39. happy ending

151 25 18
                                    


"Ini happy ending gue?"

-1.2/2.2-

.
.
.

Warning : 1,9k kata akan membuat mabok dan bosen. Mengandung kata kata kasar yang tidak patut dicontoh.

Chap terakhir sebelum epilog! Jadi, selamat membaca!


❤️ Please don't go ❤️

"RENO kampret! Bukan pintunya!"

Pintu dibuka dengan kasar menampakkan Reno dengan muka bantal nya. "Anjing! Kaget gue bangsat!"

Devano tertawa, "mandi ya sayang. Hari ini kan kita ada pertandingan basket, tolol!" Reno menatap Devano tajam dengan mata merahnya yang masih menahan kantuk.

"Panggil sayang lagu, gue tendang muka lo. Liatin!"

Reno membalik badan lalu melangkah dan menjatuhkan diri ke ranjang, "lo sendiri aja ya, yang berangkat. Gue ngantuk." Ucapnya malas dengan mata tertutup.

Devano mendengus lalu melirik laptop Reno yang masih menyala, "ngerjain ginian lo?"

"Hm."

"Dih! Gabisa! Bangun!"

Devano menarik kaki Reno, "lepas! Heh?!" Devano melepas tangannya yang tadi menarik kedua kaki Reno lalu dirinya melangkah mendekat ke ranjang Reno lalu berbisik tepat di telinga Reno.

"Bangun, sayang--adoh!"

Devano memegangi kepalanya karena terbentur kepala Reno yang duduk dengan mendadak. Satu pukulan keras Reno layangkan. "FAK!"

"Bacot. Pergi sana ah!"

"Heh, monyet. Mandi ato gue mandiin?!"

Reno melotot, "kurang keras kalo ngomong. Ngomong lagi coba, deketan sini biar enak gue nampol nya!" Devano nyengir lalu melangkah menjauh dan membuka kamar mandi Reno lalu mengambil handuk dan melempar handuk itu tepat di muka Reno.

Cengiran Devano hilang. Dia berdehem kemudian tangannya menunjuk arah kamar mandi dan memberikan pandangan tajam pada Reno.

"Mandi." Reno balik melempar handuk yang tadinya dilemparkan ke arahnya tepat ke muka Devano lalu bangkit dengan malas.

"Reina dateng. Yakin ga mau berangkat nih?" Mendengar nama Reina, langkah malas Reno berubah menjadi langkah lebar. Tangannya dengan sigap mengambil alih handuk.

Devano mendecak, "bucin njir."

"Mending dong! Gue bucin karena punya objek! Gak kayak elo!" Teriak Reno dari dalam kamar mandi. Devano melotot lalu mendengus.

Terserah Reno sajalah. Lagi pula Reno benar kok, dia hanya tidak punya objek bucin saja.

❤️ Please don't go ❤️


"Gak masuk. Titip ini aja dah gue." Reina menyerahkan minuman ion pada Maura. "Kasih ke Reno."

Maura melihat minuman ion ditangannya lalu menatap wajah Reina yang pucat. "Apaan sih ngelihatin gue kayak gitu?! Ga suka gue!"

Maura mengerjap sementara Reina mendengus dan mengerutkan dahi tidak suka.

Rani meringis lalu memukul lengan Maura. "Kebiasaan lo ah. Udah tau Reina nggak suka dikasih tatapan empati, masih aja ngotot."

Maura yang disalahkan merasa tidak terima. "Ya spontan gue tuh! Salahin teros!"

"Kulino!"

please don't go [COMPLETE✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang