KANAYA || PART 18

3.1K 138 20
                                    

Hai semuanya....
Kali ini aku update hehe... Gak enak juga kalau terlalu lama ya...

Udah itu aja, selamat membaca dan semoga suka 🙏🙏

Typo bertebaran mohon dimaklumi ya 😂😁

Ingat! Jangan jadi pembaca gelap guys 😅

Votenya jangan lupa,,,, gratis kok gak harus bayar...

***

Kalau lo nyakitin dia, gue yang akan bahagiain dia!

~ Gafan Arvano ~

🍁🍁

Mata Kanaya perlahan terbuka, ia mengedarkan pandangannya. Sebuah ruangan dengan nuansa warna tosca. Dilengkapi dengan berbagai macam benda, seperti lemari, tempat belajar, dan lainnya. Ya, ini kamarnya!

Kanaya mengubah posisinya menjadi duduk dengan bersandar ke belakang tempat tidurnya.

"Arghhss ...." Ia memegang kepalanya yang masih terasa sakit.

"Sayang .... Kamu udah sadar? Nak Gafan, Naya udah sadar."

Gafan? Siapa itu? Perasaan Kanaya tidak mempunyai teman atau kenalan bernama Gafan. Pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok cowok berperawakan tinggi dengan wajah yang tirus, hidung mancung, dan mata coklat. Bukankah itu cowok yang sempat mengantarnya pulang? Kenapa ia masih disini?

Kanaya masih memperhatikan cowok itu dengan kening yang masih membentuk garis-garis lurus. Cowok itu semakin mendekat dan malah tersenyum membuat Kanaya semakin heran.

"Yaudah, Mama keluar dulu, ya."

"Iya, Ma."

Gafan duduk di bangku tempat belajar Kanaya, dan Kanaya tidak suka dengan situasi seperti ini, berduaan dengan orang yang belum ia kenal dekat.

"Jangan berpikran aneh. Gue gak bakal ngapa-ngapain lo." Kanaya hanya meliriknya sebentar tidak menjawab apa-apa.

"Kok lo bisa sakit kayak gini?" tanya Gafan membuat Kanaya langsung menoleh ke arahnya.

Gafan mengangkat alisnya sebelah menunggu jawaban dari Kanaya tentang pertanyaannya. Kanaya hanya menggeleng, lagi-lagi ia tidak mengeluarkan suaranya.

Gafan memilih berjalan mendekat ke arah Kanaya. Mencoba mencari tahu kenapa cewek itu diam? Gafan menatap wajah Kanaya serius membuat Kanaya menundukan kepalanya.

"Kalo gara-gara dia, bilang sama gue."

Kanaya mengangkat kepalanya menatap cowok itu dengan alis bertaut.

"Ohhh iya, lo belum tau nama gue, kan? Kenalin, gue Gafan Arvano. Lo bisa panggil gue Gafan, atau apapun itu yang penting lo nyaman." Gafan mengulurkan tangannya di depan Kanaya

Kanaya menerima uluran tangan Gafan dan hanya tersenyum tipis.

"Emmm .... Ngomong-ngomong, kita bisa, kan temenan?" tanya Gafan.

"Bisa, Kak," jawab Kanaya.

"Makas-" Gafan merentangkan tangannya bersiap memeluk Kanaya.

KANAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang