Tolong, jangan dekat-dekat gue!
Lo harus tau, gue selalu bawa gunting, perban dan betadine.🌸Aretha Derina Sharon
🍂🍂🍂
Aretha berjalan sembari mendengarkan alunan lagu dengan headset ditelinganya. Hari ini rabu, kuliah ketiganya dan ia mengenakan pakaian serba hitam dengan ransel putih dan sepatu ket putih dengan rambut tergerai.
Gadis itu berjalan seorang diri kearea Fakultasnya, dia mendapatkan jam pertama di jam 11 siang. Tidak ada Delvian dan Kanoa disekitarnya, karena kedua sahabatnya itu sudah ada kelas sejak pagi.
Aretha menoleh kanan kiri, sepertinya lorong yang ia lewati penuh dengan cowok-cowok yang memperhatikannya. Iseng, Aretha melepaskan satu headsetnya dari telinga.
"Hai, Aretha." Salah satu cowok menyapa gadis itu dengan riang.
Aretha mengernyit, dia tidak kenal cowok itu. Lalu dia meneruskan langkahnya, saat kemudian seseorang melewatinya berjalan lalu menghadangnya.
"Hai, Aretha ya, gue Natha." Cowok itu tersenyum dengan tiba-tiba mengulurkan tangan.
Aretha diam, tidak berekspresi. Dalam hati ia ingin mengusir cowok berambut pirang yang menghalangi jalannya. Namun, seakan ketimpahan duren runtuh dua kali. Aretha memutar bola mata jengah.
"Hallo Tha, ini temen sekelas kita loh. Namanya Natha, sorry ya dia nyelonong kenalan. Habisnya dia penasaran banget sama lo katanya." Cengir seorang gadis yang muncul entah dari mana, dia Karisa, menaruh kembali letak uluran tangan Natha ditempat semula.
Aretha cuma bisa mengangguk, "Aretha." Katanya memperkenalkan diri singkat.
Karisa menarik nafas panjang, sesekali dia melirik Natha dengan tatapan tanya.
"Ohya Tha, btw lo udah maafin gue kan?" Tanya Karisa takut-takut.
Aretha menaikkan alisnya, tidak lama dia teringat bagaimana semalaman penuh Delvian menceramahinya. Sebagai teman yang baik, tentu Aretha akan menuruti perkataan Delvian dengan memaafkan Karisa.
"Udah." Jawab Aretha sepenuhnya ikhlas.
Karisa tersenyum girang, "makasih ya." Gadis itu langsung memeluk Aretha tanpa persetujuan. Membuat lagi-lagi Aretha menghela nafas panjang.
Aretha tidak suka diperlakukan akrab oleh orang-orang baru seperti Karisa.
"Boleh gue permisi." Ujar Aretha ingin sekali melewati Karisa dan Natha untuk menuju kelasnya.
Natha memiringkan tubuhnya, "kita bareng aja. Kan sekelas." Katanya bak memicu Aretha mengeluarkan gunting dari kotak P3Knya untuk menggoreskannya ke lengan Natha.
Aretha paling tidak suka ada cowok yang sok akrab dengannya. Apalagi orang baru seperti Natha yang baru beberapa detik dengan tidak sopannya meminta kenalan.
"Gak perlu." Kata Aretha dingin dengan cepat meninggalkan Karisa dan Natha yang diam ditempat dengan tatapan melongo.
Disusul dengan tatapan takjub beberapa cowok yang melihat bagaimana reaksi Aretha saat bicara. Semua cowok satu fakultas, mungkin sudah mencintai Aretha dengan keberanian dan kecantikan yang menyihir dari gadis itu.
Memang betul kata orang, gadis yang susah ditaklukkan adalah gadis yang akan dinobatkan untuk menjadi cewek most.
Belum selesai sampai disitu.
Tidak lama setelah semua kekesalan yang terjadi, di hari ketiganya kuliah. Aretha memijit pelipisnya dengan geram. Dosen mata kuliahnya sudah keluar kelas, namun entah kenapa semua teman sekelasnya masih diam ditempat. Sang ketua kelas yang terpilih segera menutup pintu kelas untuk mengumumkan suatu tugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]
Teen FictionMenurut Aretha, cinta itu bulshyit. Tapi kalau sayang itu baru tulus. Ini semua tentang Aretha, ini kisah gadis bengal yang menjadi topik hangat dikalangan Mahasiswa Universitas Angkasa. Dia gadis cantik yang membuat kampus gempar karena parasnya...