59

485 78 12
                                    




To:  Mas Jonghyun
Siang mas,
semoga harimu
menyenangkan
Maafin aku soal yang
kemarin ya mas,
aku nggak maksud
menyakiti atau apa.
Kita masih tetap
bisa berteman kan?

Gue mengirimkan pesan itu. Semoga mas Jonghyun mau membalasnya. Abisnya gue takut dia marah trus benci sama gue gara-gara kejadian kemarin. Setidaknya gue kan masih pengen punya relasi yang baik sama orang yang limited edition seperti dia.

Sekolah udah sepi karena bel pulang sudah berbunyi 2 jam yang lalu. Setelah mengoreksi tugas anak-anak, gue mengemasi barang hendak pulang.

"Pulang sama gue?" tawar Daniel yang tahu-tahu ada di meja gue. Gue celingukan ke kanan kiri takut ada guru lain yang lihat. Ya kali guru sama kepsek pakenya 'lo gue'. Untungnya udah sepi.

"Iya deh." gue menerima tawarannya daripada panas-panasan nungguin bus di halte.

Gue menunggu Daniel yang sedang mengambil mobilnya di parkiran. Tidak sengaja gue melihat salah satu murid gue menunggu di tempat jemputan sendirian. Padahal sekolah sudah sepi sekali dan mungkin akan dikunci satpam sebentar lagi.

"Kwon Seonho?"

"Iya, ibu guru."

"Kamu kenapa masih disini, nak?"

"Ayah aku belum jemput, bu." ujarnya polos sekaligus menahan tangis. Gue langsung memeluknya.

"Sekolahnya udah sepi. Seonho mau pulang sama ibu dan bapak Daniel aja?"

Seonho menggeleng. "Ayah bilang suruh nunggu."

"Jangan-jangan ayah kamu lupa jemput."

"Nggak bu, mungkin sebentar lagi." Seonho bersikeras.

Daniel dengan mobilnya mengklakson gue. "Cepetan,"

"Seonho belum dijemput." ujar gue

Daniel memutar bola mata. "Yaudah anterin sekalian aja."

"Anaknya nggak mau."

Wajah Daniel agak nggak santai. "Lah, cewe gue nungguin juga di cafe."

"Yaudah lo pergi aja, gue mau nemenin sampe ni anak dijemput."

"Beneran?" tanya Daniel memastikan.

"Iya." Toh gue udah biasa naik bus kok berangkat pulang.

"Yaudah bye." pamit Daniel sambil melambaikan tangan sebelum mobilnya menghilang.

Semoga Seonho melupakan bahasa 'lo gue' yang barusan didengarnya.

"Seonho kan biasanya dijemput sama ibu."

"Iya, tapi hari ini ayah bilang mau jemput. Padahal Seonho udah laper dari tadi."

Gue ingat masih punya sebungkus roti di tas, gue memberikannya pada Seonho. "Mau makan ini?"

Mata Seonho berbinar melihatnya lalu anak itu mengangguk. "Mau sekali bu guru, terimakasih."

Seonho memakan roti itu sambil gue elus kepalanya. Ucul banget ni anak. Suatu saat gue pengen punya anak kek dia. Sama siapa? Ya sama jodoh gue lah. Tapi nggak tahu jodohnya siapa.

"Ibu guru nanti pulang dianter ayah Seonho aja."

"Nggak usah Seonho, ibu naik bus aja."

Seonho menyelesaikan makannya lalu melihati ke arah gerbang. "Itu kayaknya paman Seonho, bu."

"Udah dijemput kamu?" Anak itu langsung berlari ke arah orang yang disebut pamannya itu.

KAPAN PEKA? +Kwon Hyunbin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang