Beberapa hari kemudian¤¤¤¤
Di pagi itu Bayu sedang mempersiapkan diri untuk keberangkatannya ke Korea. Dia memasukan barang-barang yang akan dibawanya ke dalam koper. Setelah dipastikan sudah lengkap dan tidak ada yang ketinggalan. Diapun keluar dari dalam kamarnya sambil membawa koper menjumpai kedua orang tuanya yang sudah menunggu dari tadi.
"Kamu sudah siap berangkat kan?" Tanya sang ayah ketika dirinya melihat anak semata wayangnya sedang menuruni anak tangga.
"Sudah Yah!" Jawaban Bayu baru sampai dibawah.
"Bay!" Panggil Ibunya Bayu sambil menghampiri anaknya.
Bayu memutar kepalanya melirik Ibunya. "Iya Ma?" Tanya Bayu.
"Apa keputusanmu sudah tepat. Kamu udah yakin untuk bersekolah di Korea?" Tanya Ibunya satu kali lagi. Dia masih merasa ragu sama keputusan anaknya.
"Insyaallah Ma! Lagi pula niat kami baik kok, untuk menuntut ilmu dan membanggakan Indonesia termasuk kalian." Jawaban Bayu dengan bijak.
"Ya udah kalau itu sudah tekadmu. Mama dan Ayah hanya bisa berdo'akanmu disini agar kamu menjadi orang sukses dan menjadi kebanggaan kita." Kata ibunya memegang pucuk kepalanya Bayu. Seperti halnya Rahma, ibunya Bayu pun merasa berat harus berpisah sama anak semata wayangnya.
"Amin!" Bayu mengaminin.
"Bay, sekarang Ayah bangga sama kamu dan Ayah kini percaya kalau anakku ini yang asalnya badungan bisa menjadi seorang membanggakan." Ujar ayahnya Bayu sambil mengepuk bahu anaknya.
Bayu menyambut Ayahnya dengan pelukan. "Makasih ya Yah mau percaya lagi sama Bayu?" Ucap Bayu terenyuh kelopak matanya mulai berkaca-kaca.
"Sama-sama. Ini juga berkat perubahanmu, Bay!" Balas ayah mengangkat kedua sudut bibirnya tersenyum tipis. Dia terenyuh sama perubahan Bayu dan tidak nyangka anaknya bisa berubah seperti sekarang ini. Menjadi anak membanggakan.
Senyum ibunya Bayu perlahan mengembang, terlihat sangat tulus ketika dirinya melihat keharmonisan anak dan suaminya.
"Ayo kita berangkat. Nanti teman Superband mu dan Pak Surya menunggumu di Bandara," teguran sekaligus ajakan ibunya Bayu mengingatkan.
Keduanya segera melepaskan pelukan itu. Ayahnya Bayu mengangkat tangan kirinya melihat benda yang melingkar dipergelangan tangannya menunjukan pukul 09.00 WIB.
"Ayo!" Jawaban Bayu sambil mengangkat tas serta menarik kopernya.
Berangkat lah Bayu bersama kedua orang tuanya ke Bandara Halim Perdana Kusuma.
####
Selang beberapa menit kemudian¤¤¤¤
Begitu sampai di dalam Bandara Bayu beserta kedua orang tuanya menghampiri Pak Surya beserta ketiga sahabatnya Bayu yang lebih dulu berada disana.
"Halau Tante. Halau Om?" Sapaan ketiga porsonil Superband begitu kompak dan sopan. Mereka bertiga silih bergantian menyalami kedua orang tuanya Bayu.
"Hai juga!" Balas ayahnya Bayu ramah.
"Bagaimana kabar Om dan Tante?" Tanya Angga berbasa-basi.
"Alhamdulillah baik!" Ibunya Bayu yang menjawab.
"Ya, sebentar lagi kita akan berangkat," kasih tahu Pak Surya baru datang.
"Anda pak Surya kan?" Tanya sekaligus tebakan ibunya Bayu.
Surya melirik orang itu sambil mengangguk. "Betul!" Jawab Pak Surya singkat. "Kalian pasti orang tuanya Bayu ya?" Balik bertanyanya sambil menebak juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAKU untuk ADIKKU (END)
Fiksi RemajaRahma yang baru jadian sama Bayu pun harus menjalani hubungan jarak jauh. Bayu pergi ke Korea untuk belajar dan mengejar cita-cita menjadi seorang penyanyi bersama Superband-nya. Sepeninggalan Bayu, kehidupan Rahma sedikit berubah. Ibunya menikah la...