CEWEK KECE

218 16 0
                                    

"Tuh kan Rah, semua orang yang ada di sini membutuhkan lo. Hanya elo saja yang bisa bicara dan melawan Putri!" Seru Pricilla di tengah perjalanan mereka menuju lapangan.

Rahma yang sedang berjalan di samping Pricilla pun refleks menghentikan langkahnya langsung memutar badannya melirik Pricilla.

"Pricil, aku mohon jangan bilang begitu lagi, karena menurutku semua murid di sini bisa melakukan hal itu bukan aku saja, contohnya saja kamu!" Sanggah Rahma tidak mau dibilang begitu sama gadis di sampingnya.

Pricilla yang berjalan di samping Rahma pun ikut menghentikan langkahnya. "Gue bisa begitu karena ada lo di sisi gue, Rah!" Tukas Pricilla.

"Lagi pula barusan juga selesainya sama Bu Sinta bukan aku!" Celetuk Rahma tampak ketus.

"Iya itu juga, Rah. Tetapi kan elo juga tau, semua murid di sini tidak ada yang berani melawan Putri, karena ayahnya investor terbesar di sekolah. Selain itu dia tuh ketua Cheerleard." Alibinya Pricilla mengayunkan kakinya menyusul Rahma yang kembali berjalan lagi.

Rahma tidak lagi memberikan tanggapan apa pun pada Pricilla mengenai dirinya ataupun Putri hingga mereka sampai di lapangan. Keduanya diam-diaman tidak ada yang berbicara.

"RAH KEMARI!!!" Sebuah teriakan memanggil namanya. Gadis itu menoleh dan mendapati sekumpulan orang yang sedang duduk di pinggir lapangan dengan memakai baju olahraga. Rahma langsung pergi meninggalkan Pricilla yang ada di sampingnya dan segera bergabung dengan Anggrek nya.
Setelah Rahma bergabung sama timnya, Pricilla berlari menghampiri sekumpulan cowok yang memakai baju olahraga. Posisinya berlawanan dengan timnya Rahma, dia menghampiri pemuda dengan postur tubuh tinggi, ganteng mukanya mirip orang Jepang dialah Galih Dirga pacarnya Pricilla.

Ternyata bukan mereka saja yang tampak hadir di lapangan sekolah. Putri dan tim Cheerleard-nya pun ada, mereka sekarang sedang latihan di tengah lapangan.

Datanglah seorang lelaki tinggi berbadan keker seperti badan pegulat, memakai baju olahraga, topi dikepalanya, serta Priwit yang dikalungkan di lehernya, menghampiri tim Anggrek. Beliau termasuk salah satu guru di SMA itu yang mempunyai peranan di ekskul olahraga dari; basket, bola kaki, voli, bulu tangkis dan sebagainya. Selain itu, dia juga memegang mata pelajaran olahraga namanya Asep.

"GALIH!!!" Panggil Asep sambil melambaikan tangannya pada Galih yang sedang berkumpul dengan timnya di seberang lapangan.

Galih pun memutar kepalanya melirik orang yang sudah memanggil namanya lalu terperanjat mendekati Asep sambil diikuti sama Pricilla yang ingin menghampiri Rahma.

"Ya Pak?" Tanya Galih begitu pemuda itu sampai di hadapan Asep dan tim Anggrek.

"Bergabung dengan tim Anggrek, Bapak mau memberikan materi mengenai basket!" Kasih tahu Asep lalu melirik Rahma. "Rah!" Panggilnya.

Rahma mendongak dan menatap Asep yang sedang berdiri. "Ya Pak?" Sahutan Rahma.

"Ganti dulu bajumu?"

"Baik Pak!" Ucap Rahma sambil terperanjat dan berlalu pergi untuk mengganti baju.

Asep memutar kepalanya menoleh ke arah Galih lagi. "Panggil temanmu. Suruh mereka kemari?" Suruh Asep begitu Rahma pergi.

"Baik Pak!" Ujar Galih lalu melirik ke arah teman-temannya yang ada di seberang lapangan. "WOY KEMARI!!!" Teriakkannya memanggil teman-temannya membuat semuanya menghampiri Galih.

"Mana Ramon dan kedua temannya?" Tanya Asep atas ke tidak hadiran Ramon cs.

"Nggak tau Pak!" Jawaban Galih.

"Emangnya tuh anak tidak tau jadwal latihan?" Tanya Asep ngedumel sama sikapnya Ramon yang selalu seenaknya datang dan pergi tanpa aturan.

"Bapak kan tau akan sikapnya Ramon, bagaimana?" Sangkal Galih memberi tahu.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang