PENGADUAN

145 9 0
                                    

Malam harinya¤¤¤¤

Eva belum juga pulang walaupun jam telah menunjukan pukul 00.30 WIB. Seperti biasanya, Jasmin akan menunggu kepulangan kakaknya dengan setia disofa ruangan tamu.

Tit... tit... tit...

Terdengar suara klakson berbunyi di luar rumah menandakan Eva telah pulang. Jasmin segera bergegas menghampiri kakaknya, meskipun dalam keadaan buta ia bisa sampai juga di pintu depan. Jasmin meraba pintu untuk mencari kenop pintu dan membuka kunci bersamaan dengan datangnya PaknHendra dan Bu Ratna dari dalam kamar.

"Kak Eva dari mana saja sih?" Tanya Jasmin begitu pintu itu terbuka, dia merasakan sosok kakaknya dengan bau alkohol yang masuk kehidungnya.

"Itu bukan urusan lo!" Timpap Eva dengan keadaan mabuk berat lagi.

"Kak, Mama dan Ayah menungguin Kak Eva dari siang!" Kasih tahu Jasmin saat Eva hendak masuk.

Pergerakan Eva yang hendak masuk pun tertahan, gadis itu lalu melirik adiknya itu. "Untuk ngapain mereka menungguin gue?"  Tanya Eva nggak jadi masuk ke dalam.

"Mengenai soal Kak Rahma. Ternyata..."

"Mengenai kehamilannya itu?" Tebakan Eva dengan memotong kalimat Jasmin yang belum selesai.

"Iya!"

Jasmin tersenyum miring atas sahutan adiknya itu. "Asal kan elo tau, Ratna dan elo benar-benar bodoh huahahahahaha..." ujar Eva langsung tertawa lepas, suaranya memenuhi ruangan itu. "Kalian semua kecuali Rahma dapat saja gue tipu huahahahaha..." sambungnya kembali tertawa mampuh membuat ketiganya menatung karena schok sama apa yang di katakan Eva ke Jasmin.

"Apa maksud Kak Eva?" Tanya Jasmin sempat bingung.

Eva diam sesaat dan berhenti tertawa. "Asalkan elo tau, gue lah yang membuat elo buta. Gue mendorong lo dari tangga bukan Rahma dan ke bodohan lo, elo menuduh Rahma lah pelakunya..." Tak sadar, Eva sudah memberi tahu Jasmin mengenai kejadian di taman itu membuat gadis itu schok, bukan Jasmin saja Pak Hendra dan Bu Ratna pun ikut schok untuk kedua kalinya.

"Ta tapikan Kak, waktu itu kak Rahma berada dibelakangku bukan kak Eva?" Sangkalan Jasmin di tengah schok-nya karena setahunya, waktu itu Rahma lah yang ada dibelakangnya bukan Eva.

"Huhahahahaha itu lah kebodohan lo cewek buta. Emang waktu itu Rahma ada dibelakang lo. Tetapi tanpa elo sadari, gue mendahului Rahma langsung mendorong lo sampai jatuh tuh tuh..." Kasih tahu Eva sambil mempraktekkan bagaimana Jasmin terjatuh. "Rahma pun waktu itu berusaha untuk menyelamatkan lo tetapi dia terlambat!" Lanjutnya.

Jasmin sempat tidak percaya dengan apa yang sudah dilakukan Eva kepadanya. "Kenapa kak Eva sampai tega melakukan itu kepadaku?" Tanya Jasmin ditengah schok, antara percaya dan tidak percaya.

"Gue tlah menjelaskan semuanya ke Rahma, kalau gue membenci lo. Segala penderitaan lo adalah kebahagiaan bagi gue!" Pengaduan Eva setengah tersadar karena pengaruh minuman alkohol.

Deg! Jasmin merasakan ada yang sakit di tengah dadanya sama penuturan kakak kandungnya sendiri.

Eva melingkarkan lengan kanannya ke leher Jasmin. "Dan elo mau tau kebohodah Ratna?" Tanyanya mirip suara bisikan dapat dirasakan oleh Jasmin hembusan napas Eva di daun telinganya, sambil melepaskan tangannya dari leher Jasmin seraya masuk ke dalam. "DIA PERCAYA KALAU ANAKNYA HAMIL. DENGAN GUE MEMBERIKAN TES PEK ITU KEPADANYA HUAHAHAHAHA..." kasih tahunya lagi sambil berteriak.

Deg! Bu Ratna merasa jantungnya berhenti berdetak detik itu juga dan kedua netranya melebar dengan sempurna, ia benar-benar schok untuk kesekian kalinya oleh pengaduan Eva.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang