19. keberuntungan

60 27 0
                                    

"Gue tau ini terlalu cepet, tapi gue bener-bener cuma takut kehilangan lo."
-Renovaldi Ardiansyah-
.
.
.
.
.

"NGGAK mau balik aja? Ayo gue anter." Reina menggeleng saat Roy mengajaknya pulang bersama untuk ke sekian kalinya.

"Nggak, gue ada perlu."

"Udah malem loh ini, ntar lo dicariin." Reina mengendikan bahu ringan sementara Roy menghela napas lalu menepuk kepala Reina dua kali dan tersenyum.

"Yaudah. Gue duluan." Roy melambaikan tangannya lalu berbalik dan melangkah menjauhi Reina. Reina menghela napas lalu kembali mengecek ponselnya.

Sudah satu jam Reina menunggu dan Reno masih belum datang. Beberapa kali Reina mengirim chat pada Reno namun tidak dibaca oleh Reno.

Reina membenahi topi rajut biru navy yang digunakannya dan juga merapatkan jaket yang dipakai nya. Jam sudah menunjukkan pukul 5 dan senja sudah datang.

"Ishh..kalo Reno gak dateng, gue bakal jitak kepala nya 5 kali pake kapak! Biar sekalian kebelah jadi dua kepalanya!"Reina terus menggerutu.

Tik Tik Tik

Reina memandang langit yang mulai menangis. Hari ini hujan. Reina suka hujan. Senyum terbit di bibirnya yang sedari tadi cemberut.

Reina mulai menari-nari di bawah hujan yang semakin deras. Ia tak peduli dengan ponselnya. Lagipula ponselnya anti air.

Senyum terukir di bibir Reina. Reina terus menari sampai ada tepukan di bahu nya. Reina menatap wajah orang itu sebentar kemudian mendongak, menatap jaket orang itu yang menutupi kepala nya.

"Maaf apa kita pernah bertemu?" Reina menatap datar Reno, ia masih kesal karena Reno telat satu jam. Itu sudah masuk kategori sangat ngaret untuk Reina.

"Maaf gue telat." Reno mengehela napas panjang saat Reina memilih memunggungi nya. Dia memegang bahu Reina, raut wajahnya sungguh menyesal.

"Tau gitu gue bareng Roy tadi." Sahut Reina sinis. Reno menghela napas. "Maaf, salah gue. Tapi tadi gue beneran ada perlu."

"Ayo masuk ke mobil gue, entar kalo lo hujan hujanan sakit." Reina diam tak merespon. Dia masih kesal. Dan benar benar kesal.

"Apa peduli lo sih? Bukan siapa-siapa gue juga."

"Gue peduli. Ayo."

"Lo pulang aja, gue mau main hujan." Reina maju dua langkah dan lengannya langsung di tarik Reno. Reina sempat terhuyung dan jatuh pada pelukan Reno. Tanpa memberi kesempatan melawan Reno langsung menggendong Reina dan memasukkannya ke mobil karena Reno yakin Reina tak membawa kendaraan.

❤️ Please don't go ❤️

"Panda."

"Rein."

"Panda ku."

"Panda."

"Rein."

"Reina."

"Reina Putri Nugroho."

Reina akhirnya mengalihkan perhatiannya ke arah Reno. Badan Reina sudah sedikit mengering karena pemanas yang ada di mobil Reno. Mobil ajaib.

"Apa? "Reno diam. Reina kembali menyibukkan diri dengan ponsel nya. Ia meng scroll instagram nya yang penuh dengan notif, tapi ia abaikan.

"Tiga hari lagi---gue,--gue,"

"Lo apa? "Reina melirik sekilas Reno dan kembali menatap ponselnya.

"TigaharilagiguekeSingapura."

please don't go [COMPLETE✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang