_____________________________________
Hadirmu di sisiku, membuat hatiku terasa begitu nyaman.
~Kanaya Larasati~
🍁
Di sinilah Kanaya berada. Di kantin, duduk paling pojok dengan dua mangkuk bakso dan dua air botol.
Kanaya masih memakan baksonya begitupun dengan Agatha. Tiba-tiba Kanaya merasa ada yang memperhatikannya dan duduk di sebelahnya. Kanaya menghabiskan bakso dan airnya, kemudian melihat siapa orang yang duduk di sebelahnya.
"Kak Satya? Kak Satya sejak kapan ke sini?" tanya Kanaya.
"Sejak tadi," jawab Satya.
Kanaya melihat ke belakang Satya, Kanaya pikir Satya ke kantin sendiri, ternyata dengan dua orang temannya.
Kanaya melihat ke arah teman Satya dan tersenyum ramah.
"Kak satya gak makan?"
"Udah kok."
"Kapan?"
"Kan tadi lo ngasih bekal." Kanaya hanya tersenyum kikuk mendengar jawaban Satya.
Agatha menyenggol lengan Kanaya membuat Kanaya melihat ke arah Agatha. Agatha mengangkat dagunya ke arah teman Satya yang ngos-ngosan, membuat Kanaya mengikuti arahan Agatha.
"Lo Kanaya, ya?"
"Iya kak."
"Kenalin gue Vian temen Satya, dan yang satu ini Arka." Kanaya mangut-mangut mengerti.
Vian melirik orang di sebelah Kanaya, membuat Kanaya mengikuti lirikan Vian dan mengangguk mengerti.
"Oh iya Kak, ini temen aku namanya Agatha." Merasa namanya disebut, Agatha melihat ke arah Vian.
Vian berbisik pada kanaya. "Dia jomblo gak?" Kanaya mengangguk membuat Vian tersenyum bahagia, namun seketika senyumannya hilang menjadi rasa takut saat melihat Agatha memelototinya.
"Kak Arka kenapa?" Agatha bertanya pada Arka.
Vian kesal melihat kepedulian Agatha pada Arka, "ada hak apa lo?" sewot Vian.
Agatha memicingkan matanya ke arah Vian. "Kok jadi lo yang sewot?"
"B aja," ketus Vian. "Oh!" Vian semakin kesal dengan jawaban Agatha.
"Kak Arka kenapa?" tanya Agatha.
"So lembut lo!" Agatha semakin kesal dengan Vian. "Emang kenapa hah? Hak apa lo ngatur-ngatur gue? Sejak kapan?" kesal Agatha.
Damn! Vian menelan ludahnya dengan susah mendengar pertanyaan agatha.
"Kak Satya, Kak Arka kenapa?" tanya Agatha pada Satya.
"Paling sesek napas." Agatha melotot. "Kak Arka punya asma?"
Satya menggeleng pelan membuat agatha penasaran. "Terus? Tadi Kak Arka ngelakuin apa sampai sesek napas gitu?"
"Lempar sepatu ke guru." Agatha semakin bingung, "kok bisa sesek napas gara-gara lempar sepatu sih?"
"Gue lari lima puluh keliling Tha," ucap Arka dengan napas tersenggal-senggal.
"Oh!" jawaban Agatha membuat semuanya tertawa dan Arka hanya cemberut.
"Gue kira lo peduli," kesal Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
Teen FictionKanaya semakin yakin ketika Satya mengungkapkan bahwa ia menyukai Kanaya. Hal itu pun membuat Kanaya menyerahkan segala kepercayaannya pada Satya. Tapi, tanpa Kanaya ketahui, Satya hanya menjadikan Kanaya sebagai seseorang untuk menemaninya menunggu...