MIMPI RAHMA

121 11 2
                                    

Selang beberapa bulan kemudian¤¤¤¤

Rahma belum juga sadar dari koma nya membuat Bu Ratna makin pilu. Apalagi sebelum Rahma koma, hubungan mereka berdua sempat berantakan karena fitnahan Eva. Itu lah yang membuat Bu Ratna merasa bersalah karena seharusnya beliau selalu ada untuk anaknya, men-suppor agar Rahma bisa semangat hidup menghadapi penyakit kangker darah yang di derita oleh gadis itu.

Bu Ratna dengan setia menunggu Rahma siuman dari koma seperti hari itu. Beliau duduk manis di kursi samping brankar anaknya yang sedang terbaring koma.

"AYAH!!! AYAH!!! AYAH!!!" Rahma mengigo dengan memanggil almarhum ayahnya membuat Bu Ratna melirik Rahma sambil terperanjak.

"Sayang, ada apa denganmu?" Tanya Bu Ratna menjadi cemas melihat Rahma yang sedang mengigau, Bu Ratna pun membelai rambut Rahma. "Sayang, tenang lah Mama ada di sini untuk slalu menemanimu," ucapnya dengan berharap Rahma bisa mendengarkannya.

Bu Ratna berusaha menenangkan anaknya yang sedang mengigau sampai Rahma kembali tenang lagi. Begitu Rahma kembali tenang beliau pun duduk lagi.

"Bagaimana keadaan Rahma, Ma?" Tanya Pak Hendra yang baru datang ke rumah sakit lagi sambil membawa Jasmin.

Bu Ratna mendongakkan kepalanya melirik suaminya. "Mas!" Panggil Ratna sempat menghela napas keluhan. "Keadaannya masih saja begini, Mas. Aku nggak tau kapan Rahma akan siuman," kasih tahunya langsung mengeluh meratapi keadaan anaknya.

"Kenapa Kak Rahma menyembunyikan penyakitnya sama kita?" Tanya Jasmin berdiri disamping ayahnya dan Rahma disebelahnya lagi sambil meraba-raba karena ingin menyentuh tangan kakaknya itu.

"Mungkin dia tidak mau melihat Mama sedih, karena sejak dulupun Kakakmu lah yang slalu menghibur Mama dan dia lebih kuat serta lebih tegar dibandingkan Mama!"

Jasminpun sempat termenung ketika Bu Ratna bilang 'Dia tidak mau melihat Mama sedih' membuatnya ingat sesuatu berkaitan sama ucapan itu.

Beberapa bulan yang lalu¤¤¤¤

Jasmin baru pulang sekolah. Dia pun berjalan dibantu sama tongkat berniat masuk ke dalam rumah.

Brukkk

Jasmin terjatuh karena dirinya tersandung anak tangga depan rumahnya, ketika dirinya baru menaiki tiga anak tangga.

"Aduh sakit!" Jasmin merintih kesakitan dibagian lututnya.

"Astagfirullah Non Jasmin?" Ujar si Mbok yang baru membuka pintu rumah. Beliau pun langsung menghampiri anak majikannya.
"Mari si Mbok bantu?" Tawarannya langsung membantu Jasmin berdiri serta mempapah sampai ke dalam.

"Mbok!" Panggil Jasmin begitu duduk manis di sofa.

"Iya non?" Timpal si Mbok hendak pergi.

"Makasi ya?"

"Sama-sama!"

"Bukan untuk hari ini saja. Tetapi semua kebaikan Mbok selama aku buta. Makasih Mbo tlah jadi pahlawanku..."

Si Mbok sempat termenung "Enon!" Ucap si Mbok.

"Ya Mbok?"

"Sebenarnya bukan si Mbok yang melakukan itu semua,"

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang