TAWARAN

38 8 0
                                    

Rahma memberhentikan motornya tepat di depan gerbang rumahnya Bayu. Dia yang duduk di atas jok motornyapun menoleh dan mengamati rumah yang jadi tempat tujuannya.

"Apa benar ini alamat rumahnya Bayu yang diberikan Galih kepadaku?" Tanya Rahma dibenak pikirannya. Dia merasa ragu sama alamat yang diberikan Galih mengingat Bayu tuh selalu berpenampilan sederhana, tidak pernah satu kalipun menunjukan kalau pacarnya itu anak orang berada.

Rahma turun dari atas jok motornya yang di standar-kan lalu melangkahkan kakinya mendekati gerbang rumah itu. "Permisi... permisi... permisi..."
ucap Rahma sambil celingukan mencari keberadaan satpam yang menjaga rumah itu.

Muncullah seorang lelaki dengan postur tubuh kekar memakai baju seragam security menghampirinya. "Ada perlu apa ya?" Tanya Mang Agus ke gadis yang baru dilihatnya.

"Maaf saya mau nanya. Apa ini kediaman keluarga Diansyah?" Tanya Rahma.

"Betul. Ada perlu apa ya?" Jawab sekaligud tanya Mang Agus lagi.

"Emm... anuuu ituu..." Rahma sempat  bingung harus bilang apa. "Duh aku harus bilang apa ya?" Tanya batinnya jadi bingung dan serba salah. "Emm apa dikeluarga Diansyah ada yang namanya Bayu Ardiansyah?" Tanyanya ingin memastikan sambil kembali menatap Mang Agus.

"Ada Mbak!"

Mendengar jawaban yang keluar dari mulut Mang Agus membuat hati Rahma menjadi tenang.

"Saya teman sekelasnya Bayu Ardiansyah. Saya datang kemari mau menjenguknya. O ya, nama saya Rahmawati."

Mendengar nama perempuan itu bernama Rahmawati. Dengan cepat, Mang Agus membuka gembok langsung membuka gerbang.

"Maaf Non saya tidak mengenali Enon."

"Nggak pa pah kok emm..."

"Panggil saja Mang Agus!"

"O ya Mang Agus, apa Bayunya ada?" Tanya Rahma dengan sopannya.

"Ada non. Silakan masuk!"

"O yah. Dari siapa Mang Agus tahu mengenai saya?" Tanya Rahma hendak mengambil motornya.

"Den Bayu!" Jawaban Mang Agus. "Dia selalu menceritakan kebaikan Enon kepada kami..."

"Ohh!" Ujar Rahma sambil berlalu pergi untuk mengambil motornya.

Rahma menaiki motornya sambil di jalankan memasuki gerbang rumahnya Bayu hingga sampai di depan rumah itu. Rahma turun dari atas jok motor yang sudah distandarkan, langsung bergegas menuju depan pintu rumah itu.

"Kenapa jadi gugup begini sih?" Keluhan Rahma merasa gugup untuk menemui Bayu, ketika dirinya hendak membunyikan bel rumah itu. "Apa yang harus aku bilang jikalau Ibunya Bayu yang membuka pintu?" Tanya hatinya sempat bingung, membuatnya berpikir. "Atau aku coba belajar dulu ya?" Pikirnya.

Dia pun memutar badannya membelakangi pintu. Rahma berdehem dan menghela napas pelan, menata kalimat-kalimat dikepalanya sebentar.

"Selamat sore Tante. Apa Bayunya ada?" Rahma mulai berlatih merangkai kata.

"Atau emm... halo Tante. apa kabar? Bayunya ada?" Rahma bermonolog sendiri.

"Jangan jangan jangan yang itu. Nanti dibilang kurang sopan." Elakan Rahma bermonolog lagi sambil berpikir. Dia pun memutuskan ucapan yang pertama yang akan dipakainya.

####

Tingtung... tingtug... tingtung...

Suara bel rumahnya Bayu berbunyi. Menandakan ada orang yang datang menamu terdengar oleh ibunya Bayu yang hendak pergi ke dapur.

MATAKU untuk ADIKKU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang