ARETHA #16

817 83 7
                                    

Gue mimpi, suka sama Ken.

🌸Aretha Derina Sharon

🍂🍂🍂

Pagi ini, rutinitas kuliah Aretha tidak jauh berbeda dengan pagi sebelumnya. Tetap menyebalkan seperti yang sudah-sudah. Meski ada sedikit kemajuan, kali ini Aretha lebih bersimpati pada Karisa yang berusaha akrab dengannya.

Untuk Natha, entah sejak kapan lelaki itu selalu membuat suasana kelas menjadi tidak menyenangkan. Ini adalah salah satu faktor utama Aretha ingin pindah kelas. Kalau bisa pindah kampus. Sangat menyebalkan, seolah Natha adalah manusia penting yang harus ia ingat dimasa SMPnya. Padahal mau dipaksa bagaimanapun juga, Aretha tetap tidak ingat sosok Natha. 

"Asli itu laki pingin gue garuk aja mukanya tau gak sih lo." Aretha kembali memaki kepada dua sahabatnya yang sejak tadi sibuk dengan makan siang. 

"Kenapa lagi sih Tha, sehari aja lo gak ngamuk bisa ga?" Delvian geleng-geleng kepala sambil masih mengunyah sisa makanan didalam mulutnya. 

"Ya lo bayangin aja. Masa gue dibuat sekelompok lagi sama dia. Kan apa banget ya? kayak gak ada manusia lain aja. Heran!" 

Kanoa terkekeh, "dia suka sama lo bego Tha." Celetuk Kanoa berhasil membuat Aretha menoleh sarkartis. Ingin menjenggut rambut sahabatnya satu itu, namun kasian karena Kanoa masih sibuk menyantap makanannya. 

"Jangan-jangan dari SMP dia suka sama lo Tha." Delvian makin membuat Aretha menjadi emosi.

Kedua sahabatnya langsung terbahak sebelum mendapat lototan mata dari Aretha. 

"Kenal aja enggak brengsek." Cetus Aretha. 

Kanoa berhenti tertawa, dia mengangguk-angguk. "Bukan gak kenal kali, lo aja yang gak mau tau. Kan lo dulu bucin banget sama Delvian." 

"Uhuk-uhuk!" Dan kalimat tersebut mampu membuat Delvian tersedak dan segera meneguk air mineralnya. "Apaan sih lo bangsat." 

Aretha juga ikut berdecak, dan merasa sedikit tersindir dengan kalimat tersebut. "Yang dulu dulu gak usah dibahas lagi deh Ken." 

Kanoa menaikan kedua bahunya tinggi. 

Satu hal yang Aretha tangkap dari percakapan ini, adalah bahwa dirinya memang terlalu cuek dan sangat tidak peduli dengan perasaan orang lain. Mungkin juga karena dirinya masih terpaku pada satu orang, sehingga baginya orang lain hanyanyalah boneka mati. Tidak hidup dan tidak memiliki perasaan tetap. 

Sederhana saja, mencintai lewat paras sangat mudah dan cepat berlalu, daripada mencintai dari hati.

Setidaknya, begitu fikiran Aretha. 

Melihat situasi menjadi canggung, Kanoa langsung menatap satu persatu mata sahabatnya. Lalu mulai mencairkan suasana dengan mengambil sedotan yang sempat ia tahan airnya lalu menyemburkan kepada Aretha dan Delvian. 

"Ih jorok anjir." Kesal Aretha mengusap wajahnya dengan tisu, diikuti dengan Delvian yang malah ikut-ikutan menyemprotkan air melalui sedotan. 

Dan mereka bertigapun berakhir tertawa karena sebuah kekonyolan kecil. 

🍂🍂🍂

"Serius lo Nda?" Aretha bertahan pada posisi duduk di motor Kanoa sambil menunggu munculnya manusia satu itu. Telinganya masih tersumbat headset yang menghubungkan panggilan dengan Amanda. 

"Buat apa sih gue bohong Tha. Jadi waktu dulu lo sibuk sama Delvian, Kanoa ceritanya ke gue. Anjir tapi gue gak nyangka kalian bisa satu kampus. Gila, jodoh kayaknya si Ica sama Ken." Celetukan dari Amanda membuat Aretha berdecak, entah kenapa dia tidak suka kalimat yang dilontarkan Amanda. 

"Gue lanjut ya. Jadi setelah insiden suratnya si Ica nempel di mading, seinget gue Kanoa mulai deket sama Ica, kemana-mana jadi bareng terus sampe kayak perangko. Ngalah ngalahin elo sama Delvian deh pokoknya. Lo tau kan Ken gak gampang akrab sama orang. Nah tapi sama Ica, dia bisa. Padahal gue yakin banyak yang ngomporin Ken buat ngejauh dari Ica. Ya lo tau lah SMP Ica gimana, sebelum akhirnya gue tau Ica cakep banget sekarang. Mungkin karena udah puber. Haha" 

Aretha mulai mengernyit, "Apasih lo sok cakep deh. Terus-terus?"

"Dih ngegas, becanda kali Tha. Ya terus gitu deh, sampe akhirnya mereka berantem, udah kayak orang pacaran. Ica marah, katanya sih cemburu sama elo Tha." 

"Hah? kok gue." Aretha mulai tidak mengerti.

"Plis deh Tha, gak usah belaga begok. Ken kan udah suka sama lo dari lama. Jadi kalau katanya Ken sih, dia suka gak sengaja ngebandingin Ica sama elo. Tapi ya jelas aja sih, dari lahir lu cakep kan, jadi mungkin Ica minder sama lo." 

"Sotoy lo Nda. Meskipun brengsek, Ken gak gitu, ngebandingin orang karena cakep. Kayaknya lo deh yang salah." 

Penjelasan dari Aretha berakhir membuat Amanda terbahak. 

"Cie cie dibelain, Aretha udah mulai jatuh cintrong sama Aa' Ken ya? udah mulai sayang ya, udah mulai suka ya.." 

Sadar akan apa yang Amanda ucapkan, gadis itu segera menelan ludah dan menengok kanan kiri takut jika ada orang yang mendengar Amanda bicara. 

Tepat saat itu juga, Kanoa muncul dari balik tembok dan melambaikan tangan ke arah Aretha. 

"Apaan sih lo Nda, udah ah gue mau balik. Bye!" 

Telfon dimatikan sepihak, Aretha melepas headsetnya lalu membalas lambaian tangan Kanoa. Tersenyum kaku, Aretha langsung mengambil helm dan memberikan ke Kanoa. Juga untuk dirinya sendiri pakai. 

"Kenapa lo?" Kanoa yang bingung mendapat ekspresi wajah tidak terduga dari Aretha menjadi penasaran. 

Aretha menggeleng setelah berhasil memasang helm dikepalanya. "Gakpapa." tanpa sadar sudut bibirnya ditarik keatas. 

"Mau langsung pulang atau gimana?" Tanya Kanoa sudah siap mengendarai motornya bersama Aretha. 

"Terserah lo." Ujar Aretha singkat. 

"Yaudah, kalau terserah. Kita jalan-jalan ya." Ujar Kanoa tanpa mendapat persetujuan lagi dari Aretha. "Ohiya, Delvian nyuruh kita gak usah balik lagi ke kampus, dia mau jemput nyokap." 

Aretha mengangguk dari belakang, "nyokap elu?" tanyanya mampu membuat rem motor Kanoa berdecit, seketika motor itu berhenti dan sang pemilik menoleh kebelakang sambil membuka kaca helm full face nya.

"Nyokap dialah beg..." belum sempat Kanoa mengumpat, pinggangnya yang terasa kosong kini dihinggapi oleh dua tangan panjang Aretha. 

Helm mereka berdua sempat bertatapan sehingga membuat mulut Kanoa seratus persen berhenti bicara. Kanoa melotot lalu kepalanya kembali berputar kedepan, melihat kebawah, sedetik kemudian cowok itu langsung tersenyum lebar. 

Aretha mengeratkan pelukannya. 

🍂🍂🍂







ARETHA (A Journal About Love) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang