Empat Hari Kemudian¤¤¤¤
Bayu berjalan sendirian dengan gaya ciri khasnya; memakai kacamata besar, rambut dibelah dua dan celana di antara perut sambil membawa buku catatan. Dia berniat mengerjakan tugas Bahasa Indonesia membuat puisi di perpustakaan seperti yang lainnya.
Ketika Bayu sampai diambang pintu Perpustakaan, kedua bola matanya tidak sengaja melihat sosok yang selama ini dikaguminya sedang berada disalah satu meja yang terdapat di Perpustakaan. Senyumannya mengembang tak kala dirinya mengingat kebaikan gadis itu, iapun memutuskan masuk dan menghampiri gadis itu. Bayu berharap gadis itu mau menerima kehadirannya.
Pricilla yang duduk saling berhadapan sama Rahma pun menoleh ke arah gadis yang sedang menopang kedua tangannya sebagai penyanggah dagunya. Dilihatnya, buku catatan Rahma masih bersih tak ada noda membuat Pricilla menggelengkan kepalanya.
"Woy..."
Pricilla menepuk bahunya Rahma sedikit keras membuat Rahma sempat terlonjat kaget.
"Ayo buat puisinya, katanya ingin dibantuin kok malah melamun?" Suruh sekaligus teguran Pricilla saat Rahma menatapnya dengan ketus.
"Iya Ini juga aku sedang ngerjain!" Timpal Rahma berdecak kesal karena Pricilla sudah mengagetkannya.
"Ngerjain kok masih kosong?" Sindir Pricilla tidak percaya. "Rah, jangan bilang elo melamunin almarhum ayah lo lagi?" Tebakkannya.
"Iya enggaklah! Aku sedang mencari sebuah kata-kata bukan melamun seperti yang kamu pikirkan!"
"Hei!"
Sontak Rahma dan Pricilla memutar kepala mereka menoleh ke arah datangnya sumber suara. Ada Bayu yang entah sejak kapan telah berdiri di samping Rahma sambil tersenyum tipis.
"Bayu?" Panggil Rahma.
"Bolehkah aku bergabung?" Bayu meminta izin.
"Tentu saja boleh?" Rahma mengizinkan. "Ayo silakan duduk?" Mempersilakannya.
Bayu meraih kursi dan duduk
didekat Rahma membuatnya duduk di samping Rahma terlihat oleh Ramon yang kebetulan memang ada disana dari tadi untuk mengawasi kegiatan Rahma. Melihat cara Bayu mendekati Rahma membuat Ramon sangat marah besar karena Bayu mendekati cewek yang sangat dicintainya."Kalian sedang mengerjakan tugasnya Bu Sinta ya?" Tanya Bayu sambil melihat Rahma yang sedang termenung.
"Iya!" Jawab Rahma sambil mengambil buku paket di hadapannya langsung di bukanya. "Apa kamu sudah mengerjakannya?" Tanyanya sambil melirik Bayu.
"Belum!" Jawab Bayu jujur sambil meletakkan buku catatannya di atas meja.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita kerjakan barengan saja?" Saran Rahma memberi pendapat.
"Emangnya boleh?"
"Boleh kenapa enggak!" Sela Rahma melirik Pricilla. "Ya kan Pric?" Tanyanya meminta persetujuan dari Pricilla.
"Terserah elo saja!"
"Tuh kan Pricilla juga mengizinkan!"
Ketiganya kembali melanjutkan mengerjakan tugas membuat puisi karangan sendiri tanpa menyontek, menjiblak, menulis ulang, dan setiap murid puisinya harus berbeda tidak boleh ada yang sama bagaimanapun bentuk maupun isi tetap tidak boleh sama. Walaupun ketiganya mengerjakan secara bersamaan, isinya menurut pikiran masing-masing. Mereka saling membantu satu sama lainnya.
####
Lima menit kemudian¤¤¤¤
Pricilla mengangkat kepalanya dan tidak sengaja melirik Bayu. "Gue lihat dan gue perhatiin dari tadi Bayu selalu memperhatikan dan memandangi Rahma?" Pikir Pricilla di dalam hati sambil memperhatikan gerak-gerik Bayu seperti Ramon ke Rahma ataupun Galih padanya. "Dan gue pun merasa Bayu selalu berusaha mendekati Rahma?" Pikirnya lagi. "Apa Bayu menyukai Rahma?" Tanya hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAKU untuk ADIKKU (END)
Ficção AdolescenteRahma yang baru jadian sama Bayu pun harus menjalani hubungan jarak jauh. Bayu pergi ke Korea untuk belajar dan mengejar cita-cita menjadi seorang penyanyi bersama Superband-nya. Sepeninggalan Bayu, kehidupan Rahma sedikit berubah. Ibunya menikah la...