43

484 88 57
                                    




Gue terbangun dengan keadaan yang sama. Badan sakit semua, tapi masih mendingan sih daripada beberapa hari yang lalu. Kerjaan gue sekarang makan tidur mulu. Enak? Nggak sama sekali.

Gue terkaget-kaget sampai rasanya mau loncat dari ranjang saat melihat Seongwoo masuk ke kamar rawat gue. Iya, itu beneran Seongwoo, dia memakai baju rawat yang sama kaya gue pakai.

"Seongwoo, kamu..." ucapan gue terhenti karena masih tidak percaya.

Seongwoo malah tersenyum lebar. "Kaget ya lihat aku?"

"Kata kak Sewoon kamu parah-"

Seongwoo malah mengacak poni gue. "Ketipu ya kamu? Hehe."

Aish. Gue memukul lengannya, membuat dia mengaduh. "Jangan dipukul juga, ini masih sakit."

Gue tidak mempedulikan keluhannya, tahu-tahu saja air mata gue jatuh. "Loh, loh, Han kamu kok nangis?"

Gue menyeka ingus yang ikut keluar. "Aku pikir Kak Sewoon beneran, kukira kamu lagi kesakitan. Taunya malah kamu cengengesan begini."

Seongwoo malah seperti menahan tawa. "Duh, gemes deh." tangan Seongwoo terulur mencubit pipi gue pelan. Gemes apanya bego?

Tapi dia malah panik saat tangis gue semakin menjadi.

"Aku udah mikir yang enggak-enggak. Aku takut kalau kamu-" belum selesai kalimat gue udah dipotong karena Seongwoo menempelkan telunjuknya di bibir gue.

"Aku disini, aku nggak kemana-mana."

Hati gue langsung tenang mendengarnya.

"Soal yang kita bicarakan terakhir kali, sepertinya itu memang yang terbaik Han. Maaf ya selama ini aku udah menghalangi perasaanmu buat Hyunbin." ujarnya tenang. Membuat gue jadi merasa bersalah, harusnya gue yang minta maaf udah sia-siain dia.

Seongwoo menggenggam tangan gue. "Setelah ini, cari kebahagiaanmu sendiri karena aku udah nggak bisa jagain kamu lagi, Han."

"Tapi kita masih bisa berteman, kita masih bisa ketemu lagi kan?" tanya gue penuh harap.

Seongwoo malah tersenyum lalu mengedikkan bahunya tidak yakin. Kenapa?

"Pokoknya," dia mengecup punggung tangan gue. "Jangan pernah lupain aku, ya?"

Gue mau ngomong lagi, tapi dia beranjak keluar dan nggak menoleh sedikitpun walaupun udah gue panggil-panggil.


***


"Aku udah tahu, nggak usah bohong lagi deh."

"Tahu apa?" tanya Kak Sewoon yang lagi fokus ngupasin buah.

"Tadi Seongwoo kesini."

Pernyataan gue nampaknya membuat Kak Sewoon kaget, dia berhenti sejenak dari aktivitasnya. "Seongwoo?"

Gue mengangguk polos sembari mencomot apel yang belum terkupas sempurna dari tangan Kak Sewon. "Dan dia baik-baik aja, nggak seperti yang kakak bilang."

Tapi gelagat kak Sewoon menunjukkan dia nggak percaya sama gue. "Kenapa sih?"

Kak Sewoon menggeleng. Aneh banget dia.

"Mau jalan keluar?"

Tanpa ba bi bu gue langsung menyambut antusias.

Ya iyalah. Ini adalah hal yang gue tunggu-tunggu sejak pertama kali membuka mata di tempat ini. Suntuk banget disini mulu, gue butuh udara segar. Gue udah rengek-rengek ke mama papa dan Kak Sewoon tapi nggak pernah diturutin.

Akhirnya habis ini gue bisa keluar. Nggak beneran "jalan" sih, gue aja masih pake kursi roda karena kaki gue belum sembuh.

"Kak, nanti ke tempat Seongwoo ya, aku belum selesai ngomong tadi dia udah keburu pergi."

"Iya," jawab Kak Sewoon singkat.

Ternyata taman rumah sakit lumayan bagus, ada bunga-bunganya sama air mancur gede banget di tengah. Katanya kalo malam hari lampu warna warni dihidupin jadi cantik banget warnanya. Sayangnya disini nggak ada kang leker atau kang maklor gitu, kalo ada kan tambah asoy.

"Dorong kesitu kak, ada banyak kupu." perintah gue ke Kak Sewoon, enak juga bisa nyuruh-nyuruh dia, hehe.

"Han, kakak mau bilang sesuatu?"

"Bilang aja," ujar gue tak acuh karena lagi usaha menangkap kupu-kupu yang kabur terus.

Kak Sewoon berhenti mendorong kursi roda gue. Dia berjalan memutar lalu berlutut di depan gue.

"Tapi kakak mohon kamu jangan marah ya,"

Gue nggak tahu tiba-tiba perasaan gue jadi nggak enak. Apalagi raut wajah Kak Sewoon seperti menyiratkan kesedihan.

"Ap-apa?"

Demi apapun gue nggak siap nerima kabar buruk atau semacamnya.

"Seong-seongwoo," Kak Sewoon menghembuskan nafasnya kasar.

"Maaf, Kakak bohong supaya kamu nggak mikir berat saat masa pemulihan."

Gue terdiam. Otak gue mikir kemana-mana.

"Seongwoo kenapa? Dia baik-baik aja kan? Kemarin dia nemuin aku," ujar gue mati-matian menahan air mata.

"Han, Seongwoo udah meninggal."


***



Jangan santet aku pliss wkwk. Kan kayaknya aku pernah bilang kalo aku orangnya jahat wkwk.



KAPAN PEKA? +Kwon Hyunbin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang