***
"Bagaimanapun juga, kau adalah tujuanku sekarang."
🍁🍁
"Naya!!"
Tubuh Kanaya tiba-tiba saja ambruk membuat cowok itu kaget dan langsung berlari ke arahnya. Cowok itu melihat keadaan Kanaya, wajah Kanaya begitu pucat, tangannya juga cukup panas.
Dengan cepat ia mengangkat tubuh Kanaya dan pergi dari sana menuju SMA Cendrawasih. Cowok itu tidak peduli memasuki sekolah orang lain, yang terpenting cewek yang kini tengah ia bawa segera siuman.
Gerbang sekolah SMA Cendrawasih tampak terbuka membuat cowok itu bersyukur dan dengan mudah masuk ke dalam. Cowok itu mempercepat langkahnya, banyak pasang mata yang menatap heran sekaligus kagum pada cowok itu. Mereka tampak asing karena baru pertama kali melihatnya.
Dari arah berlawanan,bseorang cewek berlari dengan khawatir ke arah cowok itu terlebih karena melihat Kanaya."Kanaya!! Lo siapa? Apa yang terjadi sama Kanaya?" tanya Agatha khawatir.
"Ceritanya panjang, sekarang tunjukin di mana UKS-nya!" ucap cowok itu.
Agatha mengangguk lalu segera menunjukan letak UKS, Agatha hanya menatap sebentar saat mereka melewati Satya dan Ara. Yang terpenting sekarang adalah Kanaya, urusan Satya biarin aja.
Setelah sampai,vcowok itu langsung membanting pintu UKS dengan kencang, ia sudah khawatir dengan keadaan Kanaya. Cowok itu membaringkan tubuh Kanaya di ranjang lalu menempelkan punggung tangannya di kening Kanaya untuk mengecek keadaan Kanaya.
Panasnya semakin tinggi. Cowok itu langsung mengambil handuk dan air untuk mengompres kening Kanaya. Cowok itu melakukannya dengan sangat tulus bahkan Agatha tertegun melihat perlakuan yang diberikan cowok itu terhadap Kanaya.
"Lo temennya Kanaya, kan?" Agatha mengangguk.
"Mending sekarang, lo ambil surat izin buat Kanaya. Dia harus dibawa pulang, dia butuh istirahat yang cukup."
"Iya."
Agatha langsung keluar dari UKS untuk mengambil surat izin di guru piket. Saat melewati koridor, Satya mencegahnya.
"Apa yang terjadi sama Kanaya?" tanya Satya antusias.
Agatha tidak mengubrisnya, ia langsung melewati Satya begitu saja. Peduli apa cowok itu pada Kanaya.
"Tha! Kasih tau gue, apa yang terjadi sama Kanaya!"
Satya mencekal tangan Agatha agar cewek itu berhenti dan memberikan sebuah jawaban mengenai Kanaya. Agatha menghempaskan tangan Satya kasar dari pergelangan tangannya, ia menatap tajam Satya.
"Peduli apa lo soal Kanaya? Peduli apa? Lo sadar gak apa yang udah lo lakuin? Lo sadar gak Kanaya gini gara-gara siapa?"
"Gara-gara LO!" Agatha menunjuk wajah Satya.
"Kalo bukan karena lo,Kanaya gak mungkin kayak gini! Kalo aja lo gak biarin Kanaya gitu aja, Kanaya gak mungkin kayak sekarang!"
"Gue minta maaf!"
"Maaf lo gak bakal nyembuhin rasa sakit dia! Udah banyak rasa sakit yang lo beri buat Kanaya! Dan lo tau? Kanaya sama sekali tidak pernah nyerah buat mempertahankan hubungannya! Kalo gue jadi Kanaya, gue udah putusin orang kayak lo dari dulu!"
"LO CUMA TAHU CARA NYAKITIN DIA TANPA LO PERNAH TAU RASANYA JADI DIA!" bentak Agatha yang sudah tidak tahan melihat sikap Satya yang sudah keterlaluan.

KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
Teen FictionKanaya semakin yakin ketika Satya mengungkapkan bahwa ia menyukai Kanaya. Hal itu pun membuat Kanaya menyerahkan segala kepercayaannya pada Satya. Tapi, tanpa Kanaya ketahui, Satya hanya menjadikan Kanaya sebagai seseorang untuk menemaninya menunggu...