7.cctv rumah gue

75 38 2
                                    





REINA turun dari tangga dengan ekspresi sangat datar sementara Rani dan Lovita hanya cekikikan tidak jelas.

"Eh, kalian semua mau pada kemana?" Fino tiba-tiba muncul dari dapur dan membawa beberapa makanan ringan dan minuman kaleng. "Mau kerumah gue bang." Rani menjawab seraya tersenyum sampai matanya menyipit.

Fino manggut manggut lalu menatap wajah Reina---yang sangat datar---dengan sebelah alis terangkat. "dek, lo kenapa?" Fino kembali bertanya sementara Reina hanya diam. Rani dan lovita sudah menahan tawa.

"Hm!"

"Mana kunci mobil nya, gue yang nyetir."

"Gak mau! Lo pasti mau bales dendam sama kita kan?!"

"Kalo gak mau, gue gak ikut."

"Gue bakal paksa lo."

"Gue patahin kaki sama tangan lo berdua."

"Lo nggak akan berani ngelakuin hal itu."

"Ngedeket, biar gue buktiin kalo omongan gue bukan cuma ancaman doang."

Rani dan lovita meneguk saliva nya  susah payah. Fino hanya mengendikan bahu lalu pergi meneruskan jalannya yang sempat tertunda.

"Jangan rusakin mobil gue." Rani mewanti wanti Reina sementara Lovita sudah merasa tidak enak.

"Gue gak janji," balas Reina ringan dengan nada datar. Rani menghela napas lelah dan menatap Reina dengan mata memicing sementara Lovita sudah berjalan duluan ke arah mobil disusul Reina dan akhirnya Rani.


❤️ Please don't go ❤️

"SIALAN LO KAMPRET! BISA MATI MUDA GUE KALO LO NYETIR MOBIL KAYAK NGAJAK MATI!!" Teriakan Rani membuat Reina memutar bola mata malas. Tidak ada yang terjadi. Hanya saja tadi mobil yang dikendarai Reina hampir menabrak truk kontainer, tepatnya truk kontainer nya yang ingin menabrakkan dirinya ke mobil Rani.

Ingat baik-baik dan garis bawahi, HAMPIR.

Wajah Lovita yang duduk di belakang sudah nampak pucat, begitupun Rani. "LO GILA!!" Setelah sekian lama diam Lovita memekik nyaring hingga membuat telinga Reina dan Rani berdengung.

Mobil mendarat mulus di pekarangan rumah Rani. Mereka bertiga langsung menuju kamar Rani yang terletak di lantai dua.

Rani membuka pintu kamarnya pelan dan yang pertama kali terlihat adalah kabel. Iya,  kabel berserakan di mana-mana, 3 laptop di sudut yang berbeda.



Reina pov

Sebenernya aku bener-bener malas ke rumah si kunyuk Rani. Terakhir kali aku kesana, aku cuma nemuin laptop, kabel panjang sama alat yang kedip-kedip nggak jelas.

Kamarnya si Rani lebih mirip tempat servis laptop ketimbang di sebut kamar seorang remaja. apalagi remaja perempuan.

Dan kali ini, kamar Rani masih tetep sama seperti terakhir kali aku datang kesana. Penuh kabel dimana-mana dan tiga laptop yang menyala dan beberapa komputer. Ah aku sudah bilang kan kalau si Rani  ini hacker? Kurasa sudah.

Aku, Rani dan Lovita masuk dan ambil posisi masing-masing. Aku duduk di sofa yang bebas kabel, Lovita tiduran di ranjang Rani bersama beberapa kabel sementara Rani sendiri langsung ke kamar mandi.

Aku berdiri dari posisi duduk ku dan berjalan ke arah salah satu laptop yang menunjukkan aktifitas di sebuah tempat. Mata ku menatap tajam ke arah laptop yang sedang menampilkan pemuda duduk di  sofa dan menghadap ke arah televisi.

please don't go [COMPLETE✓✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang