60

543 88 56
                                    




#Hani POV#

Karena lagi males masak akhirnya malam ini gue ke minimarket deket kost-kostan buat makan ramyeon sama onigiri. Gue duduk di kursi-kursi depan yang disediakan. Sendirian aja, males banget ngajak Minhyun, langsung habis duit gue jajanin dia.

Untungnya lagi agak sepi, jadi gue bisa sepuasnya duduk disini. Toh buka 24 jam dan besok hari minggu.

Gue memakan ramyeon yang sudah matang sambil mendengus sendiri. Kenapa sih gue harus ketemu dia lagi?

Ya gue akui gue kangen sama dia apalagi kami selalu bersama-sama sejak TK. Tapi gue pergi juga ada alasannya.

Walaupun di pelarian gue ini masih sesekali gue mikirin dia. Nggak sesekali, tapi hampir setiap hari gue selalu kepikiran dia.

Gue nggak tahu bagaimana kehidupannya selama gue nggak ada. Apakah dia mencari gue, atau dia biasa saja. Dulu kak Sewoon bilang Hyunbin mencari gue, tapi apakah dia melakukan itu setelah 3 tahun ini? Apalagi dia tinggal di Paris saat menjadi model. Lalu bagaimana kelanjutan perasaannya pada Sungkyung yang setahu gue sekarang sudah menikah dengan mantan pacarnya?

Entahlah, pusing sendiri gue mikirinnya.

Dan pertemuan tidak sengaja tadi siang membuat gue semakin kacau lagi sekarang.

Kwon Seonho. Siapa yang menyangka marga Kwon itu dari keluarga Hyunbin?

Aish, daripada banyak berpikir lebih baik gue menghabiskan ramyeon ini sebelum mendingin. Tapi gue lupa membeli minum sekalian, bego banget. Akhirnya gue masuk ke toko lagi.

Saat akan membuka lemari pendingin, sebuah tangan juga hendak melakukan hal yang sama. Jadi tidak sengaja tangan orang itu menyentuh tangan gue. Ketika gue melihat siapa orangnya, rasanya gue mau berlari pergi secepat mungkin lalu masuk ke kamar kost dan menguncinya.

Orang itu, dia yang memenuhi pikiran gue saat duduk di kursi depan tadi.

Menyadari situasi, gue langsung berbalik hendak pergi dari sini. Tanpa memedulikannya yang memanggil-manggil, gue langsung keluar dari minimarket ini. Bahkan gue mengabaikan tenggorokan gue yang seret karena belum minum.

Gue lega karena merasa sudah berjalan agak jauhan dari tempat tadi. Saat gue menoleh ke belakang pun tidak ada tanda-tanda Hyunbin mengikuti gue. Tapi saat berjalan ke depan, kepala gue malah membentur dada orang yang gue hindari itu. Seketika gue menyadari gue nggak bisa menghindar lagi.

"Han," panggilnya pelan. Gue tidak menjawab, hanya balas menatapnya
Sembari menahan nyeri yang mulai menjalar di dada gue.

Karena terlalu lama hening akhirnya gue berkata. "Ada apa?"

Tangannya terangkat menyentuh pipi gue. Otak gue ingin menepisnya, tapi hati gue mempersilahkannya. Akhirnya gue diam saja, hanya bisa memalingkan muka.

"Aku bersyukur bisa ketemu kamu lagi." Walau tidak melihat wajahnya, dari suaranya gue bisa merasakan dia bersungguh-sungguh mengucapkannya.

"Mau apa lagi?" ujar gue sambil agak nyolot untuk menutupi suara gue yang agak bergetar.

"Aku mau tanya sesuatu. Kamu menyukai aku atau Ong Seongwoo?"

Gue mengerutkan dahi. Bagaimana bisa dia mengajukan pertanyaan sepertu itu. "Aku nggak tahu tentang itu, tapi dari keduanya ada seseorang yang aku benci."

"Kwon Hyunbin?" dia mengucapkan namanya sendiri.

Gue mengatur nafas, benar-benar menahan agar air mata gue tidak jatuh. Tapi menjadi gagal ketika Hyunbin mengambil langkah maju mendekati gue.

"Kamu tahu aku mencari kamu selama 3 tahun ini. Tapi kamu malah bilang kamu membenciku. Aku bahkan sudah menerima hukumanku dengan perginya kamu selama ini. Sekarang saatnya aku akan kasih kamu hukuman karena udah membuat aku jadi gila seperti ini.
Kamu siap menerima hukuman?"

Gue nggak paham apa yang dia katakan. Dia memegangi bahu gue dan menatap gue dalam.

"Aku akan selalu menatap kamu. Seperti stalker aku akan selalu ngikutin kamu setiap hari. Aku akan memfoto kamu diam-diam seperti yang sering kamu lakukan dulu. Aku nggak akan membiarkan cowok lain memiliki kamu. Aku nggak akan membicarakan atau bahkan melirik perempuan lain. Aku nggak akan membiarkan air matamu jatuh lagi. Dan aku nggak akan membiarkan hatimu yang mencintai aku bertahun-tahun itu tersakiti lagi. Itu semua adalah hukuman buat kamu."

Runtuh sudah pertahanan gue. Sekarang pipi gue sudah banjir air mata semua.

Inikah jawaban Tuhan atas doa-doa gue selama ini?



***



"Jadi selama ini kamu tinggl disini?" tanya Hyunbin yang melihat-lihat isi kost gue.

"Baru satu tahun ini. Sebelumnya aku tinggal sama keluarga bibiku."

Tanpa izin Hyunbin duduk di kasur gue. "Tahu nggak, kukira kamu pindah ke luar negeri."

Gue hanya tersenyum. "Kamu dari dulu sama, tetap bodoh."

"Ya aku bodoh Han. Aku nggak sadar bagaimana perasaanmu yang sebenarnya selama ini."

"Udah ah," gue berusaha mengalihkan pembicaraan yang cheesy itu, lagipula gue nggak mau nangis lagi. "Mau minum apa?"

Bukannya menjawab, Hyunbin malah meraih tangan gue. Membuat gue terduduk di sebelahnya.

Wajahnya mendekat, gue tahu dia akan melakukan apa, tapi gue menahannya. "Kamu nggak habis minum alkohol atau membayangkan aku sebagai Sungkyung kan?"

Hyunbin memegangi pipi gue. "Aku seratus persen sehat."

Gue baru sadar kali dari tadi ngomong sama Hyunbin pake 'aku kamu' bukan 'lo gue' seperti dulu.

Lelaki itu meraih tangan gue. "Can you handle that?"

Gue tersenyum lalu menggenggam tangannya erat, tangan yang selalu gue ingin genggam sejak dulu. Tiba-tiba saja Hyunbin mengecup pipi gue, membuat gue membulatkan mata. Belum hilang kagetnya, jantung gue serasa copot saat Hyunbin mendaratkan bibirnya diatas bibir gue.

Gue memukul-mukul dadanya, membuat Hyunbin melepaskan ciumannya. "Nakal kamu,"

Hyunbin memeluk gue erat sambil mengelus rambut gue. "Han. Aku nggak mau menyia-nyiakan kamu lagi. I will make you the world's happiest woman
I will love you until the day I die."

Gue menepuk-nepuk punggungnya. "You are such sweet-talkers"

Walaupun begitu, gue berharap dia menepati apa yang dikatakannya barusan.



***
-tbc-
***



Jadi nungguin pekanya Hyunbin tuh harus dari part 1 sampe part 60 baru dia peka yorobun.

KAPAN PEKA? +Kwon Hyunbin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang