tapi dia hanya ingin memiliki Satya kembali. Ia tak ingin kembali kehilangan Satya dan meninggalkannya. Ia tak ingin mengulang hal yang sama untuk kedua kalinya.

Ara perlahan berjalan memasuki kelasnya dengan pandangan yang tak lepas menatap Satya. Sedangkan Satya, menyimpan kepalanya di lipatan tangannya di atas meja.

"Sat ...." Ara mendekati Satya berusaha mengajak bicara

Tatapan Vian dan Arka tak berhenti melihat ke arahnya. Kedua orang itu tampak begitu benci pada Ara. Ara hanya diam, tidak melakukan apa-apa, bahkan yang awalnya ingin mengajak Satya berbicarapun tidak jadi.

***

"Udah nyampe."

Kanaya segera turun dari motor itu dibantu sang cowok. Cowok itu merangkul pundak Kanaya membantu supaya Kanaya tidak jatuh atau apapun itu yang bisa membuat Kanaya jatuh.

Tokk tokk tokk

"Assalamualaikum," ucap sang cowok setelah mengetuk pintu itu tiga kali.

"Waalaikum salam," jawab seseorang dari dalam rumah Kanaya.

Pintu terbuka memperlihatkan sosok wanita yang usianya sekitar 36 tahun, itu mama Kanaya. Dewi memandang heran Kanaya yang tiba-tiba pulang padahal ini masih jam sekolah.

Cowok itu mengambil tangan Dewi-bunda Kanaya dan menciumnya.

"Nak Gafan .... Kanaya kok bisa ada sama kamu? Kanaya kenapa?" tanya Dewi khawatir.

Cowok yang dipangil Gafan tersenyum ramah.

"Kanaya tadi pingsan, Tante .... Jadi, Gafan bawa pulang aja. Udah minta izin juga sama guru piketnya," jelas Gafan.

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang