KANAYA || PART 6

3.2K 149 3
                                    

___________________________________

Apa aku harus menjauhimu agar tidak ada

~ Kanaya Larasati ~

🍁🍁

Setelah Satya pergi dari rumah Kanaya, Kanaya langsung masuk ke dalam rumahnya.

"Assalamu'alaikum." Kanaya mengucapkan salam.

"Wa'alaikum salam, ehh Non Kanaya udah pulang toh. Makan dulu Non, Bibi udah siapin makanannya di meja makan," ucap Bi Siti, pembantu Kanaya.

"Nanti aja deh, Bi." Kanaya kemudian berlalu dari hadapan bi siti.

Kanaya masuk ke kamarnya, kanaya menangis sejadi-jadinya. Ia masih memikirkan kejadian tadi.

"Apa yang akan terjadi besok sama Kanaya? Apa Kanaya akan dibully lagi?" tanya Kanaya bermonolog.

"Kenapa ini semua harus terjadi sama Kanaya? Apa salah Kanaya? Apa karena Kanaya boncengan sama Kak Satya?" ucap Kanaya dengan sedikit berteriak.

Kanaya kembali menangis.

"Ka-Kanaya gak k-kuat ya Allah, hiks ... hiks ... hiks ...." Kanaya terduduk dengan lemas di pojok kamarnya. "A-apa Ka-Kanaya akan di ta-tampar lagi? A-atau lebih da-dari itu?"

Kanaya terus memikirkan hal itu, ia segera berdiri kemudian pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya, karena baru saja ia menangis. Ia tidak ingin bundanya tau tentang masalah ini.

Kanaya teringat sesuatu, jaket Satya belum ia kembalikan. Dengan cepat ia memasukkan jaket Satya ke dalam mesin cucinya untuk dicuci.

****

Satya menyimpan motornya di garasi kemudian masuk ke dalam rumahnya.

Satya memasuki kamarnya dengan wajah yang sangat gelisah, ia masih memikirkan apa yang terjadi dengan Kanaya?.

"Apa Kanaya baik-baik saja?" tanya Satya.

"Kok tadi pipinya merah gitu ya kayak habis ditampar? Argghhh .... Siapa sih yang tega lakuin itu? Awas aja kalo sampai gue tau siapa lo!" pekik Satya dengan emosi.

Satya sudah mengganti bajunya dengan baju santainya.

"Arghhh kok gue khawatir ya sama keadaan Kanaya? Apa gue ke rumahnya aja? Yaudah deh." Satya memutuskan untuk pergi ke rumah Kanaya karena ia khawatir dengan keadaan kanaya.

Satya segera mengambil kunci motornya lalu pergi.

****

Kanaya masih mengurung dirinya di kamar. Kanaya sangat enggan untuk keluar dari kamarnya.

Tok tok tok

"Non Kanaya?" suara ketukan pintu dan Bi Siti membuat Kanaya tersadar dari lamunannya.

"Masuk aja bi, gak Kanaya kunci kok." sahut Kanaya.

Ceklek

Pintu kamar Kanaya terbuka memperlihatkan Bi Siti yang sedang masuk.

"Itu non di bawah ada yang nyariin katanya sih temen Non Kanaya," ucap bi Siti.

"Siapa Bi? Cewek apa cowok?" tanya Kanaya.

"Cowok non, namanya Satya kalau gak salah,"  ucap Bi Siti.

"Bilangin Bi, Kanaya lagi gak bisa diganggu, lagi ngerjain tugas!" perintah Kanaya.

"Yaudah kalau gitu Non, Bibi ke bawah lagi ya," ucap Bi Siti, Kanaya tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

Brum brum brum

Kanaya mendengar suara motor menyala. Kanaya segera menuju jendela kamarnya, ia melihat Satya yang perlahan pergi dari rumahnya.

Maaf kak, aku gak tau yang aku lakuin ini salah atau benar. Aku hanya tidak ingin seseorang sakit hanya karena kehadiranku, terpaksa aku harus belajar menjauh dari Kak Satya. Batin Kanaya sambil menatap nanar kepergian Satya.

****

Satya pulang dengan wajahnya yang menahan amarah. Ia tidak tau mengapa Kanaya tidak ingin menemuinya? Mengapa Kanaya perlahan seperti ingin menjauh darinya?

"Argghh apa sih yang sebenarnya terjadi?" frustasi Satya sambil membanting pintunya dengan keras.

Brak...

Pintunya tertutup dengan keras.

"Siapa yang udah bikin Kanaya gini sama gue?" teriak Satya.

****

Lagi-lagi Kanaya berangkat sekolah dengan pagi-pagi. Tiba-tiba saja kepala Kanaya terasa pening, apa itu karena ia menangis kemarin? Kanaya melangkahkan kakinya menuju UKS, ia memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya, lagian waktu masuk masih 1 jam lagi.

Kanaya sudah memasuki ruangan UKS, baru saja ia ingin membaringkan tubuhnya tiba-tiba tangannya ada yang menariknya membuat badan Kanaya berbalik menghadap orang itu.

Tiba-tiba ....

Plak

"Belum puas lo kemarin gue tampar?" tanyanya pada Kanaya.

Plak

"Belum puas lo buat Satya jauh dari gue?" tanyanya lagi.

Plak

"Belum puas juga lo bikin gue sakit hati? Mau lo apa sih hah?" tanyanya kini dengan sedikit membentak, yang tak lain adalah Stella.

Kanaya hanya menunduk ia tak berani melawan.

Brak

Stella mendorong tubuh Kanaya hingga membentur dinding, Kanaya sudah terduduk lemas.

"Aww," Kanaya meringis kesakitan mendapatkan perlakuan dari Stella.

Tiba-tiba Stella menjambak rambut Kanaya hingga membuat Kanaya berdiri dengan tangannya yang memegang rambutnya.

"Le-lepas K-Kak, sa-sakit hiks hiks ...." Kanaya meminta Stella untuk melepaskannya, namun Stella malah semakin keras menarik rambut Kanaya.

"Sakitan mana gue sama lo yang dengan mudahnya lo bikin Satya jauh dari gue? Bikin Satya cuek sama gue? Sakitan mana hah? Lo itu MURAHAN tau gak?" teriak Stella.

Di luar para murid sudah mulai banyak yang ingin melihat kejadian itu. Kanaya merasa malu di perlakukan seperti itu. Kanaya sudah tidak kuat setelah akhirnya tubuhnya ambruk dan tidak sadarkan diri.

****

Sorry banyak yang typo hehe 😅😅
Jangan lupa baca terus kelanjutan ceritanya!!!
    
                            

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang