ARETHA #32

300 58 13
                                    

Happy Reading ❤️Terima kasih banyak sudah selalu nungguCinta kalian *abaikan💃🏻💃🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading ❤️
Terima kasih banyak sudah selalu nunggu
Cinta kalian *abaikan💃🏻💃🏻

🌸🌸🌸

Ragil bukannya tidak melihat Aretha tersungkur ditanah karena dijegal, cowok itu hanya mengabaikannya. Tapi tetap berada dibelakang Aretha sambil berdiri tegap memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana seperti biasa.

Ragil hampir ingin menghampiri ketika wajah Aretha berubah menjadi sinis. Dia takut gadis itu mengeluarkan kotak ajaibnya. Bukan apa-apa, masalahnya disana ada benda tajam dan berbahaya jika digunakan sembarangan.

Melihat Aretha malah menggiring ketiga perempuan itu menjauh dari keramaian, Ragil tersenyum tipis.

"Cewek cerdas." Ragil melihat sekeliling taman belakang kampus. Dia bahkan baru tau kalau Aretha tau tempat ini.

Tempat dimana biasanya Ragil nongkrong dengan teman laki-lakinya untuk merokok dan berkelahi. Bahkan bukan hanya Ragil, seluruh cowok di kampus yang memiliki kepribadian cinta kebebasan akan selalu datang kemari.

Melihat keributan didepannya tidak membuat Ragil turun tangan untuk menolong Aretha yang sepertinya sedang kalah jumlah. Cowok itu hanya memperhatikan, seperti game yang seru untuk dilihat dan disaksikan endingnya.

Saat Aretha terduduk dan ditampar, Ragil hanya menaikkan alis. "Kalah juga dia." Setelah mengucap itu, Ragil mengeluarkan sembarang benda yang berada di ranselnya.

Ragil terkekeh melihat apa yang ia temukan.

"Lumayan buat ngalihin." Gumam Ragil, setelah melihat Aretha ingin ditendang dia langsung meniup benda tersebut dan menggiring tubuhnya sendiri bersembunyi.

Mendengar Aretha kembali bicara Ragil melihat kembali keadaan, "berkat gue kan." Senang Ragil kembali menyaksikan.

Tidak lama hingga cowok itu meniup benda itu lagi, dia sudah cukup bosan menyaksikan.

"Ketemu yang niup pluit gue habisin!"

Kekesalan Aretha membuat Ragil terkekeh ditempatnya lantas ia keluar dari persembunyian.

"Uh galaknya." Ledek Ragil.

"Ragil!"

Melihat perubahan ekspresi Aretha menatap pluit yang menggantung di leher Ragil, cowok itu segera melepaskannya dari leher.

"Pluit pramuka adek gue." Kekehnya tak berdosa.

Aretha berdecak sinis, "oh jadi elo yang bikin mereka jadi kabur." Ketusnya.

ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang