•Play the Music•
Gue kesel sama lo Ken, banget! Tapi bisa gak, gak bikin gue jadi mikirin elo.
🌸Aretha Derina Sharon
🍂🍂🍂
Aretha terdiam di kamarnya, sudah beberapa kali dia melihat kearah smart phone-nya, dan sudah tidak terhitung pula dia melihat kearah jam dinding. Hingga waktu semakin cepat berlalu.
Gadis itu menarik selimutnya sampai keatas kepala, gelap didalam sana. Aretha merasa sedang dalam masa dimana dia 'cukup' kesepian. Ah, bukan itu maksud sebenarnya. Aretha sungguh tidak pandai bagaimana dia mengunggapkan perasaanya.
Terkadang hatinya memang serumit itu untuk dipahami. Bahkan oleh pemiliknya sendiri.
Aretha mencoba memejamkan mata, namun gagal karena jam 8 malam bukanlah jam genting dimana matanya harus terpejam. Bahkan dia sama sekali tidak mengantuk. Biasanya jam segini gadis itu sibuk mengomel dengan menempelkan ponsel ditelinganya, atau paling tidak dia seperti orang gila berlagak menonjok didepan layar ponsel agar seseorang disebrang sana tertawa-melakukan video call maksudnya. Membicarakan hal-hal aneh dan absurd, atau bahkan saling bertukar cerita.
Dan sekarang Aretha butuh teman untuk curhat.
Hari ini Aretha sudah dibuat kesal dengan tugas kelompok. Belum lagi setelah mendengarkan Delvian cerita soal Karisa, semakin membuat jengkel saja.
"Jangan-jangan mama juga ikutan grub Yayasan itu lagi?" Aretha membuka selimutnya dan terduduk, memencet ponsel ingin menelfon mamanya, ia segera mengurungkan niat. "Ah mama pasti sibuk ngurusin Kak Elena." Ingatnya, baru kemarin dia ditinggal pergi ke Bandung oleh kedua orang tuanya.
"Semoga mama gak ada hubungannya sama mamanya Karisa." Aretha memberi kesimpulan sendiri.
Lalu fikirannya kembali melayang pada seseorang yang juga berhasil membuat perasaannya kesal dan kosong.
"Lo kemana sih Ken?" Aretha sudah tidak tahan lagi. Meninggalkan rasa gengsinya, gadis itu akhirnya memencet tombol call pada nomor Kanoa.
Berdeting dua kali, kembali ragu, Aretha segera mematikannya.
"Bodoh," Aretha meremas rambutnya semakin kesal, "nanti dia kegeeran." Ujarnya lagi-lagi pada dirinya sendiri.
Masalahnya, setelah kelas tadi pagi Aretha sama sekali tidak menemukan batang hidung Kanoa. Bahkan Kanoa juga tidak memberinya kabar seperti biasanya. Sebetulnya Delvian sudah mengajak Aretha untuk mampir ke rumah Kanoa, namun karena Delvian mendadak berubah menjengkelkan dengan menggodanya mencari-cari Kanoa bahkan mereka dianggap sudah jadian, jadilah Aretha menolak dan memilih untuk pulang saja ke rumah.
Namun kini pilihannya membuat Aretha merasa kesal dan menyesal. Daripada bosan seperti ini, harusnya tadi dia mengiyakan ajakan Delvian meski ia tau ia akan naik darah karena diledek habis-habisan.
"Arden kemana lagi, setan itu anak udah tau gue gak suka sendirian." Omong-omong soal saudara kembarnya, lelaki itu menjadi sangat sibuk karena sudah masuk jurusan. Karena ia memilih jurusan arsitek, Arden jadi banyak sekali tugas dan harus beberapa kali menginap di kosan temannya yang dekat dengan kampus.
Dan hal tersebut sudah cukup membuat Aretha kesepian tanpa saudara kembarnya.
Aretha kembali melirik ponselnya, kosong, tidak ada notif apapun selain grub kelasnya dan Sonya, gadis itu spam chat, masih usaha untuk minta nomornya Arden.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]
Teen FictionMenurut Aretha, cinta itu bulshyit. Tapi kalau sayang itu baru tulus. Ini semua tentang Aretha, ini kisah gadis bengal yang menjadi topik hangat dikalangan Mahasiswa Universitas Angkasa. Dia gadis cantik yang membuat kampus gempar karena parasnya...