Rahma menjalani hari-harinya seperti biasa. Seorang pasien di rumah sakit itu dengan kondisi yang baginya tidak berdaya, hanya berbaring di atas brankar. Jikalau dirinya merasa penat, dia pergi ke taman rumah sakit. Tetapi bedanya, sehabis pulang sekolah, Pricilla selalu datang bersama Galih, untuk sekedar belajar bareng. Apalagi sebentar lagi akan menghadapi UN (Ujian Nasional). Bukan mereka saja, Putri pun selalu datang karena dia telah menjadi sahabatnya Rahma. Ramon juga selalu hadir untuk mengejar cintanya yang belum padam terhadap Rahma.
Waktu itu Rahma sedang berada di taman rumah sakit untuk menghilangkan kejenuhannya.
"Hai Rah?" Sapa seseorang secara tiba-tiba.
Rahma pun melirik orang yang telah menyapanya. "Devi!" Panggil Rahma ke orang itu.
Devi langsung menyuginkan senyuman tipisnya. "Maaf ya, baru hari ini aku bisa menengokmu?" Ucap Devi telah berdiri disampingnya Rahma.
"Nggak pa pah kok. Emangnya selama ini kamu kemana saja?"
"Ada, aku nggak sempat aja karena aku harus membantu kedua orang tuaku mencari uang. Apalagi sebentar lagi aku akan keluar sekolah. Aku berharap bisa kuliah." Ujar Devi di ujung kalimatnya ada helaan napas panjang seperti sedang memikul beban berat.
"Insyaallah bisa, asalkan kita punya tekad yang kuat. Lagi pula kamu itu tergolong murid yang berperestasi. Nggak mungkinlah bermasalah,"
"Iya itu juga. Tetapi tanpa uang tetap saja kita tidak bisa,"
Rahma sempat termemung mencerna ucapan Devi dan kehidupan dengan ekonomi yang rendah. Jujur sih, dirinya tidak pernah mengalami hidup susah seperti Devi. Kedua orang tuanya kan orang kaya. Sedangkan Devi? Mereka berdua ibaratkan langit dan bumi.
"O ya Vi, bagaimana sekolah?" Tanya Rahma ingin tahu.
"Bagaimana apa ya?" Devi balik bertanya karena kurang paham apa yang dimaksud sama Rahma.
"Mengenai cewek kece. Apakah di sekolah sudah tenang dari orang-orang begitu?"
"Masih yang sama meski Eva tlah dikeluarin. Kini Rere lah yang jadi penguasa dan sifatnya itu lebih dari Eva. Sekolah pun makin resah ulah mereka..." Devi langsung menceritakan mengenai keadaan sekolahnya begitu panjang lebar.
Selang beberapa menit kemudian¤¤¤¤
Devi membantu Rahma yang ingin kembali ke ruangannya. Dia merasa bosan berada disana selain harus istirahat.
Tiba-tiba ditengah perjalanan, mereka melihat Ramon sedang berkelahi sama Davit. Rahma langsung menghampiri Jasmin yang sedang ketakutan.
"Itukan Ramon!" Bisikan hatinya Devi sambil menyusul Rahma untuk menghampiri Jasmin yang ketakutan.
"Jas, kamu nggak papah kan?" Tanya Rahma meraih lengan Jasmin.
"Kak Rahma." Ucap Jasmin mempererat penggangannya.
"Iya ini Kakak!"
"Kak, tolong panggilin orang untuk menghentikan perkelahian itu?" Pintaan Jasmin sambil ketakutan. "Aku nggak mau, jika Dav sampai terluka oleh orang itu," Rengekannya.
"Rah," Panggil Devi telah gagal menghentikan Rahma yang sudah melangkahkan kakinya menghampiri kedua lelaki yang sedang berkelahi.
"HENTIKAN!!!" Suruh Rahma setengah teriak. Tetapi keduanya enggan mendengarkan larangan itu. "RAMON!!!" Panggil Rahma sambil membentak.
Ramon langsung berhenti berkelahi saat mendengar suara wanita yang dicintainya memanggil namanya. Dia memutar kepalanya melirik wanita itu, "Rahma!" Panggil Ramon begitu kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAKU untuk ADIKKU (END)
Teen FictionRahma yang baru jadian sama Bayu pun harus menjalani hubungan jarak jauh. Bayu pergi ke Korea untuk belajar dan mengejar cita-cita menjadi seorang penyanyi bersama Superband-nya. Sepeninggalan Bayu, kehidupan Rahma sedikit berubah. Ibunya menikah la...