Happy Reading 💙
Hari minggu spesial post 2x
Xixixi
Selamat menebak jalan ceritanya kawan😘🌸🌸🌸
Plak!
Aretha ditampar Reval, papanya. Meskipun tidak keras tapi Aretha bisa merasakan emosi papanya juga panas yang kini menjalar di pipinya. Gadis itu hanya mendongak tidak tau soal untuk apa ia ditampar.Sedangkan Arden yang kaget segera menatap geram ke papanya.
"Apa maksud papa? Kenapa sampai nampar Aretha!" Kesal Arden melindungi Aretha dibelakang punggungnya. "Kalau ini semua gara-gara muka Arden yang babak belur, ini sama sekali gak ada hubungannya sama Aretha." Jelasnya.
Mereka berdua memang dipanggil Reval untuk pulang ke rumah. Aretha tidak tau kalau Arden dipanggil juga, begitupun sebaliknya. Dan keduanya terkaget saat melihat ekspresi Reval sudah menahan emosi.
"Aretha bisa jawab. Papa butuh kejujuran kamu." Reval menunduk melihat anak perempuannya yang sedang disembunyikan di punggung Arden.
Aretha menyuruh Arden minggir, dia menatap papanya dengan banyak sekali pertanyaan. Dia juga tidak tau apa yang menjadi pokok masalahnya disini. "Aretha gak tau papa marah kenapa. Tapi Aretha bakal jawab jujur kalau papa bilang apa salah Aretha."
"Masalah papa sama gue Tha, lo gak perlu,-"
"Diam Arden!" Potong Reval tegas. "Masalah kamu, masalah kamu, dan masalah Aretha adalah masalah Aretha." Jelasnya.
"Papa kenapa sih!" Kesal Arden. Sedangkan Aretha masih saja diam. Perempuan itu tidak seperti biasanya yang bersemangat menolak jika dia disalahkan sepihak. Sepertinya Aretha sangat pasrah.
"Papa kecewa sama kalian berdua." Ujar Reval akhirnya. "Sepertinya kamu duluan Arden."
Arden sudah menatap tegas ke papanya, kalau ini masalah soal wajahnya babak belur, dia akan terima disalahkan. Karena memang dia salah.
"Kamu sudah janji sama papa untuk fokus kuliah. Tapi apa yang kamu dapat dari wajah kamu. Kamu tawuran lagi?" Tanya papanya tegas, setengah kecewa.
Arden menunduk, ia sepenuhnya membetulkan apa yang diucapkan papanya. "Maaf." Cuma itu yang bisa dia ucapkan.
"PA kamu menelfon, katanya kamu sering absen. Kemana kamu Arden?" Tanya papanya menegas.
*PA=Pembimbing Akademik / Dosen Wali
Arden diam, tentu saja dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Tidak mungkin dia bilang ke Bandung untuk menemani Kanoa karena mengurus Karisa yang habis diperkosa dan tidak mungkin juga dia bilang bolos kuliah hanya karna membalaskan dendam pada Natha.
"Tawuran? Iya Arden. Atau kamu balapan lagi, iya! Jawab papa Arden."
Arden tidak bisa manatap mata papanya, dia sudah mengaku kalah dan salah.
"Oke kalau kamu tetap gak mau jawab, berarti apa yang papa tadi ucapkan benar." Reval memijit pelipisnya, dia berusaha sabar untuk anak-anaknya. Rupanya dia kurang mendidik mereka dengan benar. Ini juga jadi salahnya. "Sebagai hukumannya, Motor kamu papa jual."
"Pah!" Arden langsung memelas menatap papanya. Itu motor kesayangannya. Benda itu sudah bersamanya sejak SMP, sudah banyak kenangan balapan dengan motor itu. Dia tidak mungkin bisa merelakannya dijual. Kalau hanya tidak digunakan dan digudangkan di rumah sih bukan masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]
Teen FictionMenurut Aretha, cinta itu bulshyit. Tapi kalau sayang itu baru tulus. Ini semua tentang Aretha, ini kisah gadis bengal yang menjadi topik hangat dikalangan Mahasiswa Universitas Angkasa. Dia gadis cantik yang membuat kampus gempar karena parasnya...