20. awalan

62 25 0
                                    

"Semua manusia ada untuk pergi dan artinya kembali. Lantas mengapa ada pertemuan jika ada perpisahan? Untuk menguatkan manusia dalam setiap langkahnya."

-Reina Putri Nugroho-

.
.
.

"EH anjir lo masang nya gak bener."

"Tai, udah bener ini!"

"Bener pala lu mencar, miring bazeng!"

"Ah elah bacot lo! Bu wakil, ini udah lurus kan?"

"Beni, anggota ku yang paling tinggi, turun!"

Beni menuruni tangga, menuruti perintah Reina. Reina mulai menaiki tangga setelah menitipkan berkasnya pada Edo--seorang yang tadi berdebat dengan Beni.

"Done." Reina menuruni tangga dan melihat poster besar yang sudah terpasang di aula.

"Wah Bu wakil hebat. Lurus gak kayak lo, Ben! Masang-nya gak bener!" Edo berkomentar seraya melirik sinis Beni. "Bacot lo Ed, mau bogem?"

"Kejar aja wlee!" Reina hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan keduanya. Reina sempat berpikir bahwa Beni dan Edo adalah pasangan gay, tapi Reina menepis pikiran itu karena gelar Beni. Playboy kelas krupuk dan Edo yang diberi gelar gagal move on, karena belum melupakan mantannya yang kini telah berbahagia dengan pasangan barunya.

"Panda!"

Reina membalikkan badan mendapati Reno dengan rambut lepek dan baju basket yang basah.

"Jangan deket-deket, lo bau." Reina menjepit hidungnya dan menyipitkan mata.

"Yaudah gue lepas aja."

"Apanya?"

"Bajunya lah."

"Lo lepas baju, gue bogem tuh perut."

Reno memegangi perutnya." Kok lo gemesin banget sih panda, pingin peluk deh!"Reno menghamburkan pelukannya ke arah Reina seraya menutup mata.

Grebb

Reno mengendus ngendus seorang yang dipeluknya. "Panda jangan marah ya, lo bau asem. Mana wangi jeruk yang biasanya? Gapapa deh gue tetep suka kok sama lo." Tangan Reno telulur untuk mengelus surai orang yang dipeluknya. "Jangan tersinggung ya, kok rambut lo kasar sih panda, pendek lagi. Sejak kapan lo potong rambut?"

"Pffftt.......hahahahaha!!" Reina terbahak dan memegangi perutnya. Reno membuka matanya dan langsung melepas pelukannya lalu mundur beberapa langkah. Reno salah memeluk orang.

"Astagfirullah haladzim. Gue meluk jin astaga! Mimpi apa gue semalem!"

"Sini bang peluk akuhh lagi. Akuhh juga menyukai mu bang!"Reina semakin terbahak mendengar ucapan Ciko--seorang yang dipeluk Reno, sementara Reno memandang jijik Ciko.

"Sini bang." Ciko mulai maju satu langkah.

"Stopp! Jangan maju." Reno mundur satu langkah.

"Abang bilang abang cintah akoeh." Reina semakin terbahak sedangkan Reno bersiap untuk lari.

"Jijik bangsat! Jauh-jauh sana! Gue cowok tulen! Gue masih suka cewek!" Reno berlari kemudian bersembunyi di belakang tubuh Reina.

"Abang kau selingkoeh!"Ciko menampilkan ekspresi berlebihan dan Reno ingin sekali melempar Ciko ke planet Pluto.

"Jijik bangsat!"Reno berucap sedikit berteriak.

"Anjir kuping gue."Reina memegangi telinga nya karena Reno berteriak tepat di samping telinga kanan nya.

please don't go [COMPLETE✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang