ARETHA #20

820 85 17
                                    

Gue harus minta maaf!

🌸Aretha Derina Sharon

🍂🍂🍂

"Gue ganggu?"

"Gak kok. Gak sama sekali!" Delvian langsung angkat diri dari kursi untuk menuju kearah Kanoa berdiri. "Masuk." Suruh Delvian sambil meringis pada sahabatnya.

Delvian takut membuat Kanoa salahfaham. Itu saja yang ada difikirannya sekarang.

Aretha yang melihat Kanoa berjalan kearahnya dengan kaku segera membenarkan posisi duduknya dan mengatur nafasnya agar terlihat lebih normal.

Menyadari sesuatu, Delvian pamit masuk kedalam rumah untuk mengambilkan Kanoa segelas minuman.

Sedangkan Kanoa sudah duduk disebelah Aretha,tempat tadi Delvian terduduk.

Hening, tidak ada satu katapun yang terucap pada mulut keduanya. Sesekali Aretha menoleh, namun mulutnya tetap diam tak berucap.

Gimana ngomongnya ini? Aretha menggelengkan kepalanya sekali dan mengerjap untuk memastikan bahwa suhu tubuhnya normal dan ia tidak sedang salah tingkah. Pasalnya, kaki dan tangannya tidak berhenti bergerak sejak kedatangan Kanoa. Asal tau saja.

Minta maaf? Gimana caranya! Aretha kembali melirik Kanoa, namun kali ini dengan sedikit frustasi. Aretha tidak pandai meminta maaf, apalagi basa basi. Entah bagaimanapun kisahnya saat ia melakukan kesalahan, lebih baik ia akan mengakuinya langsung. Namun kali ini entah kenapa menjadi sedikit sulit.

Bukannya tidak menyadari, Kanoa juga sesekali melirik kearah Aretha yang bertingkah aneh. Tidak kunjung mengucap Kanoa membuka suara.

Bebarengan dengan Aretha yang mantap menoleh sembilan puluh derajat kearah Kanoa.

"Ken."

"Tha."

Tepat didetik yang sama. Keduanya kembali mematung, Kanoa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sedangkan Aretha berusaha memperpanjang kata.

"Lo gakpapa?" Tanya Aretha menaikkan satu alisnya sambil tersenyum memaksa.

Kanoa mengernyit, "maksudnya?" Tanyanya tidak mengerti.

Aretha menarik nafas panjangnya lagi, "itu," tunjukkan pada beberapa luka yang terpampang jelas di wajah Kanoa. Tidak ada plester atau bekas obat apapun disana. Semuanya tampak sama seperti pertama kali Aretha melihat Kanoa terluka di arena balap.

"Gue minta maaf." Ucap Aretha buru-buru menghadap kedepan seperti semula tanpa melihat bagaimana Kanoa berekspresi.

"Gue minta maaf soal tadi. Harusnya gue nanya keadaan lo dulu, bukan malah,-"

"Hust." Kanoa berdesis, membuat gadis disampingnya menoleh. "Gue cemburu." Tegas Kanoa membuat lagi-lagi mata Aretha melotot,lalu jantungnya seakan tidak berhenti menabuh.

Aretha menelan ludah, sedangkan Kanoa sudah memantapkan diri untuk menuntaskan segala perasaannya hari ini. Entah bagaimanapun hasilnya.

Aretha melihat Kanoa menggenggam tangannya, sambil bicara dengan tatapan mata. Kanoa akhirnya menarik nafas panjang.

Aretha juga siap mendengarnya.

"Tha,gue.." beberapa detik telah berlalu, namun Kanoa masih tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Tangan lelaki itu dingin seperti es, genggaman itu semakin kuat.

Sampai akhirnya,

"Kalian ngapain?" Suara dari Delvian mampu memecahkan kegugupan yang melanda dua insan tersebut.

Kanoa menghempaskan tangan Aretha, dan Arethapun sama segera melihat kesembarang tempat kecuali Kanoa dan Delvian.

Mereka sama-sama terpaksa menghindari keseriusan yang baru saja terjadi. Mereka, gugup.

Detik demi detik terus berlalu. Sampai Kanoa sadar kalau tidak bisa terus seperti ini.

Kanoa angkat diri dari kursinya dan langsung menyeret pergelangan tangan Aretha hingga gadis itupun ikut berdiri disebelahnya.

Kanoa sudah tidak bisa tahan lagi. Dia harus menyelesaikannya sekarang juga. Entah bagaimanapun fikiran Delvian, Kanoa ingin sekali saja untuk tidak peduli.

"Yan, gue suka Aretha." Ujar Kanoa lantang. Tangannya yang tadi hanya menggenggam pergelangan tangan Aretha, kini beralih seperti menggandeng seluruh jemari tangan gadis itu.

Aretha mematung, ia menghela nafas berkali-kali. Tidak disangka Kanoa akan seperti ini didepan Delvian.

Tapi tak pelak Aretha tetap menurut tangannya digenggam oleh Kanoa. Tidak berusaha melepas pun menghindari percakapan itu. Aretha sepertinya sedang kalah dengan perasaannya.

Delvian hanya diam, dia menatap datar keduanya. Lalu tidak lama terkekeh. "Kalian, serius?" Dia menunjuk kedua sahabatnya dengan jari telunjuk.

Kanoa dengan cepat menghempaskan telunjuk itu dengan tangan satunya. "Gue gak lagi bercanda!" Ujar Kanoa mengeraskan rahangnya.

Kalau Delvian si mantan Aretha tidak terima,bahkan meskipun ia adalah sahabatnya. Kanoa tetap tidak akan mundur dan mengalah. Sudah cukup dulu dia mengalah,sekarang tidak lagi. Kanoa sudah bertekad.

Delvian kembali tersenyum, dia menepuk bahu Kanoa pelan. Tatapannya tegas namun tidak menyalang. "Siapa sih yang gak tau lo suka Aretha? Dari SMP juga lo udah suka. Gue udah tau."

Kanoa diam, pun Aretha yang masih bertahan dengan memandangi genggaman tangan Kanoa. Genggaman yang masih belum dibalas oleh gadis itu. Bukan berarti Aretha tidak menyimak Delvian dan Kanoa bicara. Telinganya sungguh mendengar dengan jelas ucapan keduanya. Namun dia memilih hening sejenak,setidaknya untuk memikirkan sesuatu.

Delvian menarik tangannya, lalu menghela nafas pendek. "Harusnya dari dulu lo bilang. Gue gak akan marah Ken, gue juga gak ada hak buat itu." Delvian tersenyum sipul, "jawabannya ada di Aretha. Dan lo gak perlu sama sekali konfirmasi ke gue."

Setelah kalimat itu, Aretha sepenuhnya sadar. Bahwa rasa bimbang yang selama ini ia rasakan,ternyata hanya ilusi yang dia ciptakan sendiri. Rasa bimbang itu bukan betul-betul kebimbangan karena perasaannya belum bisa move on pada Delvian. Bukan! Aretha hanya tidak ingin kehilangan Delvian lagi, sebagai sahabat. Iya itu saja.

Aretha lalu dengan mantap menggenggam balik jemari tangan Kanoa. Sambil tersenyum segaris dia melihat kedepan. Dan tidak disangka Kanoa sedang menoleh kearahnya dengan wajah yang tidak bisa dijelaskan.

Kanoa menaikkan satu alisnya. Lalu dengan mantap mengangguk mengerti. Lelaki itu kemudian tersenyum sangat singkat.

"Gue pergi." Ucapan terakhir dari Kanoa membuat Delvian mengangguk. Dan Kanoa berakhir menarik Aretha untuk keluar dari halaman rumah Delvian.

Arethapun sempat melambaikan sebelah tangannya ke Delvian untuk pamit pulang.

Lalu gadis itu naik ke motor Kanoa yang dilajukan normal oleh si pengemudi.

Kanoa menaikkan helm full facenya. Lalu berdehem sebentar, saat setelahnya ia berteriak dijalanan lenggang ditengah malam. Tidak ada kendaraan lain yang lewat disana. Hanya angin kencang yang lewat dan menghempas wajah gasruknya.

"I LOVE YOU ARETHA..." lantang namun pasti. Suara Kanoa membuat Aretha dibelakangnya terkekeh.

Gadis itu ikut membuka kaca helmnya lalu sambil memeluk si pengemudi, Aretha ikut berteriak. "DASAR ORANG GILA..."

🍂🍂🍂

Halohaa...
Semoga gak bosen ya sama Aretha😭 maapin suka lama update. Dan terima kasih banyak yang selalu nunggu cerita ini🙏

Btw,

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN YA SEMUA..😊 Bagi yang menjalankan puasa tetap semangat ya❤

Jaga kesehatan, jangan lupa cuci tangan, olahraga dan jangan lupa berDoa💜

Our earth will heal soon!

ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang