ARETHA #34

272 62 2
                                    

Happy Reading🖤DoubleKill!!😝 Jangan lupa selalu mendukung cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading🖤
DoubleKill!!😝
Jangan lupa selalu mendukung cerita ini.
Sarangheo banyak-banyak...❤️

🌸🌸🌸

Semua lawan sudah babak belur, termasuk penyerangnya sendiri. Kanoa, Delvian dan Ragil masih terengah ditempatnya berdiri. Ketiganya memandang lekat Natha yang mundur dengan langkah takut, tidak mau mengambil resiko Natha segera angkat kaki dari taman belakang kampus diikuti oleh pengikutnya.

Ketiga orang tadi langsung menoleh kebelakang kearah Aretha yang sudah lemas terduduk dikursi panjang dibawah pohon beringin. Semua khawatir padanya, gadis dengan rambut yang acak-acakan lalu wajahnya sudah gasruk ditambah ada darah disudut pipinya.

"Lo gakpapa?" Tanya Kanoa langsung memeluk gadisnya, disaat bersamaan pula Ragil bertanya.

"Lo oke Tha?" Tanyanya berhasil mendapat lirikan tajam dari Kanoa dan Delvian.

"Lo siapa?" Tanya Delvian mewakili Kanoa yang kini sibuk membersihkan wajah pacarnya dengan sapu tangan yang dikeluarkan dari saku.

"Temen sekelasnya Aretha, Ragil." Cowok itu mengulurkan tangan tulus untuk berkenalan.

Delvian mengangguk membalas uluran itu, "Delvian, dan dia Kanoa pacarnya Aretha." Ia sedikit menekan kata Pacar untuk membuat Ragil mengerti situasi panik sahabatnya.

Aretha bergeming sebentar, kepalanya terlalu pusing untuk bicara. Selain karena efek perkelahian tadi, panas dibadannya membuat dia merasa seperti diambang kematian. Tidak tahan lagi, Aretha segera menutup mata dengan tanpa gerakan apapun kemudian setelahnya, dia pingsan.

Ketiganya panik, Delvian berlari untuk menyiapkan mobilnya yang tidak jauh terparkir dari taman ini untuk membawa Aretha ke rumah sakit. Sedangkan Kanoa sudah menggendongnya, lalu Ragil mengikuti langkah Kanoa untuk membantu membawakan ransel Aretha.

Setelah tiba di rumah sakit Aretha langsung dibawa ke UGD karena suhu badannya tinggi. Untuk ketiga lelaki itu juga langsung ke ruang rawat karena wajah mereka lebam akibat dikeroyok. Meski mereka berakhir menang namun tetap saja wajah gasruknya membuat para suster sibuk menangani.

"Kenapa Aretha bisa dikeroyok sama mereka?" Pertanyaan yang tidak sempat Kanoa katakan akhirnya keluar dari mulutnya. Wajahnya masih menatap Ragil sengit seperti menunjukkan ekspresi tidak suka.

Ragil hanya mengangkat bahu, dia seperti tidak berminat menjawabnya.

Oh oke, Kanoa baru sadar dan ingat cerita semalam. Natha benar-benar menggali lubang maut untuk dirinya sendiri. "Kenapa bisa ada lo disana?"

ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang