Haii haiii haiiii
Apa kabar kalian? Baik kan? Alhamdulillah,semoga kalian sehat selalu
AmiinnnnYaudah,langsung aja ya. Baca sampai selesai dan tinggalin jejak kalian disini okeh 👌
Happy Reading :)
***
Ini yang ingin aku katakan selama ini, aku memilikimu agar aku tidak kesepian menunggunya.
~Satya Adipati~
🍁🍁
Kanaya merapikan buku dan peralatan tulis lainnya lalu memasukannya ke dalam tas. Agatha sudah pulang duluan karena supirnya sudah datang dan meninggalkan Kanaya sendiri sekarang.
Setelah dirasa semua rapi dan tidak ada yang tertinggal, Kanaya langsung melangkahkan kakinya keluar kelas untuk pulang.
Kanaya meremas roknya kuat-kuat saat tak jauh dari sana, di depan Kanaya terlihat Satya menjalankan motornya bergegas pulang dengan perempuan tadi pagi, Ara.
Matanya memanas, namun Kanaya berusaha keras agar air matanya tidak keluar dari sana. Ia memilih melanjutkan langkahnya menuju halte bus.
Di sana hanya ada Kanaya,bmungkin semua orang sudah pulang. Kanaya memilih berdiri saja untuk mengetahui apakah ada bus yang lewat?
"Kalau aja papa gak sibuk kerja, aku gak akan nunggu lama kayak gini!" gerutu Kanaya.
Ayah Kanaya akhir-akhir ini memang sibuk bekerja, membuat Kanaya harus pulang naik bus karena supirnya sedang sakit sekarang.
Tin!
Kanaya mengalihkan pandangannya melihat ke arah suara. Di sana terlihat seorang cowok dengan motornya berhenti tepat di hadapan Kanaya membuat Kanaya berpikir, siapa dia?
Kanaya terus berpikir keras mencoba menemukan jawaban siapa cowok di depannya sekarang.
"Hey!" panggil cowok itu.
Kanaya meliriknya sebentar, namun tiba-tiba bibirnya cemberut kesal saat mendengar cowok itu kembali bicara.
"TAYO!" Kanaya hanya mengedip-ngedipkan matanya mendengar ucapan yang keluar dari mulut si cowok.
"Okeh, Nay! Lain kali kalau ada yang panggil Hey jangan diliat! Itu tipuan!" gumam Kanaya.
Cowok yang dari tadi duduk di motornya, perlahan kini mulai mendekati Kanaya membuat Kanaya terus menggeser kakinya untuk menjauh dari cowok itu.
Kanaya mencoba untuk seperti tidak melihat cowok itu karena hal tadi. Sungguh ia kesal kalau sudah berurusan dengan kata 'TAYO'.
Kanaya celingukan menunggu bus yang lewat. Bibirnya sudah menggerutu kesal karena terlalu lama menunggu. Kakinya juga sudah pegal.
"Hey!!" panggil cowok itu lagi.
Kanaya tidak mengubrisnya, paling-paling dia bilang 'TAYO' lagi yang membuat Kanaya semakin kesal. Cowok itu terus saja memanggilnya namun sama sekali tidak ada respon dari Kanaya.
"Hey! Gue panggil lo, gak denger, ya?"
Kanaya tetap diam tidak merespon. Buat apa meladeni orang yang gak dikenal seperti cowok itu? Kanaya menggeser kembali kakinya saat merasakan cowok itu kembali mendekat, namun kali ini semakin Kanaya bergeser semakin cepat cowok itu mendekat.
"Hey!"
"Aaaaaaa!!"
Brukk
Kanaya terlonjak kaget saat tiba-tiba wajah cowok itu berada tepat beberapa senti meter di depan wajahnya dan membuat Kanaya terjatuh karena saking kagetnya.
Kanaya meringis pelan saat merasakan sakit di bagian pantatnya. Sungguh malang sekali nasib Kanaya hari ini.
Kanaya mengangkat kepalanya saat cowok itu mengulurkan tangannya di depan Kanaya. Kanaya menerima uluran tangan itu meskipun masih kesal karena cowok itu mengagetkannya.
"Makasih," kata Kanaya singkat.
Kanaya melambaikan tangannya saat sebuah bus terlihat melaju ke arahnya. Bus itu berhenti, dan dengan cepat Kanaya memasuki bus itu meninggalkan cowok tadi.
Kanaya duduk di dekat jendela, kepalanya sedikit menoleh melihat cowok tadi. Seketika ia malah kesal saat cowok itu tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Kanaya.
"Hati-hati! Bang, bawanya jangan ngebut-ngebut ya. Jagain bidadari gue biar gak kenapa-napa!" teriak cowok itu dan membuat Kanaya melotot, menatap tak percaya apa yang sudah diucapkan cowok itu
Semua penumpang di sana menatapnya membuat Kanaya hanya senyum terpaksa. Gara-gara cowok itu! Siapa sih dia pake nyebut-nyebut Kanaya bidadari?
"Pacarnya ya, Neng?" tanya salah satu penumpang.
Kanaya hanya tersenyum enggan untuk menjawab. Kanaya menyenderkan kepalanya ke kursi, ia menutup wajahnya, kesal dengan apa yang barusan terjadi membuatnya lelah.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
Teen FictionKanaya semakin yakin ketika Satya mengungkapkan bahwa ia menyukai Kanaya. Hal itu pun membuat Kanaya menyerahkan segala kepercayaannya pada Satya. Tapi, tanpa Kanaya ketahui, Satya hanya menjadikan Kanaya sebagai seseorang untuk menemaninya menunggu...