"Nih, nih, rasakan kak."
"Woy sembarangan, curang lo!"
"Huehehe,,"
"Tunggu pembalasan gue!"
"Udah kalo loser ngaku aja,"
"Sialan."
Sekali lagi kak Sewoon kalah.
Jadi suara berisik-berisik sejak 2 jam lalu itu bersumber dari kak Sewoon dan Hyunbin yang lagi tanding PS. Umpatan demi umpatan saking kerasnya terdengar sampai kamar gue. Gue sih udah tau pasti siapa yang menang, jadi buat apa nonton? Mending gue selonjoran di kamar baca novel.
Ppalgan mat gunggeumhae Honey
Kkaemulmyeon jeomjeom nogadeun seuteuroberi geu mat~Kan biasanya gue kalo baca novel sambil dengerin musik, tahu-tahu Hyunbin masuk langsung menarikan part Irene. Kiyowo banget anjir, pen gue rekam tapi nanti dia ga mau nari lagi.
Setelah puas menistakan dirinya sendiri, Hyunbin merebahkan dirinya di kasur gue. Kaki gue yang lagi selonjoran dijadikannya bantalan.
"Ong Seongwoo gak main kesini?"
"Dia udah masuk sekolah atletnya tiga hari yang lalu." jawab gue tanpa mengalihkan pandangan dari novel.
"Yah LDR ya, gue sama Haein juga udah ga bisa bareng-bareng terus." ujarnya nelangsa.
Gue menendang bahunya pelan. "Najis. Lebay banget si, masih satu kota juga,"
"Yayaya, gue najis lebay tapi ganteng."
"Nggak sih."
Hyunbin nampaknya tidak terima dibilang nggak ganteng. Tangannya yang panjang menarik tangan gue, dia membuka mulutnya hendak menggigit tangan gue. Seketika gue menjerit berusaha melepaskan diri, tapi Hyunbin terlalu kuat sampai ujung jari gue udah tergigit dan terjilat (?) mungkin, yang jelas jadi basah.
"Ahhhh jorokkk!" Gue menoyor kepala Hyunbin.
Dianya malah cengengesan. "Hehehe, maapin."
Gue mengambil tisu basah untuk membersihkan bekas air liur Hyunbin cepat-cepat. Siapa tahu dia menyebarkan virus, yakan?
"Jangan marah dong," rengek Hyunbin. "Starbucks yuk?"
Halah sok kaya.
"Boros."
"Kan gue yang traktir," Rayunya lagi.
"Mager." Balas gue judes.
"Yayaya, yang penting maafin gue, oke?"
"Nggak sebelum lo bikinin gue matcha tea latte di dapur." pinta gue yang sebenarnya adalah perintah.
Tanpa pikir panjang Hyunbin menjawab. "Oke bos."
Gue menunggu sambil berpikir-pikir. Emangnya dia bisa?
Sepuluh menit kemudian Hyunbin masuk dengan dua cangkir di tangannya. Gue mencoba dengan wajah nggak yakin. Dan bener aja, emang agak kemanisan. Tapi nggak masalah sih masih bisa diminum. Dan tetap gue minum kalaupun rasanya amburadul, yang bikinin Hyunbin sih heuheu.
"Jadinya lo masuk fakultas apa, Bin?"
Bukannya jawab, Hyunbin malah menyunggingkan senyum misterius. Anjir.
Jadi seminggu lalu pengumuman siswa yang diterima di universitas tempat gue dan Hyunbin mendaftar. Gue sih jelas diterima fakultas psikologi karena gue emang centang pilihannya cuma satu. Tapi gue lupa cek dan belum sempat tanya Hyunbin masuk fakultas psikologi atau hukum.
"Yah, gue kira lo udah tau." ujar Hyunbin lalu menyeruput isi cangkirnya lagi.
"Belom, gue lupa. Cepetan kasi tahu!"
Hyunbin nampak heran. "Tumben banget lo kepo sama gue?"
Ya kan emang gue selalu kepo tentang lo. Lo nya aja yang nggak notice. Heuheu.
"Udah ah cepetan kasih tahu!" desak gue.
"Iya iya, jadi gue tuh masuk fakultas..."
Gue udah sampai tahan nafas nungguin jawabannya, eh nggak tahunya dia jawab.
"Fakultas manajemen akuntansi yeay hahaha."
Dasar goblok.
"Serius ah, Bin!"
"Hukum, hukum jadinya gue ambil hukum."
Gue terdiam sejenak, merasakan sedikit kekecewaan menjalar. Hyunbin menyadarinya setelah melihat ekspresi gue.
"Jangan sedih dong. Pengennya juga gue masuk psikologi bareng-bareng lo, tapi mama papa lebih setuju gue masuk hukum. Lebih banyak kesempatan kerja katanya."
Gue menautkan alis tanda tak setuju. "Lulusan fakultas apapun punya kesempatan kerja yang sama asal punya niat, Hyunbin."
Hyunbin mengangkat bahu. "Tauk deh, mama bilang pengen lihat gue jadi pengacara."
Njirrr.
"Kayaknya keren ya, Han kalo gue jadi pengacara. Udah ganteng, pake stelan mahal, mobil mewah, cewe-cewe pasti nemplok kaya laler."
Gue cuma bisa melongo mendengarnya.
Hyunbin jadi pengacara? Nggak cocok banget sama bentukannya.
Hmmm sedih juga ternyata Hyunbin ambil fakultas beda, padahal kemarin-kemarin dia janji bakal terus bareng gue.
Tapi nggak papa lah setidaknya masih satu universitas, masih banyak kesempatan bareng-bareng dia. Iya kan?
Semoga saja.
***
Gaes maapkeun aku persiapan ujian praktek. Besok senin aja baru mulai ujian prakteknya. Huahhh. Dan parahnya aku lagi mager nulis, maapkeun ya yorobun. Pokoknya tetep aku sempatkan nulis kok.
Btw, aku mo ngakak liat ini ucul beud
KAMU SEDANG MEMBACA
KAPAN PEKA? +Kwon Hyunbin [√]
FanfictionTentang aku dan kamu yang kayaknya gak bakalan mungkin menjadi kita. start: 15 July 2017 end: 23 April 2018