Assalamualaikum semuanya ....
Gimana nih kabarnya?
Ada yang udah penasaran dan nunggu cerita Kanaya?
Semoga suka dan makin greget ya sama ceritanya😘😘Selamat membaca dan semoga kalian sukaaa
Typo bertebaran, mohon dimaklumi🙏🙏
Happy Reading :)
_________________________________________
Dan gue rasa, gue juga berengsek, Nay. Tapi gue gak pernah ada niat sedikitpun buat bohongin orang lain, terutama lo.
~ Gafan Arvano ~
🍁🍁
Kanaya hanya terdiam saat Satya membawakan makanan untuknya juga untuk Kanaya. Kanaya tidak tahu yang ia lakukan sekarang itu salah atau benar, yang pasti ia meragukan keduanya.
"Maafin gue, Nay ..." lirih Satya membuat Kanaya terkesiap.
Beruntung keduanya duduk di pojok kantin dan terhalang oleh tihang yang menjulang tinggi membuat keduanya tampak tak terlihat.
"Maafin karena gue udah nyakitin lo."
Kanaya bersiap untuk berdiri, sebelum akhirnya Satya menahan tangannya. "Jangan pergi, kali ini aja ...."
Kanaya berniat menolak, tapi melihat tatapan Satya, Kanaya mengurungkannya. Ia harus memberi kesempatan Satya untuk menjelaskan semuanya, ia tidak mungkin egois seperti sebelumnya.
"Gue sayang sama lo."
"Aku rasa itu bohong," sahut Kanaya lirih.
"Gue cinta sama lo, Nay."
"Tapi aku rasa itu hanya sebuah kata-kata saja."
"Gue udah lupain Ara."
"Dan aku gak bisa percaya sepenuhnya!"
"Nay ...."
Kanaya hanya diam, mengalihkan tatapannya dari tatapan Satya. Ia tidak kuat jika harus menatap mata Satya begitu lama, meskipun hanya lima detik saja. Saat Kanaya membuang wajahnya, tatapannya tak sengaja bertemu dengan mata Gafan yang tengah melihatnya.
Entah kenapa, Kanaya merasa ada rasa yang tak bisa diartikan dari tatapan Gafan. Kenapa Gafan seperti menatapnya begitu takut?
"Gue emang nunggu Ara, tapi gue beneran sayang sama lo, Nay. Ara hanya masa lalu buat gue, gue udah lupain semuanya semenjak ada lo. Gue cuma rindu sama dia, bukan kembali dengan rasa yang sama."
Kanaya beranjak pergi dari sana, bahkan ia sama sekali tidak mendengar sedikitpun ucapan Satya barusan. Ia terlalu fokus dengan Gafan yang tiba-tiba pergi setelah tatapan itu. Entah kenapa Gafan pergi? Kenapa banyak keanehan yang Kanaya lihat dari Gafan akhir-akhir ini?
Satya menatap lirih kepergian Kanaya, Satya tidak tahu entah Kanaya mendengar atau tidak ucapannya barusan.
"Sat?" panggil seseorang yang Satya yakini itu cewek yang barusan ada dalam pengucapannya.
Satya menoleh. "Gak usah ganggu gue lagi, Ra. Gue gak mau lihat Kanaya tambah sakit dan kecewa."
Ara menunduk, semua orang di sana menatap iba pada Ara yang sering dihindari oleh Satya.
"Aku gak tahu salah aku apa, tapi kenapa kamu menjadikan aku seolah aku pelaku sekaligus korban?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
Novela JuvenilKanaya semakin yakin ketika Satya mengungkapkan bahwa ia menyukai Kanaya. Hal itu pun membuat Kanaya menyerahkan segala kepercayaannya pada Satya. Tapi, tanpa Kanaya ketahui, Satya hanya menjadikan Kanaya sebagai seseorang untuk menemaninya menunggu...