ARETHA #7

3.2K 275 64
                                    

Dianjurkan,
Baca part sebelumnya👌

.....

Kanoa, Happy Birthday!
Gue kasih lo emot jari tengah ya, habis lo suka ngeselin sih!

🌸Aretha Derina Sharon

🍂🍂🍂

Aretha tertawa melihat setetes es krim vanila miliknya mengenai pipi Delvian. Gadis itu memegangi perutnya sambil menunjuk ke pemilik pipi tersebut.

Delvian hanya mendengus sambil ikut terkekeh, "sialan lo." Dia mengusap sendiri pipinya yang terkena krim dengan tisu lalu ingin membalas Aretha namun gadis itu sudah mengacungkan tanda damai dikedua jarinya.

"Sorry-sorry." Ujar Aretha membuat Delvian gagal menyerang. Ia langsung menghabiskan sisa es krimnya didalam corn. Sambil sesekali melirik kearah jam tangan. "Dua jam lagi Yan. Bentar lagi gue masuk."

Delvian mengangguk, "yaudah, kurang apa lagi belinya." Cowok itu juga menghabiskan es krimnya dalam sekali lahap lalu melirik secarik kertas dengan beberapa list belanjaan disana. 

"Udah kayaknya, tinggal kuenya doang." Ujar Aretha merangkul pundak Delvian untuk segera pergi dari Mall Gancy. 

Delvian mengangguk tatkala keduanya kembali berbincang dengan tawa. Mereka bahkan tidak sempat mengecek ponselnya yang sengaja dimatikan untuk menghindari Kanoa. 

Hari ini, kalau kalian tanya. Adalah ulang tahun Kanoa, dan kedua orang itu sedang merencanakan suatu kejutan kecil untuk sahabatnya.

Delvian membukakan pintu mobilnya untuk Aretha, lalu setelah gadis itu masuk Delvian duduk dikursi pengemudi. Sambil melirik, Delvian memutar kunci.

"Tha,"

"Hm." Aretha menoleh sambil menaruh ranselnya dibelakang.

"Sorry, kancing baju lo." Delvian menunjuk kancing paling atas kemeja Aretha tanpa menoleh. Cowok itu fokus melihat kejalanan untuk mengeluarkan mobilnya dari parkiran. "Benerin." Pinta Delvian.

Aretha mengernyit namun menengok kebawah, kearah kancing bajunya. "Oh, hehe. Thanks." Katanya sambil mengancingkan bajunya agar belahan dadanya tak terlihat.

"Lain kali perhatiin Tha. Kalau diliat cowok lain gimana." Ujar Delvian membuat Aretha bergidik ngeri seketika.

"Cowok lain?" Mengulangi kalimat Delvian, justru Aretha mendapat cubitan dipipinya. "Aw sakit." Kesal Aretha.

"Ya untung gue yang gak sengaja liat. Kalau cowok lain kan bahaya. Itu maksud gue." Perjelas Delvian.

Aretha berdecak, "heleh sok gak sengaja lo. Padahal seneng kan, punya gue kan mulus, adoh!" Kini ia mendapat toyoran dikepalanya.

"Udah, mending lo telfon Arden deh. Bilang kuenya beli yang rasa pisang gitu, Kanoa kan suka."

Aretha mengernyit, "ihh pisang?"

"Ye juminah, otak lo kudu disapu kayaknya deh. Jorok mulu." Delvian melirik kesal kearah gadis itu sambil berlalu kejalanan lenggang.

Aretha cuma bisa tertawa lalu mulai menyalakan ponsel. Baru saja ia mengetikkan beberapa kata disana untuk mengirimkan pesan kepada Arden, ponselnya berbunyi nyaring. Membuat gadis itu menghela nafas panjang.

"Gak sabaran banget ini anak,-mampus gue matiin." Aretha menekan garis merah panjang menandakan ia mengakhiri panggilan masuk dari seseorang.

"Kanoa?" Tanya Delvian.

ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang