DESAS-DESUS

36 6 0
                                    

Dipagi itu Bu Ratna sedang sibuk menyiapin sarapan untuk suami dan kedua anaknya dibantu sama bibi disaat semuanya sedang berada di kamar masing-masing kecuali Rahma.

"Mana Rahma, kok dia belum datang?" Tanya Pak Hendra ke istrinya yang lagi sibuk saat kedua anaknya sudah pada datang.

"Dia sudah berangkat sekolah, Mas!" Kasih tahu Bu Ratna sambil mengalas nasi untuk suaminya.

"Lho kok sudah berangkat. Emangnya sekarang baru jam berapa?" Tanya Pak Hendra dengan bingung.

"Sekarang baru pukul 06.30 WIB Mas. Sedangkan Rahma berangkat pukul 05.30 WIB, katanya takut kesiangan," kasih tahu Bu Ratna seraya menjelaskan.

"Kenapa Rahma berangkat sekolah di jam segitu. Bagiku jam segitu terlalu pagi..." Pak Hendra kembali bertanya.

"Mas kan tau, jarak rumah Mas Hendra dengan sekolahnya Rahma sangatlah jauh berbeda dengan sekolahnya Jasmin dan Eva..." pembelaan Bu Ratna mengingatkan.

Pak Hendra tertegun mencoba mengingat.

"O iya aku lupa!" Cengir Pak Hendra yang akhirnya memaklumi ketidak hadiran Rahma di pagi itu di ruang makan.

Mereka pun sarapan pagi tanpa kehadiran Rahma seperti kejadian semalam. Eva tidak tampak di makan malam. membuat mereka selalu saja kurang satu.

Selang tiga puluh menit kemudian

Rahma pun sampai di parkiran sekolahnya dengan biasa, dia memarkirkan motor bermerek beat ditempat yang biasa ia memarkirkan motornya.

"Hai sayang?" Sapaan Ramon secara tiba-tiba. Tetapi Rahma membalasnya dengan cuek bebek. "Baru sampai ya?" Tebakannya mencoba memikat perhatian Rahma.

Rahma pun turun dari atas jok motornya setelah melepas serta menyimpan helm yang dikenakannya digantungkan dipegangan motor.

"Jangan panggil aku sayang. Karena aku bukan siapa-siapa kamu!" Larangan Rahma melirik Ramon yang masih duduk diatas jok motornya yang diparkirkan disamping motornya Rahma.

"Rah, elo lupakan saja orang yang tidak mencintai lo?" Pintaan Ramon ketika Rahma hendak pergi.

Deg! Sontak Rahma menghentikan langkahnya. Ia kembali memutar badannya melirik pemuda itu. "Apa maksudmu?" Tanya Rahma tampak dingin. "Bayu dan aku saling mencintai," imbuhnya.

Ramon tersenyum miring sama pengaduan Rahma. "Saling cinta?" Cibir Ramon. "Rah, jika cowok culun itu mencintai lo. Dia tidak akan pernah pergi meninggalkan lo." Penyangkalannya.

"Bayu tidak pergi selamanya dariku dan dia akan kembali lagi kepadaku." Elakan Rahma langsung pergi dengan begitu saja memasuki gedung sekolah karena dia tidak mau berpanjang masalah sama pemuda yang tidak bisa move-on darinya.

Rahma berjalan di kolidor sekolah setelah pembicaraannya bersama Ramon di parkiran sekolah. Di sepanjang perjalanannya menuju kelas, dia melihat dan mendengar desas-desus dari para murid disekitarnya. Entah apa yang jadi bahan topik mereka, yang pasti hal baru seperti dulu pada Bayu.

"Hei hei hei. Apa benar ibunya Rahma menilah lagi?" Tanya seorang gadis kepada temannya membuat langkah Rahma terhenti.

"Informasi yang gue dapat sih. Emang benar Tante Ratna menikah lagi. Katanya sama lelaki yang mempunyai dua anak!" Jawaban temannya.

"Jadi mereka menggosipkan pernikahan Mamaku?" Bisikan Rahma mendengarkan dengan jelas apa yang jadi bahan topik pembicaraan mereka.

"Kalau begitu Rahma mempunyai saudara tiri dong?" Ucap yang satunya lagi.

"Bay the way. Saudaranya itu, laki-laki atau perempuan sih?" Tanya cewek yang tadi nanya.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang