21. jatuh dan selamat.

59 22 0
                                    

"Takdir kita emang cuma di pertemukan bukan untuk disatukan. Sekali lagi, gue di permainkan takdir."

-2.1/2.5

.
.
.
.

"GUE mau jadi yang pertama dan terkahir buat lo. Lo mau gak jadi orang yang gue sayang? Kamu mau gak jadi pacar aku?" Reina menahan napasnya. Reno mengatakannya dengan lancar, tegas dan lugas.

"Reno maaf-"

"Jangan jawab dulu. Besok kalau lo lihat pertandingan basket gue berarti lo nerima gue, kalau enggak gue bakal belajar cara ikhlas."Reina bungkam.

"Gue cuma mau nikmati sisa hidup gue bareng sama lo Rein." Gumam Reno pelan nyaris tak terdengar.

"Reno, gue harap lo gak nyesel lihat jawaban gue besok." Reina memandang langit malam yang kini bertabur bintang.

"Iya. Gue tunggu. Gue..eh aku selalu cinta sama lo-- eh kamu panda."

"Jangan pake aku-kamu, gue geli dengernya." Reina mendengus sementara Reno hanya menampilkan cengiran lalu mengangguk kaku.

"Pulang yuk."

"Ayo."Reno menggenggam tangan dingin Reina dengan harapan bahwa besok semuanya berjalan lancar.

Karena nyatanya, Tuhan dengan baik hatinya mengabulkan harapan Reno. Tapi Reno tidak pernah tau konsekuensi apa yang ia dapat karena dia telah menentang takdir.

❤️ Please don't go ❤️

"Cieeee pajak nih!"

"Pajak, pajak, pajak! Gue dapet pajak!"

"Kagak."

"Sekali kali lah Panda."Rani mengerling jahil sementara Reina memutar bola mata malas.

Reno mendapat poin lagi. Napas nya memburu lalu batuk singkat. Reno merasa pusing tapi ia tak mau mundur. Ada Reina disana, Reno tak mau membuat Reina khawatir.

Reina memandang heran Reno yang membungkuk lalu berbatuk, Reno juga meringis pelan.

Reno menegapkan badannya. "Tiga poin lagi." Reno menguatkan dirinya lalu tersenyum ke arah Reina. Reina diam. Masih berpikir. Ia bahkan tak membalas senyum Reno.

Priiitt

Reno memandang puas angka yang tercetak. Tim nya menang. Reina sadar dari lamunannya.

Reno berbatuk kembali. Berulang kali hingga membuat paru-paru nya sakit dan sesak. Ia meringis pelan seraya memegangi dada nya. Kepala Reno kembali nyeri. Reno tersenyum saat Devano melambaikan tangan lalu mengangkat ke dua ibu jari nya.

Reno berjalan le arah Reina. Reina baru menyadari nya. Gejala-gejala Reno. Serasa ada jarum yang menusuk relung hati nya. Reina melihat dengan jelas, Reno tengah menyengir seraya berjalan ke arah nya.

Brukk

Mata Reina membulat sempurna. Lapangan yang tadinya ramai kini tiba tiba hening. Semua orang shock.

"Reno!"

Reina berlari ke arah Reno yang sudah pingsan.

"Ren.....Reno. Jangan bohong. Gak lucu." Reina menepuk-nepuk pipi Reno pelan.

"Jangan bohong, gak lucu sama sekali." Reina makin menepuk keras pipi Reno. Beberapa orang mulai mengerubungi Reina dan Reno.

"Jangan bohong woy! Bangun lo. Jangan buat Reina khawatir." Devano datang dan mencibir.

please don't go [COMPLETE✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang