ARETHA #24

359 67 17
                                    

Oh jadi gini rasanya cemburu?

🌸Aretha Derina Sharon

🍂🍂🍂

"ARETHA PACAR GUE."

Ketus Kanoa langsung memeluk Aretha tanpa persetujuan. Sedangkan yang dipeluk sebetulnya senang,tapi malu juga karena beberapa pasang mata malah melihat menyalang kearah keduanya.

"Demi?"

"Anjir udah punya pacar."

"Lah, pacaran sama Kanoa."

"Gak mungkin!"

Kanoa segera melempar senyum sinis, lalu segera menggenggam tangan Aretha untuk keluar dari aula tersebut.

Beberapa orang disana masih terpaku menatap keduanya, sedangkan yang lain tidak terima, ada yang merasa iri dan lain sebagainya.

Aretha melepas genggaman tangannya dari Kanoa, lalu mengerucutkan bibir hingga beberapa centi setelah mereka berhasil keluar dari aula.

Tentu saja, gadis itu ingin memaki.

"Tunggu, harusnya gue yang mau ngomel." Kanoa membekap mulut Aretha sebelum gadis itu mengoceh. "Lo ngapain kesini? Kan gua bilang suruh tunggu gajebo."

Aretha menaikkan alis lalu menghempas tangan Kanoa yang menutupi mulutnya, "lepas. Lo lama ya Ken." Ketusnya.

Kanoa melihat kemanik mata Aretha. "Sabar sayang. Kangen banget sama gue yak?" Liriknya jahil.

Ingat, salah satu hobi Kanoa adalah menggoda Aretha. Oh, bahkan sudah menjadi kebiasaannya setiap hari. Dan menurutnya itu adalah bagian terseru ketika sedang bersama Aretha.

Aretha menjitak kepala Kanoa gemas. "Dih. Kepedean banget lo bambang." Gadis itu segera pergi diikuti Kanoa yang kembali sebentar ke aula untuk mengambil ranselnya. Lalu mengikuti langkah pacarnya pergi.

Tidak butuh waktu lama untuk menuju parkiran. Saat tiba-tiba saja mereka berdua melihat Karisa berjalan seorang diri, menuju kearah perpustakaan kampus dengan muka menegang.

Sekilas Aretha melihat wajah Karisa pucat, dan entah kenapa tidak seperti biasanya Karisa hanya melewatinya begitu saja.

Ohya, melewati Kanoa lebih tepatnya.

"Tumben itu anak main lewat-lewat aja, biasanya juga heboh kalau ada lo." Aretha melirik Kanoa yang rupanya memiliki rasa keanehan yang sama. Pacarnya itu masih lekat memandangi punggung Karisa menjauh.

Sedangkan Aretha sudah mendengus karena tidak dihiraukan. "Ken? Hello?" Gadis itupun segera melayangkan jemarinya untuk mengalihkan perhatian Kanoa.

Kanoa mengedip beberapa kali lantas tersadar, "Tha." Ujarnya membuat Aretha memutar bola mata.

"Ada yang aneh?" Tanya Kanoa membuat Aretha semakin memutar bola mata, setengah kesal.

"Gak peduli." Ketus Aretha pergi begitu saja meninggalkan Kanoa yang kini sudah mengejarnya karena kebingungan.

"Tha! Buru-buru amat sih. Itu Karisa kenapa?" Tanyanya membuat Aretha semakin melebarkan langkahnya. Semakin tidak menghiraukan.

"Tha!" Kanoa memberhentikan bahu Aretha tiba-tiba dari belakang hingga pacarnya berhenti tepat didepannya.

Aretha dipaksa menoleh, dengan senyum yang tentu saja sinis. "Apa!"

Kanoa mengernyit, "lo marah?" Kekehnya kemudian mencubit kedua pipi pacarnya.

Aretha mengelak sebisanya, namun tubuhnya langsung dipeluk oleh Kanoa didepan umum. Baru sampai ditengah parkiran, dan beberapa orang yang lewat tentu berhenti untuk melihat adegan berpelukan kedua orang tersebut.

Ada yang mencuri foto mereka, ada yang mengaga melihat keterbukaan mereka, ada pula yang bisik-bisik tidak suka. Ada yang? Ah banyak! Namanya juga, Mahasiswi populer.

Siapa sih yang tidak tau Aretha?

"Kanoa lepas, malu!" Ucapan Aretha hampir tidak terdengar dibalik dada bidang Kanoa.

Kanoa tersenyum dengan masih menikmati memeluk pacarnya. "Udahan belom marahnya? Lo cemburu ya." Lelaki itu terkekeh sekali lagi. Antara gemas dengan sikap Aretha atau memang Kanoa sejahil itu.

"Udah sial. Lepas!" Aretha menggerutu lagi, lalu pelukan itu terlepas. "Malu bego." Aretha mengernyit, saat kemudian melototi orang-orang yang masih setia memperhatikan tingkah romantis mereka bak drama korea.

Beberapa orang menghilang, lalu sisanya pura-pura tidak melihat sambil mereka sibuk menaiki kendaraannya masing-masing.

Kanoa tersenyum sipul lalu mengusap pelan pipi Aretha, "jangan cemburuan . Jelek muka lo."

"Ken!" Aretha melotot, tidak suka diledek.

Kanoa tertawa pelan, "iya-iya enggak khawatir lagi sama cewek lain. Maaf ya Tha." Senyumnya kembali mengelus pipi Aretha.

Aretha tentu menahan untuk tidak tersenyum, tengsin. Alhasil, gadis itu hanya mengangguk lalu mengacungkan jempolnya. "Pinter. Sering-sering peka!" Ujarnya menyudahi aksi kesalnya pada Kanoa.

"Ayo pulang." Ajak Kanoa.

Aretha mengangguk.

"Tha."

Gadis itu mendongak lagi. "Apalagi Ken?"

Kanoa mengedipkan sebelah matanya, "love you."

Aretha tersenyum geli, "apasih Ken! Udah ah ayo pulang."

🍂🍂🍂

Halloha...
Maaf banget lama gak update! 😭
Ohiya, sebenernya aku pingin menyudahi cerita ini. Tapi kalau kalian setuju?

Aku bakal buat dua bab terakhir. Gimana?

Tapi.. jangan khawatir! Setelah Aretha, Arden mungkin akan menjadi buku lain dari kisah si kembar.

Komen ya. Butuh pencerahan, karena sebenarnya aku udah buat cerita Aretha happy ending sejak beberapa bab terakhir kali. Hehehe

Thankyou udah selalu support dan nungguin cerita ini..❤️ terluv, kalian luar biasa!

ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang