4. Tertular Tawa

112 34 3
                                    

"Entah sejak kapan, ketawa lo itu udah jadi salah satu kesukaan gue. Udah jadi candu."

-1.2/1.2

.
.
.

DI luar hujan deras. Reina tengah duduk di kursi belajarnya dengan senyum tipis yang tak pernah luntur. Sesekali ia melirik buku berwarna biru navy yang didapatnya tadi sepulang sekolah.

Saat ini Reina hanya memakai kaus oblong dan celana selutut, sementara pintu balkon kamarnya terbuka, membuat beberapa percikan air hujan masuk tanpa permisi disertai angin.

Reina tak peduli dan tak merasa kedinginan, melamun adalah kegiatan utamanya sore ini. Kejadian tadi siang berputar bagai kaset rusak.

"Lo mau bawa gue kemana sih? Ini tuh bukan jalan ke rumah gue!"untuk kesekian kalinya Reina bertanya namun sama sekali tak digubris oleh Reno.

Reina menjitak kepala Reno cukup keras membuat sang empu meringis kesakitan. Reno mengelus bekas jitakan Reina dengan satu tangan dan tangan lainnya untuk mengemudikan mobil.

"Gue tanya sekali lagi, gak lo jawab, siap-siap aja lo sama gue masuk UGD. lo mau bawa gue kemana  Renovaldi Ardiansyah?!" Reina berucap dengan nada tajam dan meninggi sambil mengepalkan tangannya. Mungkin jika versi anime pasti sudah ada aura hitam mengelilingi tubuh Reina.

Reina bersiap meninju Reno. "Panda, lo beneran mau mukul gue??"ah Reno baru mencerna ucapan Reina rupanya.

Reno berpikir jika dirinya ditinju oleh Reina maka otomatis mobil yang dikendarai nya akan oleng. Jika mobilnya oleng dijalankan yang sekarang sedang ramai, Maka tabrakan besar maupun kecil takkan terelakkan. jika ia berpikir untuk menggunakan rem mendadak bisa saja dibelakang mobilnya ada truk kontainer besar ataupun mobil. Bagaimana nasibnya? Dan jika ia memilih banting setir maka apa yang dikatakan oleh Reina akan benar-benar terjadi.

Kesabaran Reina sudah habis. Ia melayangkan satu pukulan ke arah pipi Reno. 1 cm lagi tangan reina menyentuh (baca:meninju) pipi Reno,"sabar panda kita cuma mau ke toko buku"Reno menahan napasnya tanpa sadar.

Reina duduk kembali ketempat nya karena saat akan meninju Reno tadi reina sempat berdiri--ah maksudnya membungkuk.

Reno menarik tangan Reina untuk masuk ke toko buku. Jika tidak ada Reno mungkin Reina akan sangat bersemangat karena toko buku adalah tempat yang cukup disukai olehnya. Sementara Reno mungkin sedikit bingung karena baru beberapa kali ketempat ini.

Reina memutar bola mata jengah saat  Reno tiba-tiba menghentikan langkahnya. Cowok itu membalikkan badan lalu nyengir kearah Reina.

"Gue gak tau dimana tempatnya. Tolong anter gue ke bagian novel sama buku-buku diary dong panda." Reno berucap seraya menunjukan wajah memelas yang sebenarnya dari tadi ingin Reina bogem.

Reina menghela napas panjang dan secara spontan giliran Reina yang menarik tangan Reno. Reno tersenyum lebar saat tangan Reina menggenggam pergelangan tangan nya.

"Noh udah sampe. Jangan kelamaan." Reno menunduk dan Reina ikut menunduk lalu melotot saat ia melihat tangannya mencekal tangan Reno.

Dengan cepat Reina melepas cekalannya lalu mengalihkan pandangannya. Reno mendongak lalu menatap Reina dan tersenyum.

"Oke panda, kamu diem disini aja oke?" Ujar Reno seperti mewanti-wanti lalu mengacak singkat rambut Reina.

Reina sempat terkesiap berberapa saat, "Seharusnya gue yang ngomong kayak gitu ke lo." sanggah Reina lalu duduk disalah satu kursi yang disediakan di toko buku itu.

please don't go [COMPLETE✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang