31. Pergi

64 21 0
                                    

"sampai sekarang, lo satu-satunya alasan kenapa gue takut buka hati."
-2/3

.
.
.
.
.
.

08.30

Reina melirik jam dinding yang ada di kamar Reno lalu menatap Reno penuh simpatik. Cowok itu sedari tadi hanya diam membisu dari awal Reina kemari. Reina menghela napas lalu mengusap pelan bahu Reno.

"Ren? Jangan di tahan kalo mau nangis. Nangis aja."

"Nggak ah, kemarin udah. Malu sama kamunya, haha." Reno tertawa garing. Reina menatap ponselnya yang bergetar.

"Halah, Lo juga kemarin nangis di depan mata gue. Sekarang pake malu segala." Reno tersenyum tipis lalu mengacak singkat rambut Reina.

"Maaf, aku hari ini males ngomong. Kamu katanya hari ini mau pergi sama dua Abang kamu? Nggak jadi?"

"Jadi. Lo istirahat, Tante tadi bilang lo nggak tidur dari kemarin. Ntar sore nggak usah lihat magic hour. Kapan-kapan aja."

"Nggak. Udah janji sama kamu. Harus ditepati."

"Yaudah. Istirahat. Ntar siangan gue kesini."

"Oke, Panda. Sayang kamu."

Reina berjalan menuju pintu kamar Reno yang setengah terbuka. Dengan tiba-tiba Reina membalikkan badan lalu menatap Reno datar. "Awas aja kalo habis gue tutup pintunya lo nangis."

"Nggak. Aku kan cowok. Masa nangis."

"Cowok juga manusia kali No. Udah ah, awas aja lo sampe nangis, gue tabok kepala lo nanti siang."

"Aduh, khawatir nya. Jadi suka deh dikhawatirin. Ehehe." Reina melempar gumpalan tisu yang ia genggam dan tepat mengenai kepala Reno.

"Asu No."

Reina melangkah lebar lalu menutup pintu. Reno terkekeh pelan lalu kekehan itu berganti menjadi isakan kecil.

Reina yang membeku di depan pintu dapat mendengar jelas isakan tangis Reno. Reina menghela napas lalu mengirim satu pesan pada Reno.

Reina
Hei. Mood booster gue nggak boleh sedih lama lama ya. Kayak monyet lo ah kalo nangis. Jelek gitu. Haha.


❤️ Please don't go ❤️


"Reno! Devano yang ganteng dateng!"

Devano membuka pintu kamar Reno dengan kasar. Reno yang bersandar pada ranjang menatap Devano tajam.

"Selow dong monyet! Ga usah teriak-teriak!"

Devano cengengesan lalu berjalan mendekat pada Reno dan langsung menjatuhkan tubuhnya pada kursi belajar Reno. Di belakang Devano, ada Reina, Rani dan Maura.

"Kangen!"

Reno yang menemukan sosok Reina diantara teman-temannya langsung melompat turun dan memeluk Reina dengan erat.

Devano mendengus lalu berdiri dari posisi duduknya dan berdiri di antara Rani dan Maura. "Kangen~"

Tubuh Reina kaku saat Devano dengan tiba-tiba memeluk tubuhnya dari samping. Reina dan Maura menahan tawa sementara Reno masih sibuk memeluk tubuh Reina.

Rani POV

Gawat!

Hatiku berantakan!

please don't go [COMPLETE✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang