Happy Reading 💙
Special CAST !!!
Baca sampai habis ya❤️
😛🌸🌸🌸
Sudah satu minggu sejak acara pernikahan Elena berakhir dan Aretha baru bisa masuk kuliah hari ini. Sesuai yang diberitahukan Sonya, ia masuk di kelas etika kedokteran.
Entah bagaimana bisa dia masuk kelas itu kembali setelah hari pertamanya yang tidak mengenakkan. Namanya dicoret dari daftar absensi. Jangan lupa, dosennya Pak Khasan, ayah dari Karisa.
"Aretha kamu ikut bapak sebentar." Pak Khasan menyuruhnya untuk keluar kelas duluan setelah mata kuliah beliau selesai.
Aretha menurut, lalu duduk di kursi ruangan Pak Khasan setelah dipersilahkan.
"Kamu tidak tanya kenapa bapak menyuruh kamu masuk kelas lagi?" Pertanyaan dari Pak Khasan sontak membuat Aretha mendongak dan berdehem tanda ia cukup penasaran.
"Maaf waktu itu saya seolah mendiskriminasi kamu." Ujar Pak Khasan seperti menyesal.
Aretha mengangguk dengan senyum singkat, "tidak apa Pak. Saya paham, Karisa anak Bapak." Ujarnya jujur memang sudah memaafkan dosen itu. Lagipula dia hampir tidak ingat kalau di semster 1 yang hampir habis ini, ada mata kuliah dosen itu.
Padahal Aretha sudah niat akan mengulang mata kuliah tersebut di semester depan.
"Walau begitu saya tidak seharusnya pilih kasih. Maafkan saya." Lagi-lagi yang didapat adalah wajah penyesalan Pak Khasan.
Aretha hanya mengangguk serta tersenyum dan kali ini cukup lama. Dia tidak tau harus membalas dengan perkataan apa.
"Saya lihat video kamu menampar Natha." Pengucapan itu akhirnya melenyapkan senyuman Aretha. Dia menatap tegas Pak Khasan. Apa maksudnya?
"Terima kasih sudah mewakili saya." Ujar Pak Khasan tulus, kali ini beliau menunduk. "Saya berencana untuk memasukkannya ke penjara, tapi orang tua Natha sudah datang kepada saya untuk berdamai."
Aretha tidak sengaja berdecak, sangat kagum pada perilaku orang tua Natha yang tidak tau adab. "Bapak jangan mau berdamai dong! Itu anak bapak udah diper,-" Aretha keceplosan, "maaf maksud saya dilecehkan. Apa bapak terima damai begitu saja?"
Sepertinya disini hanya Aretha yang tidak terima, jelas sekali Pak Khasan terlihat lemah seperti yang dilecehkan bukan putrinya. Aneh!
"Saya tau. Mangkanya saya merasa menjadi ayah bodoh untuk Karisa. Saya menyesal."
Aretha masih tidak mengerti. Dia diam untuk beberapa saat, mencoba mendengarkan apa yang dikatakan Pak Khasan selanjutnya.
Orang ini bener-bener gila! Batin Aretha tidak percaya. Dia sudah keluar dari ruangan Pak Khasan. Kabar baiknya Aretha boleh mengikuti ujian mandiri yang telah diadakan Pak Khasan selama Aretha tidak masuk kelasnya, sehingga gadis itu tidak perlu mengulang mata kuliah itu disemester depan.
Dan kabar buruknya sangat amat menjengkelkan kepala. Aretha menghentikan langkahnya, dia segera menelfon papanya untuk bertanya apakah hal yang baru saja ia dengar adalah hal wajar yang dilakukan oleh seorang ayah.
🌸🌸🌸
Kelas selanjutnya Aretha menidurkan kepalanya dikursi paling pojok, dia beruntung kelasnya sangat ramai. Ada beberapa senior yang datang mengulang sehingga membuat kelas hampir penuh dan dosen didepan tidak terlalu memperhatikan tingkah mahasiswanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]
Teen FictionMenurut Aretha, cinta itu bulshyit. Tapi kalau sayang itu baru tulus. Ini semua tentang Aretha, ini kisah gadis bengal yang menjadi topik hangat dikalangan Mahasiswa Universitas Angkasa. Dia gadis cantik yang membuat kampus gempar karena parasnya...