_______________________________________
Aku cukup beruntung karena Tuhan memberikan dirimu untukku, namun sayang di hatiku masih tertulis nama DIA.
~Satya Adipati~
🍁🍁
Satya mengajak Kanaya untuk makan di kantin bareng, di sana juga ada teman-temannya termasuk Agatha.
"Kamu mau makan apa?" tanya Satya lembut yang membuat Vian dan Arka menatap tak percaya ucapan Satya
"So lembut lo! Biasanya juga asal beli," celetuk Vian.
"Diam lo!" Vian langsung diam.
"Mau makan apa?" tanya Satya kembali.
"Samain aja kak," jawab Kanaya.
Satya mengangguk sambil tangannya mengelus puncak kepala Kanaya, membuat Kanaya menunduk karena malu. Satya berlalu dari sana untuk membeli makanan.
"Pengen gue digituin," lirih Vian.
"Pengen lo?" tanya Arka.
Vian mengangguk sambil menopang dagunya dengan tangannya.
Pletak!
"Gimana? Seneng gak gue elus kepala lo?" tanya Arka.
"Apaan sih lo! Sakit nih pala gue!" sahut Vian sambil mengelus kepalanya.
"Agatha! Elusin pala gue dong!" ucap Vian yang membuat Agatha menatap aneh.
"Gue juga!" sahut Arka.
"Plagiat lo!"
"Gak papa, berfaedah kok!" jawab Arka santai.
Pletak!
Pletak!
"Gimana? Enak, kan elusan dari tangan gue? Agatha gituloh!" ucap Agatha.
Vian dan Arka mengelus kepala mereka yang terkena jitakan Agatha.
"Agatha! Kasian lho Kak Vian sama Kak Arkanya," ucap Kanaya.
"Kan mereka yang minta, Nay!"
"Gak gitu juga!"
"Gak papa! Mumpung tangan gue lagi gatel pengen ngejitak kepala orang seratus kali."
Vian dan Arka segera pergi dari sana saat mendengar kalimat Agatha, membuat Kanaya dan Agatha menatap heran kedua orang itu.
"Kenapa sih mereka? Orang gue pengen ngejitak pala orang-orangan sawah!" desis Agatha.
Satya datang dengan dua mangkuk bakso. Ia memberikannya pada Anaya. Namun Satya melihat sekitarnya aneh, seperti ada yang hilang.
"Nyari apa, Kak?" tanya Agatha heran.
"Vian sama Arka mana? Kok gak ada?" tanya Satya.
"Gak tau, lagi ngedo'a kali sama Allah biar gak dijitak," jawab Agatha santai.
"Lah emang kenapa?"
"Gak tau."
***
Hubungan Kanaya dan Satya sudah berjalan hampir 5 bulan, Satya semakin memberi perhatian yang membuat Kanaya merasa beruntung.
Seperti pagi ini Satya menjemput Kanaya untuk berangkat sekolah bersama. Kanaya senang, ditambah cuaca yang begitu mendukung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
Teen FictionKanaya semakin yakin ketika Satya mengungkapkan bahwa ia menyukai Kanaya. Hal itu pun membuat Kanaya menyerahkan segala kepercayaannya pada Satya. Tapi, tanpa Kanaya ketahui, Satya hanya menjadikan Kanaya sebagai seseorang untuk menemaninya menunggu...