Sumber kekuatan gue?
Kalau kalian maksa, gue akan jawab.
Sumber kekuatan gue, ya, gue sendiri. Selain itu, kembaran gue.🌸Aretha Derina Sharon
🍂🍂🍂
"ARDEN... Miss you so much." Aretha berlari kearah pintu masuk rumahnya dan langsung memeluk saudara kembarnya dengan riang, dia senang mendapati saudara kembarnya telah kembali dari study tesnya di Korea.
Bukannya Aretha jahat, tapi sejak kepergian kaembarannya itu, dia terus saja berdoa agar Arden tidak diterima kuliah disana dan cepat kembali pulang. Gadis itu melepaskan pelukannya dari Arden, sambil diam-diam berdoa. Melihat ekspresi Arden yang murung, Aretha menyungging senyum diujung bibirnya.
"Gimana?" Tanya Aretha formalitas.
Arden mendengus lalu menggeleng sambil mendorong bahu Aretha minggir dari pintu agar dia bisa masuk kedalam rumah. Aretha yang berjalan dibelakang Arden jingkrak-jingkrak dengan sorak didalam dada. Meringis, gadis itu langsung menggelayuti lengan Arden untuk ia antar ke lantai 2.
"Oleh-oleh mana?" Senyum Aretha duduk selonjoran di karpet setelah sampai di kamar Arden. Dia membongkar koper yang dibawa Arden dengan senyum yang merekah.
Menyadari reaksi Aretha, Arden segera melempar jaket kulitnya ke muka gadis itu. "Seneng lo ya, kampret!" Ketusnya sambil membuka kemejanya, meninggalkan kaos polos berwarna putih dengan celana pendek selutut.
"Iya dong," senyum Aretha menemukan beberapa barang didalam koper Arden. "Wah, anjir-anjir." Aretha menemukan sebuah kotak berisi satu set bulpoin lucu beserta gantungannya dengan gambar khas korea.
Ada pula dua pasang kaos kaki juga dengan lambang korea. "Buat gue satu ya." Aretha meringis lalu mengobrak-ngabrik sisanya. Ada beberapa bungkus permen dan jelly juga makanan ringan lainnya.
Sisanya adalah baju-baju Arden yang bisa dihitung menggunakan jari. "Korea bagus gak?" tanya Aretha ikut duduk dikasur bersama Arden yang sibuk memejamkan mata dengan tubuh terlentang.
Arden berdehem, "bagus kalau gue bisa lulus tes dan kuliah disana." ujarnya masih dengan mata terpejam.
Aretha merengut, "emang betah disana gak ada gue? emang lo tega ninggal gue sendiri di rumah?"
Dan pertanyaan Aretha membuat Arden membuka mata lelah, "kan di rumah masih ada mama sama papa Tha."
"Mama papa kan pulangnya malem terus Den, gue kesepian tau di rumah sendiri." Cerocos Aretha memilih memainkan bantal dengan renggutan wajah yang hampir sengaja di melow-kan. Membuat Arden menghela nafas lalu mengulurkan tangan panjangnya dan mengusap kepala Aretha pelan.
"Iya yaudah kan gue udah pulang, lagian gue gak lulus tes." Rasanya hampir tercekik mengulang kalimat itu. Mimpinya untuk belajar di luar negeri pupus sudah. Namun dia juga tidak begitu menyesalinya karena ada Aretha yang selalu mendukungnya. Meski jelas Arden tau kalau Aretha tidak benar-benar iklas merelakan Arden mengikuti ujian kuliah di luar negeri.
Aretha terkekeh pelan, "btw Amanda juga gak lulus kan?" Tanya Aretha. Lebih baik jika Arden dan sahabat baiknya, Amanda sekaligus pacar dari Arden tidak lulus dan bisa pindah di kampus yang sama dengannya.
Arden menjitak kepala adeknya gemas, "menurut lo?"
"Nggak." jawab Aretha semangat. "Adoh!" Aretha melotot karena sekali lagi Arden menempeleng kepalanya.
Arden hanya bisa diam dengan raut wajah datar, cowok itupun segera memejamkan kembali matanya lalu tidur membelakangi Aretha yang masih sibuk bertanya tentang Amanda tanpa ia hiraukan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]
JugendliteraturMenurut Aretha, cinta itu bulshyit. Tapi kalau sayang itu baru tulus. Ini semua tentang Aretha, ini kisah gadis bengal yang menjadi topik hangat dikalangan Mahasiswa Universitas Angkasa. Dia gadis cantik yang membuat kampus gempar karena parasnya...