22.ultah sekolah (2)

60 23 0
                                    

"Bertahan itu kadang lebih menyakitkan dari pada melepaskan."

2.1/2.5

.
.
.
.

"MAKSUD gue brankar." Roy mengangguk kaku lalu menuntun Maura ke brankar.

"Yaudah, gue balik ke lapangan dulu." Maura menatap punggung Roy yang menjauh lalu berdehem canggung.

"Rejeki nomplok ya?" Reina mengering jahil. Maura mendengus, "rejeki apaan? Sakit iya." Reina menarik satu alisnya ke atas.

"Pasti Roy ngomongin panda ya?" Pertanyaan Reno benar dan tak meleset. Maura hanya mendongak menatap langit-langit ruang kesehatan sementara Reina meringis.

"Lo bener No. Udah pasti kan? Lo tenang aja, gak bakal ditikung kok panda lo." Maura terkekeh lalu mengumpat pelan karena Reina menekan luka di dahi Maura

"Anjing! Sakit tai."

"Makannya diem."

"Kan yang sakit kepala gue, bukan mulut gue."

"Gue terganggu karena suara lo."

❤️ Please don't go ❤️

Reno sedari tadi cemberut. Reina yang duduk disebelah Reno menahan senyum. Reina menarik napas, berusaha bersuara dengan intonasi datar.

"Kenapa?"

"Gak!" Reno ngegas membuat Reina tak bisa mempertahankan intonasi datarnya. Ia tertawa singkat.

"Cemburu?" Reina mengerling jahil seraya menoel dagu Reno.

"Kagak. Kalo kata Dilan, cemburu itu cuma buat orang yang gak percaya diri."

"Trus lo dalam kondisi gak percaya diri gitu? Korban film lo."

"Gini-gini pacar kamu."

"Najong!"

Reno memanyunkan bibir nya. Reina mengendikkan bahu lalu mengedarkan pandangannya ke arah lapangan yang tengah menampikan pertandingan futsal antar kelas XI 3 IPA dan XI 4 IPA yang salah satunya adalah kelas Roy.

"Rein, pacar lo itu cemburu kali."

"Eh masa?"

"Iya! Gue cemburu! "Reina dan Maura sukses terbahak karena ucapan Reno yang ngegas.

"Panda, laper."

"Makan."

"Anterin ke kantin." Reno menunjukkan wajah memelas.

"Tuh anak lo minta makan Rein." Rani yang baru saja datang lalu duduk di sebelah Maura ikut mencibir.

"Diem lo berdua. Dasar jomblo!" kini giliran Rani dan Maura yang cemberut. "Ma, Papa jahat"Rani mengadu kepada Reina. Reina memutar bola mata jengah.

"Halah! Ditinggal Reina pergi mampus lo!"

"Mulut lo Ra, minta ditabok ya?"

"Berani lo? Lagipula siapa yang tahu No? Rencana Tuhan itu nggak ada yang tahu."

"Ish berisik. Sirik aja dasar!"

"Udah, jangan debat. Ayo ke kantin." Reno memamerkan senyum lebar lalu menjulurkan lidah nya ke arah Rani dan Maura sementara Reina hanya geleng-geleng kepala.

Benar-benar kekanak-kanakan menurutnya.

❤️ Please don't go ❤️

please don't go [COMPLETE✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang