8. Roy si ketua osis

86 33 7
                                    

"Kadang kita terlalu sering jaga perasaan orang lain sampe lupa menjaga perasaan diri sendiri."

-2.1/2.5












Happy reading
















REINA menghempaskan badannya di kursi kantin. Ia meneguk es teh hingga tinggal setengah lalu ia mengipasi dirinya sendiri menggunakan kedua tangannya.

Pukk

Bahu Reina ditepuk oleh seseorang. Ia menolehkan kepalanya dengan malas--menatap seorang yang ada dihadapannya dengan pandangan datar.

"Gue boleh gabung?" Roy. Cowok yang menjabat sebagai ketua Osis duduk di samping Reina tanpa menunggu persetujuan Reina. Reina hanya menatap malas Roy.

Sudah satu minggu sejak kejadian di kamar Rani. Reina masih trauma jika pergi ke mall bersama dua teman nya itu dan soal Roy, dia baru pulang dari olimpiade matematika nya kemarin dan baru masuk sekolah hari ini. Dia membawa pulang juara satu. Lagi.

Reina kembali meneguk minumannya hingga tandas tanpa memperdulikan Roy yang ada di sampingnya.

"Lo gak ngasih selamat ke gue?" Roy bertanya lengkap dengan seringaiannya.

"Gue? Gak lah. Ngapain coba? Lagi pula gara-gara lo pekerjaan gue nambah dan seharusnya lo ngucapin terima kasih ke gue karena gue nyelesein tugas yang harusnya lo kerjain!"Reina menjawab dengan nada jengkel. Roy menahan senyumnya saat melihat wajah jengkel Reina yang menurutnya menggemaskan.

"Lain kali tuh kalo mau pergi olimpiade jangan deket-deket sama hari ulang tahunnya sekolah! Tugas gue tuh jadi tambah banyak!"

"belum lagi ngedekor ini lah, iuran untuk itulah, dipanggil guru suruh ini lah capek gue! Apalagi gue juga ikut ekstra PMR! Kan lo sendiri yang bilang di grup chat Osis kalo semua ekstra sekolah wajib ngasih satu penampilan dan itu malah nambah pekerjaan gue sebagai wakil PMR!" Reina melotot, wajahnya menatap garang Roy.

"Ya maaf kali. Kalo gue bisa nentuin tanggal olimpiade pasti gue atur." Roy berkata dengan sedikit nada menyesal.

"Salah lo sendiri ikut ekstra PMR." lanjut Roy dengan nada santai. Ingin sekali Reina menonjok muka Roy dengan kekuatan penuh.

"Bacot!" Roy terkekeh pelan.

"Lo gak ngebantu dekor?"Tanya Roy setelah sempat hening beberapa saat. Reina menatap Roy dengan pandangan sinis.

"Ngaca kek. Lo sendiri kenapa gak ngebantu?"tanya balik Reina sarkas.

"Gue capek." balas Roy ringan membuat Reina mendengus kasar lalu memutar bola mata jengah.

"kalo lo? Alasan lo kenapa nggak ikut bantu?"

"Gue capek, anggota lo nanya nanya mulu padahal gue udah jelasin."Roy kembali terkekeh pelan sementara Reina kembali mendengus kasar.

"Yaudah gue ke aula utama dulu." Roy mengacak pelan rambut Reina pelan, setelah itu dia melenggang pergi. Reina acuh dan memilih menjatuhkan kepalanya ke meja kantin.

"Panggilan untuk wakil pmr harap segera menuju ruang rapat."

Reina menghela napas panjang. Satu urusan belum selesai satu urusan datang lagi.

Reina bangkit dan sedikit membenahi pakaiannya. Reina tak heran jika hanya dirinya yang dipanggil karena anggotanya sudah ada diruang rapat saat Reina masih rapat dengan anggota osis.

Reina merogoh saku bajunya. Ia mengambil satu bungkus permen karet, membuka kemasan permen karet berperisa stroberi susu lalu mengunyah permen karet tersebut lalu membuang asal plastik pembungkusnya.

please don't go [COMPLETE✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang