Hari ini, Ken gak bisa diprediksi.
🌸Aretha Derina Sharon
🍂🍂🍂
Sepanjang perjalanan menuju Pantai Indah Kapuk, Aretha masih memeluk Kanoa. Entah senyaman apa yang gadis itu rasakan sehingga ia masih betah menumpukan kedua tangannya disana. Sementara yang laki-laki, didalam helm full face-nya masih menyungging senyum yang tidak sedetikpun berhenti.
Beberapa kali mata Kanoa melirik kebawah, jarang sekali Aretha mau memeluknya dalam keadaan sadar. Maksudnya adalah setiap Aretha memeluknya itu berarti Aretha sedang tertidur di motor. Itupun Kanoa memaksa untuk Aretha berpegangan agar gadis itu tidak kejengkang kebelakang.
Tapi sekarang? Sepertinya kepala Aretha baru saja terbentur sesuatu.
Setelah menempuh jarak sekitar 45 menit, mereka sampai ditujuan. Kanoa membelokkan motornya menuju pintu masuk Wisata Hutan Mangrove PIK, ini sudah ketiga kalinya Kanoa berkunjung, namun pertama kalinya ia membawa Aretha. Tempat yang tidak banyak orang datang, bisa dikatakan sepi apalagi ini weekdays. Kanoa suka tempat ini, suka dengan suasana heningnya, ia juga bisa menikmati senja disini dengan tanpa gangguan dan berisiknya riuh kota. Dan Kanoa rasa, Aretha juga akan menyukai tempat ini.
Motor Kanoa berhenti untuk singgah sebentar, menoleh kesamping untuk membayar tiket masuk, Aretha lebih dulu memberikan selembar uang 50ribuan. Kanoapun bergegas menancapkan gasnya kembali menuju tempat parkir.
"Kok lo yang bayar sih?" Tanya Kanoa menstandarkan motornya sekaligus melepas helmnya dari kepala. Diikuti oleh Aretha yang ikut melepaskan kaitan helmnya.
Aretha hanya mengangguk sembari menaruh helmnya diatas motor, "kan lo mau bayarin gue makan," ujarnya sambil melirik Kanoa yang rupanya terkekeh pelan.
"Oke tuan putri, jajan apa aja gue beliin deh." Balas Kanoa sambil mengusap pelan kepala Aretha.
Merekapun memasuki jalanan penuh pohon besar, rindang sekali hingga angin yang datang membuat tempat itu menjadi sangat teduh. Beberapa daun gugur dijalan, cukup menandakan bahwa suasanya sangat sejuk. Hanya terlihat segilintir orang disana, sisanya tidak sengaja mata mereka bertemu untuk saling melirik.
Dan kedua kali itu terjadi, Aretha dengan perangainya menendang pelan kaki Kanoa.
"Apa lo liat-liat." Bentak Aretha pelan sambil menaikkan kedua alisnya tinggi keatas.
Kanoa yang biasanya membalas memaki, kini cuma bisa tersenyum disudut bibirnya. Lelaki itu malah menunjukkan sikap sangat santai, sama sekali tidak kesakitan dengan tendangan tadi karena memang itu sangat pelan, atau bahkan hanya menyentuh jinsnya saja. Kedua tangannya dimasukkan kesaku celana. Matanya kembali memandang kejalanan.
"Tha," Sapaan yang terdengar asing, mulai membuat Aretha sepenuhnya berkonsentrasi pada lelaki yang berjalan beriringan disebelahnya.
"Hem." Aretha cuma berdehem.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]
Teen FictionMenurut Aretha, cinta itu bulshyit. Tapi kalau sayang itu baru tulus. Ini semua tentang Aretha, ini kisah gadis bengal yang menjadi topik hangat dikalangan Mahasiswa Universitas Angkasa. Dia gadis cantik yang membuat kampus gempar karena parasnya...