DIAM-DIAM SUKA

52 10 0
                                    

Ke Esokkan Hari¤¤¤

Kebetulan hari itu hari minggu jadi Rahma tidak sekolah dan dia sedang berada di dalam kamarnya sehabis menelepon Bayu hanya sekedar menanyakan keadaan Bayu karena masih merasa khawatir atas keadaan Bayu.

Ceklek

Suara pintu kamarnya Rahma terbuka oleh seseorang membuat Rahma yang habis menelepon Bayu melirik pintu kamarnya.

"Hei lagi ngapain?" Tanya Pricilla dibalik pintu kamar Rahma yang terbuka sambil menengok.

"Kok cepat banget sih datangnya?" Tanya Rahma menunjukkan sikap heran atas kedatangan sahabatnya.

"Perasaan, aku baru saja menelponmu? Kok sudah nongol aja!" Lanjutnya.

Pricilla langsung masuk ke dalam menghampiri Rahma yang sedang duduk di atas Springbed-nya sambil melihat kedatangannya. "Barusan saat elo menelpon gue, gue sudah ada di depan rumah lo!" Basa basi Pricilla.

"Kalau tau begitu aku nggak usah menelponmu!"

"O iya! Sedang menelpon siapa nih?" Tanya sekaligus goda Pricilla sambil duduk di samping Rahma.

"Bayu!"

"Ohh, mengenai kemarin di sekolah ada yang mem-bully dia lagi?"
Rahma mengernyit heran. "Kok kamu tau?"

"Tadi Galih memberi tau gue. Ramon membuat ulah lagi di sekolah..." Pricilla pun langsung menceritakan apa yang sudah dikatakan Galih padanya.

"Itulah makanya aku merasa masih mengkhawatirkan keadaannya!"

"Rah!"

"Iya?"

"Elo sadar nggak sih?"

"Apaan?"

"Jika sikap lo ke Bayu tuh sudah berlebihan?"

"Itu mungkin perasaanmu saja!" Timpal Rahma.

"Enggak Rah?"

"Udahlah!" Sangkal Rahma sambil terperanjat mendekati meja belajarnya lalu mengambil sebuah buku catatan yang kemarin ketinggalan di perpustakaan. Setelah itu, ia kembali lagi menghampiri dan menyerahkan buku yang sudah dibukanya di atas pahanya Pricilla. "Bisa kan kamu mengoreksi puisi buatanku?" Pintaannya.

Pricilla menghela napas dengan gusar karena jengkel sama sikapnya Rahma yang sengaja mengalihkan pembicaraan mereka. "Ya baiklah!" Ucapnya menampakkan kekecewaan.

Diambilnya buku milik Rahma dari atas pahanya langsung dilihat untuk memberikan penilaian pada puisi buatan Rahma.

"Bagaimana puisiku?" Tanya Rahma begitu penasaran. "Acak-acak ya kan, ngaur kan..."

"Belum juga gue baca sudah nanyain? Tenang dulu dong segala sesuatu kan ada prosesnya!" Protes Pricilla.

"Ya baiklah!"

Pricilla fokus lagi pada puisi buatan Rahma tanpa mengeluarkan suara hanya mengepreskan sama wajah yang mengerutkan kening.

"Tuh kan apa yang gue bilang, elo bisa membuat puisi!" Ucap Pricilla sambil memberikan buku itu ke Rahma.

"Jadi?" Tanya Rahma sambil melihat puisi karyanya.

"Puisi lo lumayan bagus!"

"Benar kah?"

"Iya! Tinggal bagaimana elo membawakan puisinya..." Pricilla meyakinkan Rahma. "Ayo kita mulai latihannya?" Ajakan Pricilla sambil menyuruh.

"Iya!"

Rahma pun terperanjat dari duduknya, berdiri di depan Pricilla sedikit jauh. Mulailah Rahma latihan membacakan puisi karyanya untuk praktik bahasa Indonesia yang akan dilakukan hari esok.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang