Topan berjalan di kolidor sekolah, sambil mengedarkan pandangannya untuk mencari Ramon. Dia berniat memberi tahu pemuda itu kalau Bayu telah menembak Rahma dan mereka jadian.
Setiap tempat yang selalu dikunjungi oleh Ramon cs, Mulau dari; kantin, lapangan, kelas bahkan toilet pun tak luput didatangi oleh Topan. Tetapi tak satupun dari tempat yang didatanginya ada tanda-tanda keberadaan pemuda itu.
"Dimana Bos Ramon berada ya?" Topan membeo setelah dirinya tidak menemukan Ramon di toilet cowok.
Tinggal satu tempat yang belum didatangi oleh Topan, nyaitu tempat nongkrongannya Ramon cs. Dia pun segera bergegas menuju tempat itu.
"Ternyata kalian ada disini." Ujar Topan menghampiri keduanya begitu dirinya menemukan Ramon dan Josua.
Ramon yang sedang duduk di atas meja pun memutar kepalanya melirik kedatangan salah satu antek-anteknya. "Emangnya ada apa elo mencari gue?" Tanya Ramon datar.
"Gue punya berita untuk Bos!"
"Berita apa?" Tanya Ramon sengit. "Jika berita itu tidak penting, nggak usah memberi tau gue!" Larangannya begitu kasar.
"Berita ini sangat penting banget untuk Bos!" Sela Topan menjanjikan. "Asalkan bos tau. Si cowok culun yang mendadak jadi cowok ganteng. Barusan, dia menembak Rahma dan kini mereka sudah resmi jadi sepasang kekasih." Kasih tahunya.
Sontak Ramon membulatkan kedua matanya dengan sempurna. Dia diantara schok dan tidak percaya sama penuturan Topan mengenai Bayu yang menembak Rahma.
Ramon turun dari atas meja langsung menarik kerah baju Topan yang berada dihadapannya. "Elo nggak salah mendapatkan informasi kan?" Tanya Ramon tampak garang dan tidak mau langsung percaya sama ucapan Topan. Ramon benar-benar tidak mau menpercayainya.
Tubuh Topan langsung menegang saat Ramon menarik kerah bajunya. "Enggak bos." Sangkal Topan berkeringat dingin. Ia benar-benar takut melihat mimik wajah Ramon yang bengis.
Dalam ketakutan yang bergejolak di dalam diri Topan. Pemuda itu merogoh saku kelana abu-abunya mengambil benda pipihnya dengan gemetaran. Ponsel itu disodorkannya ke hadapan Ramon.
"Bos, bisa melihatnya kalau tidak percaya." Saran Topan terbata-bata.
Ramon mengambil ponsel itu dengan kasar lalu melepaskan tangannya dari mencengkeram kerah bajunya Topan. Dia melangkahkan kakinya menjauhi Topan dan Josua sambil membuka video yang direkam sama Topan, dilihatnya bagaimana cara Bayu menembak Rahma dan cewek itupun menerima Bayu membuatnya termakan api cemburu. Ramon mengepalkan tangannya penuh amarah, matanya menjadi menakutkan disebabkan hatinya terbakar kecemburuan terhadap Rahma yang lebih memilih Bayu dibandingkan dirinya.
"BERANINYA COWOK CULUN SEPERTI DIA. MEREBUT CEWEK YANG GUE CINTAI!" Amarah Ramon meledak terhadap Bayu. dia pun membanting ponselnya Topan sebagai bahan pelampiasannya. Tetapi ponsel itu ditangkap sama pemiliknya.
"Alhamdulillah gue bisa menyelamatkan ponsel gue!" Syukurnya Topan. "Bos, jangan membanting ponsel gue dong. Ini hp kesayangan gue..." larangannya sambil mengulas-gulas ponselnya.
"GUE NGGAK PEDULI!" Bentakan Ramon membuat Topan melonjat kaget.
Tanpa berpikir panjang, Ramon pun pergi dengan begitu saja sambil menyimpan amarah terhadap Bayu. Kemarahannya ibaratkan petir dihujan deras yang menyambar apa saja, membuat siswa-siswi merasa takut saat melihat Ramon berjalan melewati mereka.
"Kenapa sama Ramon ya?" Tanya seorang siswi begitu Ramon melewati mereka di kolidor sekolah.
"Mana gue tau!" Jawaban temannya sambil melihat kepergian Ramon. "Emm... sepertinya ada orang yang sudah membuatnya tersinggung?" Tebakannya. "Kamu kan tau. Tidak boleh ada yang menyainginya." Mengingatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAKU untuk ADIKKU (END)
Teen FictionRahma yang baru jadian sama Bayu pun harus menjalani hubungan jarak jauh. Bayu pergi ke Korea untuk belajar dan mengejar cita-cita menjadi seorang penyanyi bersama Superband-nya. Sepeninggalan Bayu, kehidupan Rahma sedikit berubah. Ibunya menikah la...