'Sikap lo ke gue bakal jadi cerminan sikap gue ke elo. Jadi hati-hati.'
-0.0
.
.
."GAUSAH deket-deket Reihan!!"
Reina memutar bola mata bosan untuk ke sekian kalinya. Orang yang ada di depannya terus mengoceh tidak jelas dan menatap Reina sengit dan dibalas tatapan malas oleh Reina. Kadang Reina heran, kenapa hidupnya selalu dihiasi drama tak berguna seperti ini? Kehidupannya sinetron sekali!
"Kenapa?"
Sara-orang yang ada di depan Reina menggeram marah. Ia melayangkan tangan kanannya untuk menampar Reina, namun reflek Reina yang cepat, ia bisa mencekal pergelangan tangan Sara.
"Shut up. Lo berisik tau gak." Reina menatap sara datar. "Dasar bitch!" Sara mendesis tajam dan Reina menatap Sara tajam lalu memelintir tangan Sara hingga tubuh Sara memunggungi tubuh Reina, "sekali lagi lo bilang kayak gitu, gue bakal pasti in lo ada di UGD." Reina berbisik dengan nada dingin hingga membuat Sara merinding.
"Seharusnya lo ngaca, siapa yang pantes disebut jalang disini." Sara meronta tapi cekalan Reina makin menguat.
"Gue ingetin, lo nggak perlu ngemis minta gue jauhin Reihan. Langsung aja bilang ke Reihan kalo lo suka dia."
"Lepasin!" Sara meronta lagi dan Reina melepaskan cekalannya.
Plakk!
Reina memegangi pipinya lalu turun ke bibirnya yang sepertinya sobek. Sara tersenyum licik. Reina mendesis saat merasakan perih bercampur rasa asin darah.
"Jauhi Reihan atau lo bakal dapet yang lebih buruk dari ini." Sara berbalik lalu melangkah pergi dari kamar mandi. Reina tersenyum mengejek.
"Gue digertak kayak gitu? Maaf, nggak mempan."
❤️ Please don't go ❤️
"Ulang tahun sekolah kurang beberapa hari lagi, gue harap orang yang gue tunjuk nanti bisa nge handle dengan baik." Roy menatap satu-satu anggota OSIS kelas 11 karena kelas dua belas sudah tidak aktif lagi sementara untuk kelas sepuluh belum ada pendaftaran dari pihak OSIS dan para guru. Reina menahan ngantuk dan beberapa kali memegang sudut bibirnya yang sudah ia obati.
Reina menggambar abstrak di kertas yang memang disediakan di ruang rapat untuk menghilangkan rasa kantuknya yang semakin merajalela.
"Gue bakal kasih tanggung jawab ini ke lo, Reina Putri Nugroho." Hilang sudah rasa kantuk Reina. Ia menatap malas Roy yang memasang wajah serius.
Reina pov
"Gue bakal kasih tanggung jawab ini ke lo, Reina Putri Nugroho."
Hah? Gimana gimana? Kampret!
Rasa kantuk ku bener- bener hilang nggak tersisa. Astaga, demi apapun aku sangat malas sekali jika disuruh untuk meng-handle acara kali ini.
Aku menatap malas Roy yang ada di kursi ujung tempat rapat berharap agar dia menggantiku dan menyuruh orang lain.
"Gimana Rein? Lo setuju gak?"
Aku menyumpah serapahi Roy yang memilih ku seenak jidat. Dasar manusia kurang garam!
"Gak."
Semua mata mengalihkan perhatiannya pada ku. Menatapku seolah mereka mau makan aku hidup-hidup. Aku malas ditatap seperti itu. Jika boleh, aku ingin mencongkel mata mereka satu per satu. Sayangnya ini negara hukum. Bisa-bisa aku dipenjara. Roy menaikkan satu alisnya menunggu alasan dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
please don't go [COMPLETE✓✓]
Teen FictionAmazing cover by:@ekuivalent #9 mainstream (15122019) #12 tenfic (15122019) #20 Reina (13012020) #31 Reno (13012020) Bagi Reina, Reno adalah parasit dalam kehidupannya yang tenang. Reno membuat hidupnya berputar 180°. Bagi Reno, Reina adalah matahar...