KANAYA || PART 1

7.6K 261 2
                                    

Jika ini sebuah pertemuan pertama,apa akan ada pertemuan selanjutnya?

~Kanaya Larasati~

🍁🍁

"Kanaya bangun sayang, udah siang loh!" seorang wanita paruh baya masih terus membangunkan putrinya, karena hari ini hari pertamanya sekolah.

"Ummhhh, bentar lagi bunda. Kanaya masih ngantuk." jawabnya.

"Bangun! Kalau nggak bunda siram pake air!" ancamnya.

"Hoammm ... iya-iya Bunda, ini Kanaya udah bangun." Kanaya bangun sambil mencoba mengumpulkan nyawanya.

"Yaudah cepat mandi! Bunda tunggu di ruang makan, kita sarapan bareng-bareng!" ucap bunda kanaya kemudian pergi dari hadapan Kanaya.

Kanaya sudah siap dengan seragam putih abunya, karena hari ini hari pertamanya sekolah, Kanaya tampak bersemangat. Kanaya terus memperhatikan pantulan dirinya di cermin. Rambutnya ia biarkan digerai, wajahnya ia polesi sedikit bedak, bibirnya juga ia tambahkan lip tint tipis agar tidak terlalu pucat.

"Cantik!" ucapnya pada dirinya sendiri. Ia terus memperhatikan pantulan dirinya hingga sebuah suara memberhentikan aktivitasnya itu.

"Kanaya .... Udah belum siap-siapnya? Kalau udah cepet turun, makan! Keburu siang!" teriak bundanya.

Kanaya segera keluar dari kamarnya, kemudian ia turun ke lantai bawah untuk makan bersama.

"Pagi ..." ucap Kanaya.

"Pagi sayang," jawab Feri ayahnya.

"Kamu kok lama banget sih? Cepet makan udah siang nih nanti kamu telat!" ucap Dewi bundanya.

"Iya Bunda, iya." Kanaya kemudian memasukkan rotinya ke mulutnya.

Selesai makan kanaya pamit pada bundanya untuk pergi sekolah dan berangkat bersama ayahnya.

***


Hari senin semua sekolah pasti melakukan kewajibannya yaitu upacara pengibaran bendera. Kanaya sudah sampai dari 10 menit yang lalu sebelum upacara dimulai. Kanaya mengikuti upacara itu dengan tertib.

Pada saat pemimpin upacara akan membubarkan pasukannya, tiba-tiba saja seorang guru datang membawa dua orang siswa yang sepertinya kelas XI dan X menurut kanaya dan dihadapkan menuju tengah lapangan.

"Siapa nama kalian?" tanya guru tersebut.

"Saya Refan Saputra, Pak." Jawab salah satunya, namun yang satunya lagi hanya diam tidak menjawab.

Kanaya memperhatikannya, ia merasa aneh dengan sikap cowok itu.

"Kamu?" tanya guru itu kembali pada siswa yang diam tidak menjawab.

"Satya" jawabnya.

"Yang lengkap!" ucap guru itu kembali.

"Satya Adipati" jawabnya.

Ohhh namanya Satya Adipati, bagus. Batin Kanaya sambil tersenyum tipis.

"Kenapa kalian telat?" tanyanya kembali.

"Saya nunggu angkutan umum, Pak. Tapi kebetulan pagi ini gak ada," jawab cowok yang bernama Refan.

"Kelas berapa kamu?" tanyanya kembali.

"X pak," jawabnya.

"Yasudah, kali ini kamu saya maafkan, tapi jangan diulangi lagi," ucap guru itu sambil tersenyum kemudian si cowok tersebut pergi menuju anggota kelasnya.

Guru itu mengalihkan pandangannya pada Satya kemudian ia bertanya.

"Satya, kenapa kamu telat?" tanyanya.

"Perlu dijawab?" satya malah bertanya kembali.

"Kamu ini ya, orang tua kamu menyekolahkan kamu supaya kamu bisa bersikap sopan, belajar untuk mewujudkan cita-cita kamu, bukan malah berandalan seperti sekarang!" ucap guru itu.

"Sekarang kamu saya hukum, hormat ke tihang bendera sampai waktu istirahat!" guru itu menghukum satya.

Kanaya terkejut ketika tiba-tiba tatapan Satya dan Kanaya bertemu. Entah kenapa Kanaya merasa jantungnya mau lepas dari tempatnya.
Perasaan apakah ini?

Sepertinya guru itu mengetahui bahwa Kanaya dan Satya tak sengaja bertemu tatap, Satya kembali menghadap ke depan dan Kanaya menunduk karena malu. Namun ia kemudian melihat kembali kedepan karena sebuah suara.

"Kamu! Kesini kamu!" ucap guru itu sambil menunjuk kanaya.

"Sa-saya pak?" tanya kanaya memastikan.

"Iya kamu ke sini, dan untuk kalian semua silahkan bubar dan kembali kekelas masing masing!" ucap guru itu.

"Kamu jagain satya, kalau dia kabur segera laporin ke saya!" ucap guru itu.

"Tap-" belum selesai Kanaya bicara guru itu sudah terlebih dahulu pergi.

Kanaya segera duduk di pinggir lapangan namun matanya tak lepas dari satya, entah kenapa Kanaya senang sekali melihatnya. Ada daya tarik sendiri dari Satya untuk Kanaya lebih menatapnya lama.

jika ini sebuah pertemuan pertama, apakah akan ada pertemuan selanjutnya? batin Kanaya.

*****

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang